part 20

7.8K 667 10
                                    

"Tentu saja, kalian semua mengerikan."

Beberapa yang berada di dekat ku menoleh dan menatap ku dengan berbagai warna iris mata yang tidak biasa membuat ku ingin lari sekencang dan sejauh mungkin dari tempat ini. Ku harap tanah yang ku pijak ini menelan ku sekarang.

"Alexa."  

Aku menoleh dan melihat Aldrich berjalan ke arah ku. Aku bernafas lega akhirnya aku bisa keluar dari tatapan mengerikan mereka.

"Ayo ikut dengan ku." Aldrich menyodorkan telapak tangan nya. Aku masih kesal dengan dengan, aku tidak mau menyentuh nya.

Aku memalingkan wajah ku tidak mau melihat Aldrich yang berdiri di depan ku. Aku mendengar Aldrich berdecak, sepertinya dia kesal karena ku. Aku tidak peduli.

Aldrich dengan lancang nya menyentuh pinggang ku dan mengajak ku pergi, berjalan masuk. Beberapa dari mereka menatap diri ku dan Aldrich, bahkan mereka dengan mudah mengatakan kalau kita pasangan yang serasi, pasangan yang sangat romantis. Padahal sama sekali tidak. Mereka hanya melihat luar nya saja tidak tau perjalanan hidup ku yang dikejar-kejar hingga terjebak disini dengan sekelompok makhluk yang entah apa, yang ku tau hanya manusia serigala dan vampir saja disini.

"Jangan jauh-jauh dari ku," ucap Aldrich berbicara didekat telinga ku.

Aku memundurkan kepala ku menjauhkan dari nya.

"Terserah diriku," jawab ku acuh sambil melihat kearah lain.

"Kita ini sekarang sepasang kekasih, bahkan lebih dari itu."

"Ya aku tau."

Tapi itu kan bukan kemauan ku, dasar pria pemaksa.

"Kita menjadi pusat perhatian yang lain, tampilkan wajah terbaik mu."

"Memang nya wajah ku buruk?!" Aku menatap Aldrich kesal.

Aldrich mencium bibir ku, hanya menempel saja dan itu sudah membuat ku tidak bergerak. Aku tidak bisa melawan nya. Dia seakan-akan menghipnotis ku untuk tidak bergerak.

"Tersenyum, jangan menampilkan wajah seperti itu. Tidak baik." Aldrich mengusap kepala ku dan menatap mata ku dengan tatapan yang lembut, tidak seperti biasa nya.

Matanya, sangat indah. Bercahaya seperti emas.

Tanpa sadar aku mendekatkan wajah ku hingga aku kembali tersadar ketika bibir lembut milik Aldrich melumat bibir ku. Aku membulat kan mata ku terkejut dengan apa yang ku lakukan, aku benar-benar tidak tau, itu diluar kendali ku.

Aku mendorong bahu Aldrich, namun ia memeluk ku dengan erat. Tangan besar nya mendekap tubuh ku yang jauh lebih kecil dari tubuh nya, tangan nya mengusap punggung ku perlahan mengisyaratkan bahwa tidak apa-apa, tidak ada yang perlu di cemas kan. Semakin lama aku pun terbuai dengan permainan Aldrich, dia sangat lembut. Aku menyukai nya.  Aku menutup mata ku menikmati setiap lumatan yang Aldrich berikan.

Aku tau dan sadar saat itu hampir seluruh mata menatap kearah kami yang sibuk saling melumat, namun aku tidak peduli. Aku hanya terfokus menikmati ini semua. Disaat itu, detik itu juga aku seperti tidak merasakan rasa malu lagi. Ya itu semua karena Aldrich. Aku hanya fokus pada apa yang kulakukan pada Aldrich, dan menikmati permainan Aldrich. Untuk pertama kali nya aku merasakan nikmat nya berciuman seperti ini.

***

Keesokan harinya Alexa terbangun di kamar yang asing bukan seperti kamar yang biasanya ia tiduri, ini sangatlah berbeda dominan warna abu-abu dan hitam. Kamar ini lebih besar dari kamar yang kemarin di tempati, kamar ini sangat elegant.

"Kamar siapa ini?" Tanya Alexa pada udara yang tidak terlihat. Alexa menoleh melihat ke sekeliling memerhatikan setiap detail kamar ini.

