Kenapa?

9.1K 440 16
                                    

***

"Billal? Kok kamu ke sini? Gak ada kerjaan gitu?" Tanya Vira saat melihat suaminya itu masuk ke dalam toko.

"Enggak, kamu lagi sibuk gak?" Tanya Billal.

"Enggak, kenapa?" Tanya Vira.

"Kencan kuy!" Ajak Billal. Para pekerja yg ada di tokonya berusaha menahan senyum dan tawanya saat melihat tingkah bosnya itu.

"Emm ok! Bentar, aku beres beres dulu" kata Vira yg diangguki oleh Billal.

Tidak lama kemudian Vira datang, "Ayok! Mas, Mbak kita duluan ya...Assalamualaikum" pamit Vira.

"Waalaikumsalam"

Diperjalanan, "Kita mau kemana sih Bill? Kok gak nyampe-nyampe dari tadi?" Tanya Vira.

"Secret"

"Hilih...mulai lagi deh! Sok inggris!" Cibir Vira.

"Oh iya Vir! Kamu kok bisa bahasa Jerman?" Tanya Billal penasaran.

"Pinterlah" jawab Vira sombong.

"Heuummmm-_"

"Hahahaa....bercanda hubby!"

"Jadi?"

"Aku pernah tinggal di sana, kerja" jawab Vira.

"Kamu tau kan aku cuma lulusan SMA? Nah dulu setelah lulus SMA aku langsung daftar LPK ke Jerman. Lumayan gajinya, dari hasil kerja di sana aku bisa buatin ibu rumah" tambah Vira.

"Istri aku emang hebat!"

"Hebat dari mana? aku cuma tamatan SMA doang"

"Hush! Kamu walau tamatan SMA doang tapi kecerdasan kamu kan emang top! lagian buat aku gak penting dari tamatan apapun, yg penting ilmunya dapat berguna bagi orang lain. Percuma lulusan universitas terkenal sekalipun kalau ilmunya itu gak berguna buat orang lain. Dan...walau kamu tamatan SMA, kamu suka bantu anak-anak tetangga ngerjain tugasnya kan? Yg penting itu ilmu kamu bisa berguna buat orang lain dan diri kamu sendiri. Mengerti? Istrinya Dokter Billal?"

"Iya mengerti suaminya Shavira" jawab Vira.

"Gadis pintar..."

"Tentu saja" kata Vira lalu tertawa.

***

"Gimana sekarang keadaan lo Nan?" Tanya Abizar.

"Alhamdulillah, mendingan" jawab Afnan.

"Untung aja lo bangun, kalau gak gue mau jodohin Kiyya sama dokter baru. Ganteng, cocoklah sama Kiyya" goda Abizar. Seketika Afnan menatap Abizar tajam, tajam banget!!!

"Tunggu saya pulih, saya bakal pukulin kamu sampai puas!" Kata Afnan tajam, wihh serem pak dokter.

"Mueehehehehe....bercanda Nan! Jangan pukulin gue! Wajah ini aset utama gue, kalau muka gue jelek nanti Hazna berpaling gimana?" Kata Abizar.

"Ya cari yg lain lah" kata Hazna yg baru saja datang. Niatnya ingin menjaili Afnan kini malah ia yg kena sial. Nasib....nasib...

"Naa.....kok gitu sih?" Rengek Abizar.

"Kak Abizar, jangan gitu dong. Kiyya jadi pengen mual ini, padahal udah hamil gede" kata Kiyya membuat Afnan dan Hazna tidak bisa menahan tawanya.

"Ki, lo tega bener sama gue ya? Masa liat muka ganteng gue mau mual? Kalian emang pasangan yg sangat serasi! Sama-sama nyebelin!" Kesal Abizar.

"Heh! Ngomongnya!" Tegur Hazna.

"Hehee iya maaf Nyonya, aku khilaf" kata Abizar sambil menarik Hazna ke arahnya.

