Curiga (2)

18 8 11
                                    

-You Are My Fate-

Now playing : BTS - The Truth Untold

Now playing : BTS - The Truth Untold

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Why did you lie to me?"

***

Tak terasa sudah hampir di ujung Minggu. Tepatnya di hari Sabtu, Syifa membantu Deluna memasak karena teman-temannya akan datang ke rumah untuk membuat project sains mereka yang tertunda.

Syifa tengah fokus mengiris bawang bombay yang diminta oleh Deluna. Gadis itu tak mempedulikan sekitarnya bahkan ketika Yeo mencoba untuk menyomot sushi yang dibuat gadis itu susah payah.

"Kau pandai membuat Sushi, ya," komentar Yeo. Namun, hal itu sama sekali tak digubris oleh Syifa.

Syifa sebenarnya bukan bermaksud untuk mendiaminya, tapi ia bingung hendak menjawab apa. Pasalnya, Yeo terlihat begitu aneh akhir-akhir ini.

Bagaimana tidak aneh? Masa ada orang berubah dalam hitungan hari? Kalau tidak karena sesuatu apalagi?

"Bibi, aku sudah selesai. Sekarang mengiris apa lagi?" tanya Syifa.

Deluna yang tengah menumis bumbu pun menoleh. "Iris tomat saja, Nona."

"Baik!"

Syifa mengambil beberapa tomat dan mencucinya. Gadis itu dengan telaten mengirisnya perlahan.

Yeo yang sedari tadi diabaikan pun berucap kesal. "Yak! Syifa. Aku sedang berbicara denganmu, ya."

Syifa menghentikan kegiatan mengirisnya lalu menatap ke arah Yeo sebentar. "Terima kasih," balasnya singkat.

Yeo mendesis pelan. "Sial, apa aku kurang bersikap baik padamu?"

Tak lama bel pintu rumahnya berbunyi. Syifa pun buru-buru keluar dari dapur dan menghampiri pintu utama.

"Astaga, Nona. Jangan lari-lari. Hati-hati!" seru Deluna sembari menggelengkan kepalanya melihat Syifa yang begitu bersemangat sekali.

Ketika Syifa membuka pintu, ternyata ayahnya lah yang pulang sembari menenteng koper kecil di tangannya.

"Assalamualaikum, putri kesayangan Appa," sapa Daeyoon ramah.

"Walaikumsalam, Appa." Syifa langsung memeluk sang ayah dengan erat, karena begitu merindukannya. Sudah hampir berminggu-minggu, ayahnya jarang pulang ke rumah.

Daeyoon melepaskan pelukannya. "Aigo. Kau sedang memasak, ya. Boleh Appa cicipi makanannya?" tanya pria itu melihat putrinya masih memakai celemek.

Syifa mengangguk. "Boleh! Tapi Appa harus berganti pakaian dulu," ucapnya.

"Wah ... oke! Tunggu, Appa, ya."

You Are My Fate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang