***
"Hazna...." panggil Kiyya lirih.
"Loh? Kenapa Ki?" Tanya Hazna.
"Kiyya capek banget masa....padahal cuma jalan dari perpus ke kantin doang" kata Kiyya lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja kantin.
"Kamu belum sarapan ya?" Tebak Hazna.
"Udah kok...tapi emang akhir-akhir ini Kiyya selalu ngerasa mudah capek deh..." jawab Kiyya sambil mengangkat kepalanya lagi.
"Kamu udah jarang olahraga ya?"
"Heheee iya, abisnya males Na"
"Hilihh...olahraga tuh bagus buat kesehatan, kebiasaan deh kamu, suka males olahraga"
"Heheheee, mau gimana lagi? Tapi Na..." kata Kiyya menggantung.
"Kenapa lagi bebev ku?"
"Kok Kiyya....ngerasa pusing banget yah? Duhh....Kiyya gak bisa liat Hazna dengan jelas, bur-" seketika Kiyya pingsan hingga kepalanya jatuh ke atas meja sedikit keras. Wajah Kiyya jadi terlihat pucat membuat Hazna sangat panik.
"Kiyya! Kiyya kenapa? Ayok kita ke rumah sakit!" Entah sejak kapan Dion ada di dekat mereka bahkan tau kalau Kiyya sedang pingsan. Dion menggendong Kiyya dan membawanya ke dalam mobilnya yg di ikuti oleh Hazna. Sebenarnya Hazna agak sedikit tidak suka, tapi yg penting sekarang sahabatnya itu harus dibawa ke rumah sakit. Hazna semakin khawatir saat mengingat dulu Kiyya pernah usus buntu. Duh, mudah-mudahan sahabatnya itu enggak kenapa-napa Aamiin.
Hazna menelpon Afnan dan berkata bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Hazna menyuruh Afnan untuk menunggu di depan rumah sakit. Untungnya Afnan sedang tidak sibuk. Afnan benar-benar kaget saat mendengar hal itu dari Hazna, sekarang rasa khawatir tengah menguasai dirinya.
Tidak lama kemudian mobil Dion sudah sampai di depan rumah sakit, Hazna segera membuka pintu mobil dan dengan cepat Afnan menggendong Kiyya. Membuat Dion menatapnya tidak suka, awalnya ia berniat untuk menggendong kembali gadis yg di sukainya itu. Siapa dokter tadi? batin Dion.
"Billal, bagaimana keadaan Kiyya?" Tanya Afnan khawatir.
"Emm gini Nan, menurut gue...mending lo suruh si Abizar aja deh yg periksa" saran Billal.
Afnan mengernyitkan dahinya, kenapa temannya itu malah nyuruh Abizar? Dia mah kan dokter kandungan? Eh?! Tunggu...
"Maksud kamu?"
"Menurut gue bentar lagi lo jadi bapak" kata Billal sambil terkiki geli. Afnan pun langsung menghubungi Abizar menyuruhnya ke ruang rawatnya Kiyya. Untungnya dia lagi gak ada pasien.
"Kenapa? Kok manggil gue?" Tanya Abizar saat membuka pintu.
"Eh??!!! Kiyya kenapa Nan?!!" Kaget Abizar saat melihat Kiyya yg terbaring di ranjang rumah sakit.
"Udah jangan banyak tanya dulu! Cepet periksa dia!" Kata Billal memerintah. Abizarpun hanya menuruti perintah sahabatnya itu. Setelah ia selesai memeriksa Kiyya, seulas senyum terbit di wajahnya.
"Gue bakal jadi Om! Selamat Nan, istri lo ngisi beneran eh! Maksud gue hamil" kata Abizar yg juga ikut senang.
Seketika rasa khawatir yg ada didalam diri Afnan tergantikan dengan perasaan bahagia, benar-benar bahagia. Afnan mendekat ke arah Kiyya, di kecupnya kening Kiyya dengan sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK DOKTER (TERBIT)
RandomCERITA MASIH LENGKAP JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU🤗 Ini bukan kisah seorang dokter galak ataupun dokter dingin. Ini hanyalah kisah Afnan si Pak Dokter tampan dan juga mapan namun belum juga memiliki seorang tambatan. Dengan Dzakiyya atau...