Suara salah satu pintu yang berada di pojok kiri dengan pintu berwarna hitam terbuka mengalihkan perhatian Alexa untuk menatap nya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Aldrich menatap Alexa yang terduduk diatas kasur milik nya ah tidak milik mereka berdua lebih tepat nya sambil melihat kearah Aldrich.

Alexa menatap Aldrich yang berdiri memakai handuk yang terlilit di pinggang nya, menampilkan dada bidang nya dengan perut kotak-kotak nya yang terpahat sempurna, jangan lupakan rambutnya yang basah meneteskan buliran air di wajah dan tubuh nya yang terbuka.

"Terpesona heh?" Aldrich terkekeh berjalan mendekat membuat nya tersadar dengan apa yang ia lakukan saat ini, terus menatap nya. Alexa terlihat salah tingkah dan malu ketika Aldrich mengetahui bahwa dirinya menatap Aldrich seperti itu.

"Hah? Ti...tidak!" Alexa mengalihkan pandangan dari Aldrich yang dengan santai berjalan mendekati kasur yang ia duduki saat ini. Aldrich tertawa pelan melihat tingkah Alexa.

"Me...mengapa kau terus mendekat?" Tanya Alexa gugup tanpa melihat Aldrich sedikit pun.

"Memang nya kenapa hm?" Aldrich menahan senyuman dan terus menggoda Alexa.

"A...aku akan mandi," ucap Alexa ketika Aldrich sudah berdiri didepan nya.

"Silahkan." Aldrich masih berdiri tepat di depan Alexa tanpa berniat sedikit pun untuk menyingkir dari hadapan Alexa.

"Bisa kau minggir? Aku ingin lewat." Alexa terus menunduk tidak mau menatap wajah Aldrich yang jauh lebih tinggi dari tubuh Alexa, ditambah Aldrich tidak memakai pakaian nya hanya terlilit oleh handuk di bagian pinggul sampai lutut nya.

"Apa begini cara mu berbicara dengan seseorang? Tidak menatap wajah nya? Itu tidak sopan Alexa." Aldrich menyentuh dagu Alexa dan mengangkat nya hingga Alexa dapat melihat wajah nya yang tersenyum tipis membuat Alexa bertambah gugup dibuatnya.

"Iy...iyaa baiklah maaf."

Alexa membulatkan mata nya ketika kembali merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibir nya, sudah sangat di pastikan itu bibir milik Aldrich.

Alexa melihat kearah mata Aldrich yang juga menatap nya dan tersenyum dengan bibir yang masih menempel di bibir nya. Aldrich menutup mata nya sedikit melumat membuat Alexa pun mengikuti apa yang Aldrich lakukan, menutup mata dan menggerak kan bibir, saling melumat. Aldrich menggigit kecil bibir bawah nya membuat suara desahan keluar dari mulut Alexa tanpa di sadarinya.

"Enghh..."

Aldrich melepas dan mengusap bibir Alexa dengan lembut.

"Mandi lah, jangan terlalu lama. Aku menunggu disini," ujar Aldrich melepaskan usapan tangan nya di bibir Alexa dan berbalik badan menuju lemari besar berisikan pakaian milik nya.

Alexa masih terdiam mencoba mencerna apa yang barusan dirinya lakukan.

"Kenapa masih disitu? Ingin ku mandikan?" Tanya Aldrich yang sedang mengambil pakaian nya seraya menoleh pada Alexa yang terkejut mendengar tawaran Aldrich.

"Ti...tidak usah, aku bisa sendiri." Alexa dengan tergesa berjalan menuju kamar mandi.

"Jangan lupa handuk nya, atau kau sengaja ingin aku mengantarkan nya nanti masuk kedalam kamar mandi?"

Alexa kembali keluar kamar mandi dan mengambil handuk nya dengan cepat.

"Mengapa Aldrich menyebalkan sekarang?! Tidak seperti biasanya yang hanya diam seperti patung dan memerintah ini dan itu," ocehan Alexa memenuhi kamar mandi ditemani suara air mengalir yang membasahi tubuh nya.

TBC

Semoga readers nya ada :v

You're Mine!!! (Werewolf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang