Disisi lain.
Dimensional Infinity Fortress
(dah bener belon tulisannye- author persi betawi*plak)
Terlihat beberapa iblis bulan sedang berkumpul, ada douma nakime dan akaza.
"Nee~ apakah akaza-dono? Kudengar Enmu si iblis bawah satu telah kalah?" Tanya douma sambil mengibaskan kipasnya.
"Tck...aku tidak peduli!" Tanpa mempedulikan douma, akaza pun menghampiri nakime.
'Lah anjir, gue di kacangin.' Batin douma yang tersenyum dengan senyuman khas nya.
"Nakime-san, apa kau melihat
muzan-sama?"tanya akaza yang di jawab dengan gelengan oleh nakime."Sepertinya suasana hati tuan sedang tidak baik, belakangan ini dia sedang termenung memikirkan sesuatu." Seru douma sambil menampakkan ekspresi sedihnya.
"Apa kau memikirkan apa yang aku pikirkan, akaza-dono?" Douma yang sedang memikirkan penyebab kenapa muzan termenung pun bertanya tentang pendapat akaza.
"Sepertinya tuan depresi karena kau." Ucap akaza datar.
"Hiks...kau jahat sekali akaza-dono."
Douma yang yang mendengar ejekan akaza pura pura menangis."Seperti nya karena dia." Seru nakime yang berhasil meyakini akaza dan douma.
"Jaa~ pelacur kecil it-" belum selesai douma bicara, tapi kepala sudah hancur oleh akaza.
"Jaga mulutmu bodoh, bagaimanapun juga dia akan menjadi penguasa disini." Seru akaza sambil menusukkan jari nya ke mata douma.
"Are~tapi muzan-sama sudah ditolak loh!!!" Seru douma sambil berlaga sok imut. (douma: gue kan emang imoed* plak.)
"Apa yang kalian bicaran." Tiba tiba muncul muzan sudah berada di belakang douma dengan aura yang menyeramkan.
"Ah...tidak ada apa apa tuan." Ucap douma memastikan. Sebenarnya muzan tahu apa yang sedang di pikiran douma, tapi dia tetap diam.
"Nakime, apa kau tahu dimana keberadaan (y/n) sekarang?"muzan yang berada di depan douma pun berjalan menghampiri nakime.
"Menurut penglihatan saya, (y/n)-sama sedang berada di distrik bunga tempat para pelacur bekerja." Seru nakime sambil memegangi senar biwa nya.
"Kan...aku sudah bilang, dia itu pelac-" tanpa aba aba, kepala douma sudah ada di tangan muzan.
"Diamlah jika kau masih sayang dengan nyawamu." Selesai bicara, muzan melempar kepala douma dan mengenai guci kesayangan milik gyoukko.
"Aku tidak lihat, bisa diulang." Akaza berkata seolah olah puas dengan apa yang ia lihat barusan.
"Apa yang dia lakukan di distrik kotor itu?" Bisa di lihat dari matanya, muzan merasa sendu dengan apa yang ia dengar.
"Sepertinya...dia akan ikut pilar cahaya untuk memburu daki-san." Mata muzan terbelalak karena terkejut, lalu tersenyum.
"Daki ya?" Muzan terdiam sejenak lalu mengembangkan senyum nya.
"Baiklah, pastikan kau mendapatkan nya nakime, kuharap kau bisa di andalkan." Muzan tersenyum lalu menghilang bersamaan dengan bunyi petikan biwa milik nakime.
"Baik tuan, akan saya lakukan." Bisik nakime.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Waaaaaahhh... tempat apa ini?" Bisa telihat dari matanya, (y/n) merasa kagum pada tempat itu.
"Ini adalah syurga para lelaki." Ucap uzui dengan elok nya.
"Syurga?" Tanya (y/n) tidak percaya.
"Iya."
"Apa ayah juga ada disini?" (y/n) terdiam menunggu jawaban.
"Jangan bilang kalau ayahmu..." seru uzui dengan wajah sedikit terkejut.
"Iya, ayah...
Sudah meninggal sejak aku berumur 3 tahun." Seru (y/n) dengan wajah sedih. Uzui sedikit kecewa.
"Hahahahhahah... apa yang kau harapkan dari pilar bodoh itu?" Sepertinya inosuke yang tertawa paling puas.
'Benar kata babi keparat itu, apa yang kuharapkan dari pilar bod- polos ini.' Batin uzui penuh kekecewaan.
"Kau tunggu disini, aku ingin mengantar trio keparat ini ke suatu tempat." Bukan nya mengangguk,
(y/n) malah memiringkan kepala nya pertanda kalau dia tidak mengerti."Kalian mau kemana?" Tanya (y/n) sambil melipat tangan nya di depan dada.
"Urusan lelaki." Tanpa menunggu jawaban dari (y/n), uzui pun pergi besama tanjirou dkk.
'Cih...aku dibuang begitu saja?!' Batin
(y/n) dengan penuh kekesalan. Namun kekesalannya mereda saat dia melihat jajanan dango dan taiyaki di pinggir distrik."Wahh...dango!!! Oji-san, aku beli 2!!!" Bukannya melayani, lelaki itu malah tersenyum aneh.
"Ikutlah denganku." Seketika semua terasa gelap dan dingin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kau sudah sadar nona?" Tanya lelaki yang sedang memegang kipas."Aroma mu sangat manis!!!" Lanjut si lelaki kipas.
"Aku ingin mencic-"
"Jangan mengusiknya bodoh!!!" (y/n) terkejut bukan main saat lelaki berambut pink menendang kepala lelaki kipas itu hingga hancur. Sekarang (y/n) yakin, kalau nyawa dalam bahaya.
Gimana nih mentemen???
Seru ga sih?
Maap kalo garing.
Soalnya author masih umur 13 tahun.
Jadi maklum kalo ceritanya gak baku atau jelas.
Saya juga berterima kasih sama kalian yang udah kasih vote, makasih yang udh baca and komen.
Saya pamit undur diri...
Eh...jejak nya jangan lupa😊👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
KIMETSU NO YAIBA x READERS [END]
FantasyIzuki (Y/n) adalah seorang gadis kecil yang kehilangan kebahagiaan nya, Ibunya dibunuh oleh seorang yang bernama Kibutsuji Muzan. Tapi kesedihan tidak berlangsung lama, saat ia bertemu dengan Ubuyashiki kagaya hidup terasa lebih baik lagipula dia ti...