Cutest Cupid

CHAPTER 18

"Heh, lagi ngapain?" Tanya Ali yang baru tiba di rumah Prilly pagi itu.

Ia melihat Prilly berdiri di dapur sambil menyicipi masakan yang ada di atas kompor.

"Hei, kamu dah dateng?" Sahut Prilly menghampiri Ali.

Pagi ini ia melihat Prilly tampil beda, tanpa make up, rambutnya hanya dikuncir kuda, dan menggunakan celemek.

"Kamu masak?tumben amat, seminggu aku disini, kayanya baru kali ini liat kamu masak, biasanya di depan laptop atau golek-golek di ranjang kayu, atau berjemur di atas kolam renang" ucap Ali menguraikan aktivitas Prilly yang biasa ia lihat.

"Kamu merhatiin aku juga ya ternyata?care banget ama aku ampe tau kebisaan aku" goda Prilly.

Ali hanya tersenyum dan mengernyitkan hidungnya.

"Masak apa?emang bisa?"tanya Ali

"Sup asparagus, sama macem-macem sih, ya bisa lah, Prilly gitu lho" ucap Prilly percaya diri. Ali malah merasa terkejut mendengar Prilly memasak makanan kesukaannya.

"Ko kaya dejavu ya?"ucap Ali.

"Masa?" Tanya Prilly mendongakkan wajahnya manja mendekat ke Ali. Tanpa sadar Ali menarik wajah Prilly dengan satu tangannya dan tangannya yang lain mencubit gemas hidung Prilly seperti yang biasa ia lakukan dulu.

Prilly tertawa senang seperti anak kecil, Ali memandanginya penuh kagum namun langsung tersadar akan sikapnya dan melepaskan Prilly.

"Sorry, ga maksud apa-apa, cuma berasa..."

"Berasa udah kenal aku lama?"ucap Prilly melanjutkan kata-katanya.

Ali terdiam mengalihkan pandangannya,

"Sori, gue ke tim dulu ya" ucap Ali menghindar lalu berjalan menuju sisi samping rumah Prilly yang sedang di renovasi.

"Kamu udah mulai inget Li, tapi aku ga boleh kasi tau kamu yang sebenarnya, aku bisa lenyap jadi buih, kamu harus inget sendiri Li, aku percaya kamu pasti bisa" ucap Prilly dalam hati memandangi Ali dari belakang.

Betapa rindunya ia pada sosok pria yang selalu ada dalam mimpinya itu, 3 tahun ia jalani dengan kepribadian yang lain, Prilly menjadikan psikolog sebagai pekerjaan sekaligus hobinya, berawal dari membaca kepribadian dari 2 orang yang memiliki watak bertolak belakang, hingga membantu mereka menjadi sepasang suami istri, ternyata adalah pemilik redaksi tempat ia bekerja saat ini, membawanya menjadi seorang psikolog dan penulis terkenal tanpa perlu memperlihatkan wajahnya pada dunia.

Hingga suatu hari, ia bertemu Ali di depan galeri tempat Ali bekerja. Prilly seketika tersadar dan mengingat Ali dan semua kenangan mereka. Meskipun ia sedih karena Ali sama sekali tak mengenalinya, tapi Prilly senang, ternyata ia punya kesempatan bertemu dengan Ali.

Perjuangannya melawan sidang agung di kerajaan langitnya, memutuskan Prilly kehilangan kekuatannya dan menjadi manusia bumi yang sebatang kara, tanpa ingatan tentang Ali, dan tidak boleh menceritak kebenaran pada Ali sampai ia bisa mengingatnya sendiri, jika ia melanggar maka ia akan menjadi buih dan lenyap dari muka bumi, pria itu membuatnya gila, rela melepaskan status makhluk langitnya, meninggalkan ayah dan ibunya yang paling ia sayang, diuji selama 3 tahun tanpa memiliki keluarga di bumi, sempat diremehkan bahkan tempat tinggalpun tak tetap, membuat Prilly belajar menjadi manusia seutuhnya.

Ia yakin tak akan lama lagi Ali akan mengingatnya, setidaknya Ali masih bisa merasakan sempat mengenal Prilly. Dan kebetulan yang membuatnya bisa bersama Ali dalam waktu beberapa minggu ke depan, ia jadikan kesempatan untuk membuat Ali jatuh cinta padanya lagi dan mudah-mudahan Ali bisa mengingatnya.