part 1

37.7K 2.2K 34
                                        

Tidak. Tidak.

Apa-apaan ini rumah ku terbakar. Siapa yang berani-beraninya membakar rumahku?! Aku akan tinggal dimana? Aku sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi.

Keluarga ku semua meninggal dalam sebuah kecelakaan ketika kami ingin berlibur dan yang tersisa hanya kakak ku yang bernama Veronica Petrova namun ia sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena sebab yang tidak diketahui, menurut para dokter dia terinfeksi virus dan ada juga yang mengatakan kalau kakak ku keracunan aku tidak mengerti itu semua yang kutahu adalah semenjak itu aku sendirian didunia ini. Dan aku sebatang kara sekarang, nasib ku tidak seberuntung orang lain, aku harus bekerja seharian untuk memenuhi kebutuhan hidupku. Dan sekarang lihatlah rumah ku terbakar.

Sialan.

Percuma saja kalau aku menelfon pemadam pasti rumah sudah menjadi abu ketika pemadam datang, karena jarak rumah ku dengan perkotaan lumayan jauh. Letak rumahku berada didekat hutan, entah lah itu kakak ku yang membeli rumah ini. Namun sial rumahku satu-satunya terbakar, aku akan tidur dimana malam ini.

Aku menatap rumah ku yang sedang termakan oleh besar nya api. Aku hanya diam dan terduduk didepan rumah ku yang terbakar.

"Hiks...hiks...aku akan tinggal dimana sekarang, aku tidak memiliki cukup uang untuk menyewa tempat tinggal."

Aku menangis bukan hanya karena rumahku terbakar. Aku menangisi kehidupan ku yang kelam ini. Aku pernah membaca salah satu buku yang mengatakan kalau kehidupan ini seperti roda yang berputar kadang kita diatas dan kadang dibawah, namun aku bertanya-tanya mengapa kehidupan ku selalu dibawah? Kapan aku bahagia?

Cukup.

Aku tidak perlu berdrama seperti ini lagi. aku menghapus air mataku dengan kasar dan bangkit melihat mobil.

"Setidaknya aku masih mempunyai mobil untuk ku jual dan menyewa tempat tinggal," ujarku menghampiri mobil ku.

Kalau ku jual nanti aku ketempat kerja bagaimana?

Bodoh.

Aku akan menyewa tempat tinggal yang berada dekat dengan tempat kerja ku.

Aku tersenyum memikirkan rencana ku. Ternyata aku tidak sebodoh yang ku pikirkan.

"Tapi ini sudah malam, bagaimana aku menjual mobil ku?" Aku sudah duduk didalam mobil dan melihat kesekitarku yang gelap dan sepi.

"Baiklah aku akan mencari tempat yang aman dan tidur dimobil untuk sementara," gumamku untuk jawaban diriku sendiri.

Aku melajukan mobilku perlahan meninggalkan rumahku yang sudah hampir habis terbakar. Aku menoleh sedikit dan menatap rumahku. Sial. Disana banyak kenangan dengan kakak ku.

Astaga maaf kan aku kak tidak bisa menjaga rumah kita dengan baik. Maaf kan aku.

Sepanjang perjalanan hanya ada mobil ku saja yang lewat dijalan pinggir hutan gelap dan hening ini.

Sial.

Mengapa kakak ku membeli rumah yang tersembunyi berada dihutan. ini benar-benar mengerikan. Aku terus saja menoleh kebelakang, samping dan depan berulang-ulang dan sesekali bersenandung untuk menghilangkan rasa cemas ku.

Ada suara seperti orang berjalan diatas daun-daun kering dan itu menyeramkan. Aku melajukan mobilku dengan kecepatan diatas rata-rata mungkin kalau sekarang aku sedang lomba balapan mungkin aku pemenangnya.

"Shit! Mengapa hidup ku sial sekali," bentak ku ketika mobilku berhenti ditengah jalan yang gelap sepi dan yang paling menakutkan dikedua sisi jalan ini adalah hutan.

Aku mengecek mobil ku ternyata bahan bakar mobilku habis. Aku keluar dari mobil dan mengumpat seraya menendang mobil ku dengan kesal.

"Aduh...duh sakit," ringisku ketika aku menendang mobil ku.

Aku mendengar seseorang terkekeh ketika aku kesakitan.

Shit.

Apakah itu hantu? Atau pembunuh? perampok? Namun apa yang ingin diambilnya dariku, aku tidak memiliki apa-apa bahkan mobil ku saja mogok karena aku belum membeli bahan bakar.

"Hey."

Sial ada yang memanggil ku. Aku menghadap depan dan tidak mau menoleh kebelakang atau pun kesamping. Aku takut.

Apa aku akan berlari saja menuju kota. Tapi itu masih jauh yang ada ketika aku sampai kota aku akan mati kelelahan dengan kaki yang sudah patah dan terlepas dari tempatnya.

Lalu aku harus bagaimana? Aku benar-benar takut sekarang. Aku memejamkan mataku. Dan kurasa yang memanggil ku tadi sudah tidak ada, lalu aku membuka mataku perlahan.

Aku berteriak histeris ketika melihat seorang pria berdiri didepan ku dengan menyeringai.

"Sssttt diam lah." Pria itu meletakan jari telunjukkan kebibir ku menyuruhku untuk diam dan tidak berteriak lagi.

Aku mengikuti perintah nya saja untuk diam daripada nanti aku dibunuh oleh nya. Tapi kalau pun aku dibunuh aku tidak peduli lagi pula untuk apa aku hidup? Apa yang aku perjuangkan? Tidak ada.

"Mobilmu mogok?" Tanya pria itu seraya tersenyum.

Aku mengangguk. Aku menatap pria di depan ku ini yang memakai pakaian hitam dan celana hitam. Apakah pria ini dari pemakaman?

"Jangan menatap ku seperti itu tidak sopan."

Pria itu menatap ku aku pun menatap nya. Astaga. Pria itu tampan juga ternyata. Tidak. Dia sangat tampan.

"Me..."

Ucapan ku terpotong ketika pria itu segera berlari dengan sangat sangat cepat bahkan aku belum sempat berkedip dia sudah hilang dari pandanganku.

"Dia melesat," gumamku yang terbengong menatap pria tadi.

"Ya ampun apa aku berhayal, ya tuhan apa aku sekacau itu sampai berhayal pria tampan tadi," geram ku seraya mengacak rambutku.

"Alexa?"

Aku menoleh kebelakang.

Sial.

Ada yang memanggilku, apa aku berhayal lagi.

Aku memejamkan mata ku dan membenturkan kepala ku dimobil untuk menghilangkan hayalan aneh ini.

Aku menoleh. Tidak ada apapun. Aku membuka pintu mobil dan ingin masuk kedalam mobil namun...

"Alexa elysia petrova."

You're Mine!!! (Werewolf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang