***
"Alhamdulillah...akhirnya beres juga, ughh pegel banget rasanya" Kiyya pun duduk di sofa ruang keluarga sambil memijat pundaknya sendiri. Hari ini, setelah pulang kuliah ia langsung membersihkan rumahnya yg lumayan luas itu sendirian yg tentunya sangat menguras tenaganya.
Kiyya melirik ke arah Jam dinding, "sudah mau maghrib ternyata, pak dokter kok belum pulang ya? Kayaknya sibuk banget. Ya udah deh, mending sekarang Kiyya mandi dulu. Duhh bau banget badan Kiyya udah kek terasi" Kiyya bernjak dari sofa menuju kamarnya.
Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, tapi Afnan belum juga pulang. Kiyya keluar dari kamarnya berniat menunggu Afnan di ruang keluarga.
"Duhh...kok pegelnya masih terasa ya..." gumam Kiyya.
Tidak lama kemudian terdengar orang yg mengucapkan salam.
"Assalamualaiku...Dek.."
"Waalaikumsalam...pak dokter? Udah pulang ya?"
"Iya, maaf ya Mas pulangnya malem soalnya tadi ada operasi cito" kata Afnan lalu duduk di samping Kiyya.
"Iya gak papa pak dokter, pak dokter udah makan?" Tanya Kiyya.
"Belum..." jawab Afnan sambil menyenderkan kepalanya di atas bahu Kiyya. Mendadak manja pak dokter satu ini.
"Ya udah, Mending sekarang pak dokter mandi dulu. Kiyya mau masak dulu"
"Iya..." Afnan pun bangun dan segera pergi menuju kamar mereka.
Saat ini Kiyya tengah memasak sup, sambil menunggu sopnya matang ia duduk sambil sesekali memijit pundak dan tangannya.
"Dek...kamu kenapa?" Tanya Afnan.
"Ahh engak papa pak dokter, cuman pegel sedikit"
"Emang kamu habis ngapain dek?"
"Tadi Kiyya cuman bersih-bersih rumah sekalian bersihin kolam sama gudang"
"Ya Allah...ya udah sini Mas pijitin"
"Ehh gak usah pak dokter, bentar deh itu kayaknya supnya udah mateng deh" Kiyya bernjak dari duduknya.
"Nahh ini supnya, ayo makan pak dokter" Afnan pun makan dengan Kiyya yg duduk menemaninya makan.
Setelah makan selesai, Kiyya dan Afnan masuk kedalam kamar mereka.
"Dek" panggil Afnan.
"Iya pak dokter"
"Sini..." Afnan menepuk ranjang di sampingnya. Kiyya pun menurut dan duduk di sampin Afnan. Afnan memutar tubuh Kiyya menjadi membelakanginya dan langsung memijit pundak Kiyya.
"Eh? Pak dokter gak-"
"Udah..gak 'papa, biar Mas pijitin..."
"Makasih pak dokternya Kiyya hee"
"Iya...maaf ya dek, Mas ngerepotin kamu banget ya?"
"Hush! Kok pak dokter ngomongnya gitu, ini kan udah tugasnya Kiyya sebagai seorang istri"
Afnan tersenyum, istrinya ini memang luar biasa. Walaupun kadang suka agak-agak, tapi dia sangat memahami tugas-tugas dia dalam rumah tangga. Jadi makin cinta hee...
Afnan memeluk Kiyya, "terimakasih...sudah menjadi istri yg hebat buat Mas" kata Afnan lalu mencium puncak kepalanya Kiyya.
Kiyya tersenyum, ia merasa sangat bersyukur karena memiliki Afnan. Tapi tiba-tiba...
"Pak dokter!!!"
"Ada apa dek? Kok panik gitu?"
"Kiyya lupa pak dokter!!"
"Iya lupa apa cantik?"
"Tugas Kiyya pak dokter...belum kelar. Mana tugas dari dosen killer lagi..."
Afnan tertawa, "gampang itu mah dek...sini mas bantuin. Kamu lupa ya suamimu ini selain tampan juga pintar"
"Heuhhh iya...iya...ya udah ayok bantuin" merekapun mengerjakan tugas sambil sesekali bercanda.
***
Di kampus, Kiyya tengah asik membaca buku di perpustakaan. Suasana perpustakaan yg hening membuatnya konsentrasi dalam belajar.
"Hei! Boleh aku duduk di sini?" Tiba-tiba seorang laki-laki datang menghampiri Kiyya.
Ini laki-laki yg kemarin kan ya? batin Kiyya.
"Silahkan, ini kan tempat milik kampus bukan punya Kiyya" jawab Kiyya cuek.
Laki-laki itu terkekeh mendengar jawaban cueknya Kiyya yg menurutnya sangat lucu itu. Laki-laki itu duduk di depan Kiyya lalu membuka bukunya."Jadi nama kamu Kiyya ya? Aku Dion, senang bisa kenalan sama kamu" kata Dion. Yg hanya direspon dengan anggukan oleh Kiyya.
"Kamu gak lagi sama teman kamu?" Tanya Dion.
"Tidak" jawab Kiyya, dia gak bisa liat apa ya? Jelas-jelas Kiyya dari tadi sendirian. Keliatan banget modusnya.
"Kamu dari fakultas mana?" Tanya Dion. Lah? Kok malah jadi ngintrogasi ya?
"Maaf, apa kamu bisa diem? Kiyya jadi gak konsentrasi belajarnya" kata Kiyya.
"Oh..hee maaf ya, ya udah gih belajar lagi" kata Dion.
Nyebelin! batin Kiyya.
Tidak lama kemudian Hazna datang, dia mengkerutkan dahinya saat melihat Dion yg duduk di depan sahabatnya itu.
Alhamdulillah untung Hazna dateng, batin Kiyya lega.
"Ki! Ayok" ajak Hazna. Kiyya pun segera membereskan bukunya dan beranjak pergi dari tempat duduknya. Meninggalkan Dion tanpa sepatah kata apapun.
Menarik, batin Dion sambil menatap punggung Kiyya yg semakin menjauh.
"Ki, kok tadi cowok itu bisa di sana?" Tanya Hazna.
"Gak tau, tiba-tiba dia udah ada di sana. Hazna tau gak? Dia tadi ngintrogasi Kiyya kesel banget kan? Kiyya jadi gak fokus belajar mana risih lagi. Dia ngelirik Kiyya terus, kan serem Na..." curhat Kiyya.
"Wahhh gak bisa dibiarin nih, kayaknya dia udah mulai tepe-tepe nih sama kamu Ki"
"Tape maksudnya? Buat apa? Dia mau tape? Kiyya kan gak punya tape, gak suka tape juga" kata Kiyya
Hazna menepuk jidatnya, dia lupa lagi bicara sama siapa. Untung sayang, coba kalau gak udah dia buang ke laut kayaknya.
"Enggak...bukan gitu maksudnya Kiyya cantik. Udah ah, kita ke kantin aja yuk? Laper....cacing ku udah pada demo nih" kata Hazna.
"Kamu cacingan?!! Sejak kapan?! Perasaan sehat-sehat aja" panik Kiyya.
Hazna memandang Kiyya dengan ekspresi datarnya. Sabar Na...sabar...dia sahabat kamu.
"Udah ah! Yuk!" Hazna menarik Kiyya ke arah Kantin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK DOKTER (TERBIT)
RandomCERITA MASIH LENGKAP JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU🤗 Ini bukan kisah seorang dokter galak ataupun dokter dingin. Ini hanyalah kisah Afnan si Pak Dokter tampan dan juga mapan namun belum juga memiliki seorang tambatan. Dengan Dzakiyya atau...