Selamat hari raya idul fitri bagi kawan yang merayakannn
Mohon maaf lahir dan batin ya, semua. Maafin kalau aku ada salah kata sama kalian baik secara sadar maupun tak sadar. Karena manusia tak ada yang sempurna.
Gimana puasanya full gak?
Happy Reading
Stay safe and healthy
❤❤🙌❤❤Pagi ini gak tahu kenapa, Chan ngajakkin Seungmin ke Kantor. Seungmin tahu jelas kalo si Chan itu ngerti kalo dia itu males kalo disuruh pergi ke Kantor begini. Biasanya sih Chan bakal pake jurus ancaman mautnya buat maksa Seungmin. Tapi kali ini, dia gak ngelakuin itu sama sekali. Iya, setelah adegan pengakuan dia.
Hal itu jujur cukup menggerakkan hati Seungmin buat percaya sama Chan. Cuma sedikit sih tapi. Dikitnya pake banget. Harusnya sih enggak ya, apalagi Seungmin itu tipe yang selektif pake banget kalo urusan begini. Bagaimanapun ini bukan hanya perkara masa depan Seungmin, juga masa depan Yeji.
Kira-kira apa yang membuat Chan segitu yakinnya sama Seungmin. Sampai-sampai berani langsung mengambil langkah besar menjadi tunangan. Bukan hanya pacaran seperti anak muda yang sedang dimabuk cinta.
Ah iya, apa Seungmin baru sadar atau dia pingsan selama ini bahwa Chan itu adalah tipe orang yang gentleman. Ya, cukup terbukti sejauh ini. Bahkan mereka saja tak pernah berciuman. Sama sekali.
Jika kemarin Seungmin tak menjawab ya atau tidak berarti, acara lamaran Chan kemarin belum keterima, kan? Mengapa Seungmin tidak ingin langsung mengatakan ya atau tidak? Hanya satu alasannya, hatinya belum cukup yakin untuk benar-benar mengijinkan Chan masuk ke dalam kehidupannya. Seungmin merasa, ia masih menjadi orang asing.
Ya, entahlah. Sebenarnya, Seungmin cukup penasaran akan semua yang terjadi. Antara Chaeryeong, Chan, dan Hyunjin. Lebih dominan ke Chaeryeong. Apa yang membuatnya sampai bertindak berlebihan seperti itu?
Jika Chan yakin akan Seungmin, bukankah seharusnya Chan sudah mempercayakan cerita masa lalu yang terjadi pada Seungmin? Namun kembali lagi, Seungmin tak bisa memaksa Chan untuk percaya padanya atau bercerita semuanya tentang yang terjadi. Karena Seungmin yakin bahwa jika Chan sudah siap, ia pasti akan menceritakan semuanya. Mungkin ia hanya belum siap.
"Min, temani aku nanti siang. " Titahnya sesaat setelah ia kembali ke Kantor. Iya, baik author maupun readers-nim gak ada yang salah. Chan balik ke rumah pas jam makan siang. Gak tahu kenapa. Padahal Seungmin lagi waktunya santuy. Malah dateng dianya.
"Kok tumben udah pulang? Mau numpang makan? " Tanya Seungmin penasaran. Gak ada angin, gak ada hujan dateng aja tiba-tiba.
"Lagipula inikan rumah aku sendiri. Ngapain aku numpang makan? "
"Enggak, maksudnya itu tuh mau makan siang terus balik lagi apa gimana? Eh. Tapi bukannya dianterin sama supir kesana? " Seungmin nanya sendiri, jawab sendiri. Terserah dah.
Chan terkekeh melihat Seungmin yang berbicara dengan dirinya sendiri.
"Sengaja, hari ini aku kerja sampai siang aja. Karena aku mau ajak kamu sama anak-anak. " Jelas Chan.
"Lah? Kemana? "
"Aku bakal nunjukkin ke kamu bahwa aku serius sama kamu. "
Makin bingung Seungmin. Udah dah iya-in aja. Setidaknya ia harus lihat dan kasih kesempatan dulu ke Chan sebelum dia jawab lamaran Chan.
---
Kebingungan Seungmin makin berlanjut. Bukan lagi woee. Tadi mereka pergi sama Hyunjin dan Yeji terus disuruh Chan pake bajunya yang rapi. Emang mau kemana? Malah tadi sempet beli bunga dulu.
Pas banget lagi, si Hyunjin tumben gak kepo sama sekali. Padahal biasanya dia yang paling banyak ngomong. Alias paling banyak nanya. Gak ada abisnya.
Hari ini gak tahu kenapa aura tampan sama dominannya si Chan itu bikin dia terpikat. Padahal ya, dia pake bajunya yang biasa aja gitu. Paling bedanya cuma di rapinya aja. Kalo biasanya dia ke Kantor itu malah gak dikancing tiga kancing paling atas. Tapi kalo ini kebalikannya. Gak tahu, Seungmin suka aja gitu liatnya. Rapi.
"Udah nyampe, turun. "
"Kamu bawa aku kemana? " Tanya Seungmin. Ini tuh krematorium. Ngapain?
Suasananya disini nyaman, tenang, angin berhembus, matahari juga gak terlalu cerah. Jadi gak begitu panas.
"Makanya ayo ikut aku. " Ajak Chan.
"Dad, kita mau liat Halmeoni ya? " Tanya Hyunjin tiba-tiba.
Seungmin kaget setengah mampus. Beneran dong berarti. Chan beneran serius. Sampe Seungmin ditemuin sama ibunya Chan begini.
Semuanya jelas sekarang. Mengapa Chan bilang hal ini bisa dikategorikan sebagai langkah dia yang serius buat hubungan dia sama Seungmin ditambah Chan juga rapi banget.
"Halmeoni! " Seru Hyunjin senang sembari mengunjungi sebuah boks di lemari penyimpanan. Tertata rapi.
"Maaf, Hyunjin emang agak senang kalo ketemu Halmeoni-nya. Walaupun cuma begini aja. " Suaranya Chan agak bergetar ketika mengatakan kalimat terakhir.
"Jangan paksain diri kamu kalo emang belum mau cerita. Mendingan sekarang, kamu kunjungin ibu kamu dulu. Nanti cerita kalo kamu udah siap. Aku siap kapan aja buat dengerin cerita kamu. " Ucap Seungmin sembari tersenyum hangat.
Didepannya kini, Seungmin dapat melihat bagaimana riangnya Hyunjin yang dapat bertemu dengan neneknya. Bahkan ia juga memperkenalkan Yeji sebagai adiknya. Padahal mereka itu lahir pada tahun yang sama dan sekelas. Tapi memang benar, Hyunjin banyak merawat Yeji seperti adiknya sendiri.
"Hyunjin, Yeji, kamu duluan ya ke mobil. Nanti ada Johnny kok disana. " Ujar Chan yang diangguki oleh keduanya.
"Min, sini. Kenalin ini ibu aku. Sandara Park. "
Seungmin jadi gugup ey, mau ketemu ibunya Chan begini.
"Kenalin, Tan. Saya Seungmin. "
"Kamu gak usah panggil Mom Tante. Kamu panggil Mom aja. "
"Eum, yaudah. "
Suasana menjadi hening sementara. Chan yang tampak begitu tegar selama ini juga memiliki sisi rapuh yang tak pernagmh ia tunjukkan ke orang lain. Sirat matanya menunjukkan kesedihan yang mendalam. Seungmin tahu, Chan berusaha menagan tangisnya.
"Udah jangan nangis lagi. " Ucap Seungmin sembari memeluk Chan.
"Lahir, sakit, dan kematian itu hal biasa. Wajar. Jika memang sudah waktunya, kamu gak bisa hentikan itu. Ratapan dan air mata hanya mendatangkan penderitaan buat diri kamu sendiri. Toh, semuanya sudah terjadi. Yang bisa kmau lakuin sekarang itu, melepas dan mengikhlaskan kepergian ibu kamu. " Tutur Seungmin lembut sembari menepuk pelan punggung Chan.
"Sini liat aku. Ikhlasin, okay? Mari kita berharap semoga dikehidupan selanjutnya, jalinan karma kalian masih terhubung yang dapat menemukan kalian kembali. " Ujar Seungmin sambil mengusap air mata yang jatuh.
"Makasih, Seungmin. Makasih banyak, Min. Aku gak tahu gimana kalau kamu gak datang ke hidup aku. "
To be Continue
Kalo endnya masih rada lama gak apa, kan? Aku gak maksa kalian buat stay kok. Tenang aja.
Btw, makin aneh gak sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter ° ChanMin °
FanfictionChanMin area 1 in #스트레이키즈 (2020/05/01) (2020/06/29) Start : 2020/04/28