"Kamu ke sini sendirian?" Tanya Abizar yg diangguki oleh Hazna. Tapi tiba-tiba...

"Akhh....sshhhhh...Akhhhh sakitt!!! Pak dokter!!!! Perut Kiyya sakit!!! Aaaaa!!" Kiyya berteriak kesakitan sambil memegang perutnya, membuat semua orang panik.

"Hah?! Pak dokter! Kiyya ngompol!!" Kata Kiyya.

"Itu bukan ngompol Ki!! Itu ketuban kamu udah pecah!!" Kata Abizar panik.

"Abizar! Cepet bawa Kiyya!" Teriak Afnan, ia bingung harus ngapain karena dia juga masih merasa lemas. Dia tidak bisa membantu membawa Kiyya.

Abizar langsung membawa Kiya ke ruang bersalin, sedangkan Hazna membantu Afnan untuk pindah ke kursi roda. Hazna juga segera menelpon keluarga Afnan dan Kiyya. Tak lupa juga dengan Vira dan Billal.

"Kak Abizar!!!! Katanya seminggu lagi!!! Ini belum juga seminggu kok udah berojol sihhh??!!!! Aaaaa.....sakitt!!" Teriak Kiyya di sela-sela menahan sakitnya.

"Ya...namanya juga perkiraan Ki, kadang bener kadang enggak. Atur nafas kamu Ki!!" Kata Abizar. Ruang persalinan kini sudah siap, dan Kiyya sudah siap melahirkan.

Afnan dan Hazna masuk ke dalam ruang bersalin. Afnan berada di samping Kiyya, ia memegang tangannya Kiyay erat.

"Ayok sayang, Mas disini, nemenin adek" kata Afnan menyemangati Kiyya.

"Aaa sakit!! Pak dokter!! Huhh...huh...."

"Kamu pasti bisa dek! Bentar lagi si kembar bakal liat dunia, ayo berjuang! Mas di sini sama kamu..."

"Ayo Ki mengenjan" intruksi Abizar, sekitar beberapa menit akhirnya bayi pertama lahir, laki-laki. Suara tangisnya yg kencang membuat Afnan menitikan air matanya.

"Satu lagi Ki! Kamu pasti bisa! Kamu wanita kuat!" Kata Abizar. Dan Kini Kiyya kembali lagi berjuang, menahan sakit yg begitu hebat dan akhirnya si bungsu keluar, perempuan. Lagi-lagi Afnan menitikan air matanya saat mendengar suara tangis anaknya itu.

"Hahhh...hah...hahh....anak...Kita...hah..." Kiyya terkulai lemas dengan nafasnya yg terengah-engah.

"Kamu hebat sayang, terimakasih..." Afnan mencium kening Kiyya sambil menangis. "Terimakasih..."

"Nan! Sekarang adzani si kembar" kata Abizar. Afnan mengangguk lalu ia mengambil putranya terlebih dahulu lalu mengadzaninya dan kemudian yg terakhir, putri bungsunya.

Kiyya yg melihatnya sudah menangus haru begitu juga Hazna yg ada di sampingnya.

Tidak lama kemudian semua keluarga datang.

"Cucuku...." kata Bundanya Afnan.

"Ibu..." panggil Kiyya pelan.

"Selamat sayang, kamu udah jadi seorang ibu..." kata Ibunya Kiyya.

"Ibu....Kiyya... udah jadi Ibu..." kata Kiyya dengan lemah lalu dengan perlahan ia menutup matanya.

"KIYYA!" Panik Ibunya Kiyya membuat semua orang Melihat ke arah Kiyya. Afnan yg melihat istrinya menutup matanya jelas merasa cemas tingkat tinggi.

"Dek! Adek! Bangun sayang! Abizar!!!" Panggil Afnan keras. Abizar segera datang dan langsung memeriksa Kiyya. Lalu Abizar menoleh pada Afnan, "Kiyya........"

***

PAK DOKTER (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang