part 24

7K 654 4
                                    

"Mereka menyebalkan," ucap Alexa seraya bersandar pada sofa yang mereka duduki.

"Ya mereka memang menyebalkan."

"Sama seperti diri mu," lanjut Alexa membuat Aldrich terdiam. 

---

Alexa mengelilingi ruangan Aldrich sesekali menyentuh pajangan guci atau sejenis nya yang membuat nya penasaran. Alexa berjalan melewati rak buku besar dengan buku-buku yang tertata dengan rapi tanpa debu sedikit pun, itu sudah pasti para pelayan kastil ini yang membersihkan nya hingga sebersih ini tanpa ada nya debu sedikit pun yang hinggap di buku-buku ini.

"Kau membaca semua buku ini?" tanya Alexa pada Aldrich yang sendaritadi duduk disofa memainkan ponsel nya tanpa memeperdulikan Alexa yang berjalan mengelilingi ruangan nya dan Aldrich juga tidak keberatan dengan Alexa yang selalu  menanyakan ini dan itu.

"Iya," Jawab Aldrich tanpa mengalihkan pandangan nya pada ponsel miliknya.

"Sebanyak ini?" Alexa menatap Aldrich tidak percaya seraya melihat kumpulan buku-buku yang tertata di rak dengan berbagai macam warna namun di dominasi dengan warna yang gelap. 

"Iya, memang nya untuk apa buku sebanyak itu kalau bukan untuk dibaca," ujar Aldrich mengalihkan  pandangan nya dan melihat Alexa yang menatap dirinya tidak percaya.

"Siapa yang tau kalau tujuan mu mengoleksi banyak buku hanya untuk terlihat keren dan pintar di mata orang lain," sahut Alexa mengangkat bahu dan kembali melihat-lihat buku milik Aldrich.

"Jadi kau pikir kalau aku ini keren dan pintar?" tanya Aldrich yang secara tiba-tiba berdiri di belakang Alexa memeluk pinggang nya. 

"Astaga, kau mengejutkan ku!" Alexa melepaskan pelukan Aldrich, berbalik badan dan menatap Aldrich yang jauh lebih tinggi dari dirinya. 

Alexa menatap Aldrich kesal sambil mencoba menormalkan detakan jantung nya yang tentu saja karena terkejut dengan ulah Aldrich yang tiba-tiba muncul dibelakang dirinya tanpa memberi aba-aba terlebih dahulu. Aldrich terus menatap iris mata Alexa membuat Alexa salah tingkah ditatap seperti itu.

"Awas." Alexa mendorong Aldrich yang tidak membuah kan hasil walaupun seinci pun tidak, Aldrich sama sekali tidak bergeser. Alexa mengalihkan pandangan nya kearah lain sambil terus mendorong Aldrich.

"Aku akan bergeser kalau kau memberiku sesuatu," ucap Aldrich.

Alexa mendongak menatap Aldrich. "Apa?"

Aldrich hanya mengangkat bahu seolah tidak tau apa-apa. Alexa menghela napas kasar.

"Aku tidak punya apa-apa kau tau, semua barang yang ku pakai saja kau yang membelinya," ujar Alexa.

"Memang."

"Lalu apa? aku tidak bisa memberimu apapun. "

"Kau memang tidak bisa memberiku harta benda, bahkan permen pun kau tidak bisa memberikan nya pada ku."

"Ck kau ini mengejek ku miskin kan!" Alexa menatap Aldrich sengit.

Aldrich tersenyum tipis sambil mengusap rambut Alexa.

"Kau ini Luna ku, pasangan ku, istri ku, milik ku." Alexa terdiam menatap mata Aldrich yang menatap nya dengan lembut, itu sangat jarang terjadi. 

"Jadi apapun yang menjadi milik ku juga menjadi milik mu, termasuk semua harta ku." Aldrich mengusap pipi Alexa.

"Termasuk diri ku juga milik mu," Lanjut Aldrich. 

Alexa menatap iris mata Aldrich yang berwarna coklat, ya coklat bukan berwarna emas seperti waktu itu ketika Aldrich hampir membunuh nya. Alexa mendekatkan wajah nya kearah Aldrich, mata Aldrich begitu menenangkan membuat Alexa ingin terus menatap nya tanpa berkedip walaupun sedetik. Alexa terus mendekat untuk bisa melihat jelas warna iris mata Aldrich. 

You're Mine!!! (Werewolf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang