day until he falls in love with me [✔]

20. cikal bakal prahara

"selingkuh ya lo?"

auri terperanjat, menoleh ke abangnya yang entah kapan sudah berdiri di sebelahnya.

"engga."

"terus?????? yang tadi siapa???"

"temen."

"wah..." juna menatap adiknya tak percaya, "gue nggak percaya ri, gue kira semua udah baik-baik aja."

"apasih bang?" auri mendelik, "itu ojol."

"idih. sekarang pake ngeles ojol segala. lu kalo ada masalah tuh diomongin baik-baik, jangan langsung main belakang gini. ck ck ck, padahal dulu lo yang mati-matian ngejar si jeno."

auri abai, memilih masuk ke rumah, "aku ga ngerti aku gak paham."

jeno meregangkan tubuhnya, dirinya baru beranjak dari duduk seusai belajar saat langit telah berubah kelam. bermaksud melepas rasa penat, jeno memutuskan berjalan-jalan sebentar.

langkah membawanya menuju minimarket, membeli minuman kaleng cincau yang menjadi minuman kesukaan kekasihnya sejak pindah ke indonesia. karena keseringan dicekoki jadinya jeno ikutan suka.

tak disangka ia malah bertemu dengan gadis yang dijumpainya tempo hari.

awalnya jeno ingin terus berjalan dan tak berniat untuk menyapa, namun dari kejauhan gadis itu malah berlari kecil menghampirinya.

"permisi, jeno kan?"

jeno membuang napas, "iya."

si gadis tersenyum senang, "inget gue? risa hehe."

"iya?"

"nice to see you again" ujarnya, "rumah lo deket sini?"

"iya."

"ohh...btw gue sama abang gue habis ke rumah temennya, tuh lagi nunggu di mobil."

"siapa?"

"bang dery."

"temennya."

"hah? oh hahahaha itu--kak dean. lo tau?"

jeno mengangguk, "gue duluan."

"eh! jeno!"

"ya?"

"sama abang gue kenal gak??"

"cuma tau nama. kenapa?"

"gapapa, hehe. ya udah see you jen!"

jeno meneruskan langkah, sekilas melirik mobil rush putih terparkir tak jauh dari minimarket. jeno greget, kenapa mesti di pinggir jalan? minimarket kan punya lahan parkir.

"manusia kadang gak mensyukuri otak sebagai anugerah tuhan yang paling berguna."

ngomong-ngomong soal anugerah, jeno jadi teringat auri, yang juga menjadi anugerah terindah yang diberi tuhan untuknya. sehari tak bertemu saja rindunya sudah menggebu, ditambah ia belum sempat mendengar suara gadis itu hari ini. namun mengingat waktu yang sudah larut membuatnya urung, mungkin auri sudah tertidur pulas sekarang.