6. Ngambek

9.5K 527 51
                                    

"Ngapain lo?" tanya Retha dengan menatap tajam Aldof yang duduk di samping ranjangnya.

"Maaf." ucap Aldof sambil mengapai tangan Retha, tapi langsung di tepis.

"Ke mana aja hah? Sekalian aja lo ngilang gak usah balik lagi. " cibirnya.

Aldof pun hanya menghela napasnya dengan kasar, saat tau Retha beneran marah dengannya.

Ini emang salahnya yang tidak mengabari Retha. Andaikan dia gak lupa pasti Retha bakal senang melihat kehadirannya.

"Gak gitu Tha. Dengerin penjelasan gue dulu," mohon Aldof.

"Ga perlu. Lagian gak ada yang perlu di jelasin lagi. " tolak Retha dengan ketus.

"Tha, gue mohon jangan kaya gini. " Aldof menatap Retha dengan sendu.

"Kalau emang lo udah bosen? bilang aja kali Al. Jangan seenaknya lo ngilang tanpa ada kabar. Jangan bikin gue khawatir nyariin lo," geram Retha dengan mata  yang berkaca-kaca.

"Gue gak pernah ada rasa bosen sedikit pun Tha."

Bosen? Bahkan Aldof gak pernah bosen sedikit pun denagn dengan Retha. Justru ia sangat mencintai gadis itu.

"Mungkin selama ini lo butuh kebebasan yah Al?"

Aldof mengerutkan keningnya bingung. Kebebasan apa coba? Gadis itu selalu membebaskan dirinya selama ini, justru ialah yang sering membatasi Retha.

"Maaf, kalau gue terlalu ngekang lo? Gue tau, gue belum bisa jadi cewek yang terbaik. Sifat gue yang kekanakan, mungkin buat lo muak sama gue. " ujar Retha membuat Aldof geram.

"LO NGOMONG APA SIH? SIAPA BILANG LO NGEKANG GUE THA. DAN GUE JUGA GAK ADA KATA MUAK SEDIKIT PUN!!!" bentak Aldof.

Retha terlonjak kaget saat mendengar bentakan cowok itu. Air mata yang sedari tadi di tahan, akhirnya tumpah juga karena tak kuasa menahannya.

"Dengerin gue. Gue gak pernah bosen sama lo. Dan lo gak pernah ngekang gue Retha, "

"Gue cinta sama lo? bahkan gue takut kehilangan lo. Apa lo gak percaya sama gue. Hubungan kita bukan hanya dua bulan atau lima bulan Tha. " Aldof menarik badan Retha untuk di peluk.

Gadis itu menangis dengan kencang, membuat Aldof merasa bersalah telah membentaknya.

"Maaf Tha, maaf. " sesal Aldof mengecup puncak kepala Retha dan mengelus punggungnya berusaha menenangkan gadis itu.

"Hiks Hiks, jahat. " isak Retha dengan memukul dada bidang Aldof.

"Maaf yang. Gue gak sengaja ngebentak lo? Ini emang salah gue, yang gak ngabarin lo. Udah ya? jangan nangis lagi. " Aldof membebaskan tangan Retha yang terus memukul dadanya.

Setelah beberapa menit kemudian Retha sudah mulai tenang dan tidak memukul Aldof, bahkan gadis itu juga membalas pelukan Aldof.

Lalu Aldof mengangkat wajah Retha yang sudah sembab di bagian matanya. Bahkan hidungnya juga terlihat sedikit merah. Aldof pun menghapus sisa air mata Retha, di kelopak matanya.

"Jelek banget, " ejek Aldof.

"ck, mulai...mulai." kesal Retha sambil mencubit perut Aldof dan membuat Aldof meringis kesakitan.

"Sakit yang! Suka banget sih nyubit perut gue. " gerutu Aldof.

"Jelasin sekarang." suruh Retha.

"Jelasin apa? " tanya Aldof pura-pura tak tau.

"Jelasin kenapa lo ngilang seharian gak ada kabar! " ngegas Retha.

"Kapan gue ngilang? "

"Kemarin nyet! kemarin lo ngilang anjir. " sewot Retha.

ALTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang