9. lampu kuning

2.5K 558 26
                                    

"you ok?"

gadis itu tersentak dan menoleh, melihat semesta sudah terduduk di sampingnya dengan sekaleng minuman cincau di genggaman.

"kenapa disini?"

"kenapa coba?"

auri berdecak, "apasih."

"ya gapapa" jawab mesta, "sekarang gue yang tanya, lo kenapa?"

"aku baik."

"kalau mau bohong pinteran dikit napa."

"kalau udah tau kenapa masih tanya!" jawab auri menendang udara, "sebel!"

"siapa tau lo udah baikan, jadi mau mastiin dulu" katanya, "buat lo, belum pernah nyoba cincau kan?"

auri menggeleng lemah, menerima minuman kaleng itu dari mesta, "thanks."

"nungguin bang juna ya?"

lagi, auri hanya mengangguk, "can you open it for me please?" lalu menyerahkan kembali benda itu.

mesta terkekeh pelan, kemudian membuka tutup kalengnya dengan sukarela.

"thank you" ucap auri sekali lagi, "kamu sendiri ngapain disini? bukannya parkiran mobil di seberang sana?"

"coba noleh ke belakang" titah mesta tiba-tiba.

auri si penurut melakukannya, yang nampak cuma segerombol murid laki-laki yang sedang nongkrong di salah satu gazebo juga.

"what's wrong with that?"

"kayaknya mereka ngomongin lo tadi, terus salah satu dari mereka berniat buat nyamperin lo, lalu gue dateng, dan akhirnya gak jadi" jelas mesta, "just be careful, ri. mereka bukan tipe yang bisa diajak berteman kayak gue dan asahi."

auri tersenyum, "okay. kalau begitu, terima kasih banyak kerlap semesta."

namun ekspresinya mendadak berubah saat melihat seseorang di kejauhan, tengah menatap ke arah dirinya juga.

"sta, aku samperin bang juna dulu ya. kamu hati-hati pulangnya."

"bang juna dimana? mau gue temenin?"

"hah? no, it's ok. aku bisa sendiri" tolaknya halus, "duluan ya, mesta."

"oke, lo juga hati-hati."

auri berbalik dan berlari kecil dari gazebo, menelpon juna sambil berjalan menuju kelas kakaknya itu.

"abang dimana sih?!"

"auri."

"OH MY GOD! YOU SCARED ME" ucapnya ketika sosok jeno tau-tau sudah menghalangi jalannya.

"gue mau jelasin."

tapi auri malah menggeleng cepat, "excuse me, kakak ngehalangi jalanku."

jeno lagi-lagi mengalah, dengan terpaksa memiringkan tubuhnya untuk memberi auri jalan.

gadis itu segera berlari bak dikejar setan, jeno di matanya saat ini terlalu menakutkan.

apa katanya? mau menjelaskan? maaf saja, auri tidak akan kuat.

ia sama sekali belum siap mendengar lelaki tampan itu berbicara panjang lebar di hadapannya, mentalnya belum cukup mumpuni untuk hal semacam itu.

sebenarnya pun, auri sudah tidak marah. ia hanya terkejut melihat sikap jeno yang tiba-tiba mengajaknya mengobrol berdua di depan perpustakaan tadi.

damn, apa jeno merasa bersalah karena sudah membentak dirinya?

pertanyaan itu terus berputar di benak auri, membuatnya lupa akan rasa kecewa yang kemarin melanda.

day until he falls in love with me [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang