Aku membulatkan mata ku terkejut ketika merasakan sesuatu yang empuk menyentuh sudut bibir ku.
Aku menoleh kearah Mike yang tersenyum kepada ku.
"Apa yang kau ..."
Orang-orang disekitar seketika hening tidak se berisik tadi. Aku menoleh kemana pusat perhatian orang-orang itu berada.
Aldrich.
Ya Aldrich berjalan dengan tatapan tajam dan aura yang mencekam ke arah ku. Iris mata nya pun berubah warna menjadi berwarna kuning ke emasan, lebih kearah emas terang. Mengerikan.
"Apa yang kau lakukan?!" Tanya nya penuh tekanan, dengan suara berat dan serak nya membuat ku bergetar ketakutan.
"Ak...aku tidak melakukan apapun."
"Alexa ..." Aku melirik Violet yang berhenti sambil memegang beberapa kue di piring yang dipegang nya.
"Tidak melakukan apapun?!!!" Tanya nya lagi. Aku mengangguk pelan.
Apa Aldrich melihat nya tadi?
Beberapa orang bertubuh besar mengelilingi aku, Mike dan tentu saja Aldrich seperti tidak ingin orang-orang melihat kejadian ini.
"Hey lepas kan," ucap Mike yang di pegangi beberapa orang bertubuh besar itu.
Aku menatap Aldrich yang terlihat sangat marah.
"Aldrich aku benar-benar tidak melakukan apapun," ujar ku sambil berdiri menghampiri Aldrich yang berdiri beberapa langkah dihadapan ku.
Aldrich berjalan melewati ku dan menghampiri Mike sambil menarik lengan pakaian nya sampai siku. Aku melihat kearah mereka dengan perasaan yang gelisah.
"Apa yang kau lakukan brengsek?!!" Aldrich mencekik Mike dengan sangat kencang.
Aku mengetahui dari otot dan urat tangan Aldrich yang tercetak jelas di lengannya. Aku terkejut ketika melihat pipi Mike sedikit retak seperti patung yang terkena benturan keras.
Bagaimana bisa?Ah tentu saja bisa, dia kan bukan manusia.
"Brengsek." Aldrich membanting Mike ke tanah membuat sedikit getaran dan retakan di tanah yang ku pijak.
Aku menatap mereka berdua dengan Penuh ketakutan, tentu saja aku ketakutan melihat dua pria yang bukan manusia tentu nya, vampir dan werewolf bertengkar di hadapan ku.
"Aldrich!" Axton berjalan menerobos pria besar yang melingkari kami.
Axton menarik Aldrich agar tidak melakukan kekerasan lebih lagi daripada ini.
"Sudah lah Aldrich jangan di teruskan," ucap Axton menarik Aldrich menjauh dari Mike.
"Tapi... "
"Biar aku yang urus," potong Axton.
"Lihat Alexa ketakutan," lanjut Axton.
Aldrich menoleh kearah ku dan menghampiri ku. Aku berdiri diam kaku ketakutan melihat Aldrich.
"Aldrich ak... Aku... "
Aldrich menarik ku berjalan melewati pria-pria bertubuh besar yang memberikan kami jalan dengan genggaman tangan yang sangat kuat membuat pergelangan tangan ku sakit, tapi aku tidak berani mengatakannya karena Aldrich sedang marah aku takut dia akan sangat marah pada ku.
Suhu tubuh Aldrich jauh lebih hangat dari biasanya dengan mata yang berwarna keemasan yang tajam berjalan dengan langkah yang besar membuat ku sedikit kesulitan mengikuti langkah nya yang dua kali lebih lebar dari langkah ku.
"Kalian lanjutkan pesta nya," teriak Aldrich membuat mereka semua kembali ke aktifitas mereka setelah beberapa saat berhenti melihat kearah kami walaupun tidak begitu terlihat karena di tutupi beberapa orang besar yang mengelilingi kami.
Aldrich masuk kedalam istana. Aku terkejut ketika Aldrich menggendong ku tanpa menatap ku. Aldrich berlari sangat cepat sampai aku menutup mata ku karena angin menerpa wajah ku begitu kencang walaupun ini di dalam ruangan.
Aldrich menurunkan ku di suatu ruangan yang kosong dengan satu jendela yang terlihat berdebu.
"Ggrrhh... "
Aku tersentak dan menoleh kearah Aldrich yang menggeram menatap diriku. Aku berjalan mundur menjauhi Aldrich.
Astaga apakah aku akan menjadi makanan nya saat ini?
Aldrich berjalan mendekati ku perlahan seraya menatap ku tajam.
"Aldrich," panggil ku dengan suara gemetar ketika aku sudah tidak dapat mundur lagi karena menabrak dinding di belakang ku.
Aldrich tepat berdiri di depan ku. Aku memejamkan mata ku menangis. Aku takut sangat takut.
Cup
Aku membuka mata ku ketika merasakan sesuatu yang empuk dan lembut melumat bibir ku. Aku menatap Aldrich yang juga menatap ku. Aku hanya diam saja karena sangat takut melihat Aldrich.
Aldrich mengusap pipi ku dengan lembut dan sedikit membuka bibir ku dengan lidah nya, memainkannya bersentuhan dengan lidah ku membuat ku memejamkan mata ku melupakan ketakutan ku pada Aldrich dan menikmati apa yang Aldrich lakukan pada ku.
Aku membuka mata ku ketika Aldrich melepas ciuman nya. Aldrich menempelkan kening nya di kening ku mengusap pipi ku pelan.
"Jangan lakukan itu pada pria lain selain diri ku Alexa !" Perintah nya dengan penuh penekanan.
Aku menatap matanya, pinggir iris matanya mulai kembali menghitam perlahan seperti biasa namun belum seluruh nya kembali.
"I... iya," jawab ku terbata.
"Kau milik ku!" Tangan nya menjalar memegang leher ku. Aku menelan ludah ketakutan.
"Jawab!!" Teriak nya.
"I... iya."
"Aku akan membunuh makhluk penghisap darah itu." Aldrich menjauh dari Alexa dan berjalan menuju pintu.
"Jangan," ucap ku reflek karena Mike telah menolong ku waktu itu mana mungkin aku melupakan jasa nya itu kepada ku dan membiarkannya mati karena diriku.
"Kau membelanya?!!" Aldrich menatap ku tajam. Dan sialnya iris matanya kembali sepenuh nya berwarna ke emasan.
"Ti... tidak ak... Aku." Entah mengapa aku menjadi sulit berbicara seperti ini.
"KAU MENYUKAINYA?!" Bentak Aldrich membuat ku sangat terkejut.
"Tidak," bantah ku.
Aldrich menghampiriku mencekik ku dengan tatapan penuh kemarahan.
"A... Al... Drich." Aku memukul lengannya yang mencekik ku, aku kesulitan bernapas.
Aldrich semakin menekan leher ku.
"Kau milik ku Alexa!!"
Aku sangat lemas, aku kesulitan bernapas, Aldrich mencengkram leher ku terlalu kuat. Seperti nya aku sebentar lagi akan mati mengenaskan di tangan suami ku sendiri, ku pikir aku akan mati di santap tapi ternyata tidak, aku mati tercekik.
Penglihatan ku semakin tidak jelas, aku sudah tidak bisa bernapas lagi. Astaga sekelilingku menggelap.
Hitam. Gelap. Sendirian. Hening.
"Alexa."
.
.
.Tbc
Klo ada typo blng ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine!!! (Werewolf)
WerewolfRate 18+!!! Bagaimana perasaan mu dikejar-kejar oleh pria-pria aneh dan bertemu dengan pria tampan yang ternyata bukan lah manusia. Dan tinggal dirumah teman baru yang ternyata mereka juga bukan manusia. Aku selalu berfikir apa hanya aku saja yang...