***
"Na..." panggil Ibunya Hazna.
"Iya Bu?" Sahut Hazna.
"Dokter itu kok belum datang juga ya? Kamu seriusan dilamarkan?" Tanya Ibunya.
"Iya lah Bu, masa aku sama Ayah bohong. Tapi...Hazna gak tau juga sih, dia serius atau enggak" kata Hazna lalu menunduk.
"Katanya mau datang pagi, tapi ini udah sore" kata Hazna pelan. Hatinya gelisah, apakah Abizar hanya ingin bermain-main dengannya? Jika iya, maka dia benar-benar sudah keterlaluan. Hahhh...harusnya Hazna tidak berharap terlalu besar pada pria itu, mana mungkin pria itu suka sama dia, lah wong tiap ketemu aja kerjaannya cuma berantem. Hahhh...lagi-lagi ia menghela nafas.
"Na...kamu gak papa?" Tanya Ibunya Hazna. Hazna hanya menggeleng sambil tersenyum.
"Ayah...apa anaknya emang kelihatan agak kurang baik? Atau gimana?" Tanya Ibunya Hazna.
"Menurut Ayah sih dia kelihatannya anak yg baik, sabar aja. Jangan berpikiran negatif dulu, mungkin dia sedang ada halangan" kata Ayahnya Hazna.
"Sudahlah Yah, aku gak akan nunggu dia lagi. Hazna mau ke kamar dulu Yah, Bu. Masih banyak tugas kampus yg belum aku kerjakan" alibi Hazna lalu pergi ke kamarnya. Kedua orangtuanya hanya bisa menghela nafas.
Dikamar, Hazna membuka ponselnya. Tidak ada satu pun notifikasi dari Abizar. Jika memang Abizar memiliki halangan, setidaknya berikanlah dia kabar. Agar ia tidak harus menunggu dengan semua prasangka buruk yg terus muncul di kepalanya.
Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, dan si 'DIA' yg Hazna tunggu benar-benar tidak datang.
"Ya sudahlah, mending aku tidur aja" lalu ia merebahkan dirinya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Bahkan ia lupa belum membuka kerudungnya.
Dua hari kemudian dan Abizar benar-benar tidak ada. Bahkan untuk sekedar memberikan kabar saja tidak ada. Kecewa? Sangat! Hazna benar-benar kecewa. Hazna pikir Abizar adalah laki-laki baik walau kadang sikapnya itu menyebalkan. Tapi....sudahlah!
"Hazna..." panggil Kiyya.
"Iya Ki?"
"Kak Abizar kok gitu ya?" Kata Kiyya pelan, tidak bisa dipungkiri. Kiyya pun merasa kecewa pada Abizar. Abizar seperti hilang di telan bumi, tidak ada kabarnya sama sekali. Bahkan Afnan dan Billal pun juga tidak tau kemana sahabatnya itu.
"Udah ah jangan bahas itu mulu, oh ya! Kamu kapan cuti kuliah Ki? Bukannya orangtua kamu nyuruh kamu cuti dari sekarang ya?" Tanya Hazna mengalihkan topik pembicaraan.
"Euumm gak tau, emang boleh gitu dari sekarang? Kiyya kan hamilnya belom gede Na" kata Kiyya.
"Emm gak tau juga hehee, Ki! Kamu udah nyoba olahraga ibu hamil?" Tanya Hazna.
Kiyya menggeleng, "enggak, emang ada?" Tanya Kiyya.
"Ya ada lah cantikkkkk, kamu tanya gih nanti sama Dokter Afnan"
"Oh? Gitu? Oke!"
"Kii" panggil Hazna.
"Heum?"
"Itu...si Dion ngeliatin kamu, masih suka kayaknya" kata Hazna.
"Jangan diliatin Na, biarin aja. Itu mah hak dia, yg penting dia gak ganggu Kiyya" dan Hazna hanya menganggukkan kepalanya.
***
"Udah selesai kan?" Tanya Billal saat melihat Vira yg hendak pergi.
"Lo ngapain di sini?" Tanya Vira.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK DOKTER (TERBIT)
RandomCERITA MASIH LENGKAP JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU🤗 Ini bukan kisah seorang dokter galak ataupun dokter dingin. Ini hanyalah kisah Afnan si Pak Dokter tampan dan juga mapan namun belum juga memiliki seorang tambatan. Dengan Dzakiyya atau...