Sebuah Ungkapan?

181 50 20
                                    

You Are My Fate —

Now Playing : Verivery - My Beauty

Now Playing : Verivery - My Beauty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Yeo (16 tahun)

—°√°•°√°—

*Update spesial butter comeback. Maafkan bila masih ada typo atau kata-kata yang kurang jelas. Berkomentar lah baik-baik, terima kasih dan happy reading, Army!💜*

Setelah mengantar Heejin dan bergegas pergi menuju sekolah. Kini, Taehyung akhirnya sampai di sekolahnya tepat waktu. Pemuda itu berjalan seorang diri melewati koridor kelas dan sesekali menyapa teman-temannya.

"Annyeong!" sapa Taehyung.

"Ne, annyeong!" sapa balik orang-orang di sekitarnya.

Seperti biasanya Taehyung terlihat sangat ceria. Pemuda itu tak henti-hentinya menyapa orang-orang di sekitar, sampai netranya menangkap sosok yang sangat ia kenal berjalan lambat beberapa langkah di depannya.

"Jimin-ssi!"

Jimin terlihat menoleh sebentar, namun dia tak merespon sama sekali. Pemuda itu tetap berjalan tanpa menghiraukan panggilan Taehyung. Hingga Taehyung menghampirinya.

"Annyeong hase ...." Taehyung tak melanjutkan kata-katanya, ketika melihat luka di sekitar area wajah Jimin. "Yaaak! Apa yang–" Belum sempat Taehyung menyelesaikan ucapannya. Jimin memotong lelah, "Diam lah."

Taehyung menarik napas dengan rasa prihatin yang menyelimuti batinnya. Bagaimana tidak? Jimin lumayan babak belur. Sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah, lalu di samping matanya yang sedikit membiru, ditambah dengan wajahnya yang lumayan pucat, membuatnya terlihat sangat memprihatinkan.

"Wae? Siapa yang melakukan ini padamu? Katakan." Taehyung terus mengintrogasi. Sebenarnya, dia sudah menebak hal yang terjadi pada sahabatnya itu. Namun, dia memilih untuk berpura-pura tidak tahu. Tidak ada maksud lain. Hanya saja, Taehyung ingin membuat Jimin jujur kepadanya.

Jimin menghentikan langkahnya. Netranya menatap Taehyung dengan malas. "Berhenti berbicara, kepalaku pusing," ucapnya.

"Baiklah, aku tidak akan bicara. Tapi, ayo kita ke ruang pengobatan." Taehyung menarik tangan Jimin untuk pergi, namun Jimin terlihat menahan langkahnya.

Pemuda itu menggeleng. "Sirro, aku ingin ke kelas saja."

Taehyung berdecak pelan. "Ayolah ..  aku tidak bisa membiarkanmu dengan keadaan seperti ini," ucapnya sambil menarik Jimin lagi dengan sedikit memaksa. Jimin menghela napas, pemuda itu pun akhirnya pasrah karenanya.

You Are My Fate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang