6. menyerah, katanya

2.5K 574 22
                                    

sejak insiden susu coklat itu, jeno terlihat makin menghindar dari auri. cewek itu jelas peka, menyaksikan sendiri bagaimana sang pujaan hati berbalik menjauh setelah mereka bertemu pandang di koridor, bagaimana jeno abai saat auri memanggilnya dan menolak saat diajak juna untuk belajar bersama di kediaman mahanipuna itu.

"napa lu?"

auri menoleh, menatap teman sebangkunya sendu.

"aku dicampakkan, hi."

asahi melongo untuk beberapa saat, mencerna perkataan gadis itu.

"sama bang jeno gitu?"

mendengar namanya saja auri sudah cemberut.

"menurut kamu siapa lagi?"

"ck, aelah" cebik asahi, "gitu aja pundung, katanya mau diperjuangin?"

auri mencebik balik, melepas kunciran rambutnya yang terasa berantakan, "kamu tuh gak ngerti rasanya dihindari sama orang yang kamu suka! kayak, dia bahkan gak sudi lihat muka aku, asahi! huhuu."

asahi sudah tau mengenai insiden susu coklat itu. lusa tepatnya, ia ingat auri sampai menyeretnya kemana-mana hanya agar cowok itu mau mendengarkan ceritanya dengan seksama.

"asahi aku harus gimanaaa?" kini auri merengek, mengguncang tubuh asahi yang masih termenung, "jangan ngelamun nanti kerasukan, heh!"

"coba lagi. itu belum seberapa, lagi pula gue yakin bang jeno menghindar bukan karna gak suka, tapi karna-"

"hm? karna apa?"

asahi mengendikkan bahu, "karna ilfeel?"

"hUAAAA KAK JENO ILFEEL HUHU GIMANA DONG???"

"bang jeno kenapa, ri?"

auri menoleh ke belakang, karena sebelumnya posisinya menghadap samping, "mesta haloo!"

"halo juga" sapa semesta, menumpang duduk di bangku depan auri, "gue denger lo sebut nama bang jeno, kenapa dia?"

"eh? kamu kenal kak jeno?"

mesta mengangguk, "kenal lah, dia kakak sepupuku."

"OH YA?!! KOK AKU BARU TAU??!"

"lagian lo gak nanya" celetuk asahi, fokusnya tertuju pada ponsel di genggaman, "lo juga pasti belum tau kan, kalo bang jeno masuk eskul musik?"

auri menganga, dua fakta baru soal jeno bikin kepalanya terasa pening seketika.

"akh--wait, ini terlalu bertubi-tubi" ucap auri seraya memijat pelan pangkal hidungnya, "mesta, is it true?"

"ya. bang jeno jago nyanyi dan main gitar."

"damn" umpatnya, "gimana makin gak bucin kalo begini?"

"sorry?" sela mesta, "bucin?"

"dia naksir bang jeno, sta."

manik mesta membulat, "oh wow. sekuat itu pesona bang jeno, sampai si anak baru langsung jadi budak cintanya."

auri ingin protes, namun realita memang demikian.

"too late untuk mendaftar di eskul yang sama, right?"

asahi bersandar pada bangkunya, memainkan rambut gadis berisik itu.

"gak juga, iya nggak sih?" tanyanya pada mesta, yang ditatap sekali lagi mengangguk dan tersenyum.

"bang jeno ketuanya, kalo lo bisa bujuk dia, lo beruntung."

"dan kamu tau gimana batunya sepupu kamu itu kan?"

day until he falls in love with me [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang