Cutest Cupid

37.6K 1.7K 30
                                    

CHAPTER 22B

Prilly berdiri di balkon rumah Ali dengan segelas hot chocolate kesukaannya. Prilly tersenyum membayangkan kejadian tadi siang, akhirnya Ali mampu mengungkapkan perasaannya. Meskipun Ali masih saja belum mengingat Prilly, tapi itu sudah tak penting bagi Prilly karena saat ini, ia sudah mendapatkan cintanya kembali.

Tapi Prilly tak menyangka bahwa Ali bisa seemosi itu, ia harus membantu Ali untuk mengatasi emosinya dan juga menjaga sikapnya agar tidak memancing emosinya.

"Aahhh, itu hot chocolate aku"rengek Prilly manja saat Ali merebut mug berbentuk doraemon berisi cokelat panas favorit Prilly.

"Ngapain sih kamu minum hot chocolate mulu?pantesan nih pipi tambah tebel" ucapnya mencubit pipi Prilly.

"Biarin, yang penting tetep cantik kan?" Goda Prilly.

" Biasa aja, masih banyak yang lebih cantik" jawab Ali membuat Prilly gondok.

"Oh gitu, jadi banyak yang lebih cantik?"

"Iya"

"Katanya aku satu-satunya cewe yang pernah singgah di hati kamu, gombal, boong, dasar...eerrgghhhh, sana kamu, aku bete sama kamu" ucap Prilly mengambek.

"Tuh kan, apa-apa ngambek, batu gitu aja udah ngambek"

"Ga lucu"

"Siapa yang ngelawak?"

"Aliiiiiiii, nyebelin banget sih kamu"

"Katanya psikolog, masa kaya gitu aja udah ngambek, dasar tipuuuu kamuu" ucapnya mencubit hidung Prilly gemas.

"Awwwww, sakitttttt" serunya menepuk lengan Ali lalu memegang hidungnya yang sakit karena dipencet Ali.

"Kamu belum tidur?" Tanya Ali.

"Belum ngantuk" jawabnya singkat.

"Belum ngantuk, apa belum ketemu aku?" Goda Ali dengan wajah jahilnya.

"Ihh, pede"

"Gengsi tapi mau tuh" goda Ali makin jadi.

"Mau apa coba?ihhh, biasa aja tuh" kelit Prilly jual mahal.

"Yakin?" Bisik Ali ditelinganya dengan nada menggoda.

"Ga mau ngelanjutin yang tadi pagi?" Lanjut Ali lagi membuat Prilly merinding hingga bulunya bergidik mengingat keintiman mereka tadi pagi.

Prilly menghela nafasnya dan berusaha untuk tetap sadar.

"Ca..bull.." canda Prilly lalu menjulurkan lidahnya meledek Ali.

"Emang kamu ga?" Balas Ali yang membuat Prilly memejamkan matanya malu.

Ali tersenyum menggigit bibir bawahnya gemas melihat tingkah malu-malu Prilly lalu menyentil keningnya pelan.

Ali meletakkan mug Prilly di meja sebelah sofa, lalu menggendong Prilly menuju kamar Prilly.

"Tidur gih, udah malem, aku temenin sampe kamu tidur" ucap Ali merebahkan tubuhnya di samping Prilly.

Prilly memainkan jari jemari Ali yang ada di genggamannya, menyelipkan jari-jarinya diantara jari pria tersebut lalu mencium dinding tangan Ali.

"Disuruh tidur malah mainin jari aku, ntar kalau aku ajak main ga bisa tidur lho" goda Ali mengusap pipi gadis itu.

"Gapapa, asal mainnya sama kamu aku rela ga tidur" ucapnya asal.

"Hihihi, udah mulai berani nantangin aku ya sekarang" ucap Ali menggelitiki Prilly.

"Aargghhh, Ali geliii"

"Abis kamu gemesin sih, hahahaha"

Prilly menutup mulut Ali dengan satu tangannya.

"Shhtttt, jangan berisik, nanti tante denger"

"Oke, aku bisik-bisik, gimana?" Bisik Ali mesra dengan muka menggodanya.

"Kamu yang nantangin aku" ucap Prilly sebelum akhirnya ia menarik wajah Ali dan menciumnya. Ali melingkarkan lengannya di pinggang Prilly, menariknya lebih dekat. Tak puas hanya menjelajahi bibir dan lidah Prilly, Ali beralih ke leher cantik gadis itu membuat Prilly menggelinjang merasakan kegelian yang nikmat, mengharapkan sentuhan yang lebih dari Ali.

Dan sepertinya Ali bisa merasakan "kehausan" yang dirasakan Prilly. Ia menyusupkan tangannya ke balik baju tidur Prilly, meraba payudaranya yang masih tertutup bra, tak mau terburu-buru, Ali mencium kembali bibir Prilly yang daritadi mengeluarkan desahan yang membuatnya semakin bernafsu.

Perlahan Prilly membantu Ali melepaskan kaosnya lagi. Begitu juga Ali yang perlahan melepaskan piyama Prilly, hingga ia hanya menggunakan pakaian dalamnya saja. Ali mencumbui payudara Prilly dengan penuh gairah, hasratnya yang tertahan tadi pagi seperti sudah memuncak malam ini. Dengan lembut ia melepaskan kaitan bra Prilly dan melemparkannya ke lantai.

Dimulai dengan menciumnya hingga mengulumnya berkali-kali, sembari tangannya bermain di daerah paling sensitif Prilly. Menyentuhnya tanpa membuka kain yang menutupinya, Prilly menggelinjang tak karuan, mengharapkan Ali melanjutkan aksinya.

Perlahan Ali beranjak mencium tubuh Prilly dari atas hingga ia berhenti di titik yang tertutup kain berbentuk segitiga berwarna pink berenda. Ali menciumnya lembut membuat Prilly mengejang. Tak perlu waktu yang lama, Ali berhasil melucuti semua kain yang menutupi tubuh mereka.

Jantung mereka berdebar tak karuan, mengiringi hasrat yang sudah di ujung. Ali mencium lembut bibir Prilly,

"tahan ya, sedikit sakit" bisiknya lembut.

Prilly mengangguk malu, sengaja ia matikan lampu kamarnya, agar Ali tak melihat wajah horny nya.

Ali menempelkan ujung miliknya ke daerah sensitif Prilly yang terasa sudah mulai basah karena cairan birahinya. Dengan menggunakan jarinya, Ali membuka jalan untuk memasukkan bagian tubuhnya yang memang tercipta untuk melengkapi bagian dari tubuh seorang wanita. Perlahan dan tak mau membuat Prilly kesakitan, saat seluruh miliknya masuk, ia mulai menggerakan perlahan lalu mendorongnya kembali, sesekali ia mendengar Prilly meringis kesakitan, apalagi saat ia merasakan telah merobek selaput darah miliknya, Prilly sempat memangis.

Setelah menunggu sakitnya reda, Ali kembali menggerakkan tubuhnya mulai dari gerakan perlahan, hingga akhirnya Prilly mulai merasakan kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan.

Tubuh Ali mengejang saat ia mencapai klimaks berbarengan dengan Prilly yang terlihat terengah-engah karena kelelahan.

Ali mencium kening gadisnya itu lalu menariknya ke pelukkannya, "makasih sayang, aku mau kita ke jenjang yang lebih serius, aku mau ngelamar kamu" ucap Ali yakin.

"Kamu serius?apa ga terlalu cepat?ga takut nyesel?"

"Aku yakin" ucap Ali singkat lalu memeluk Prilly hingga mereka tertidur karena lelah dan kantuk.

---------------------------------------------------

Cutest CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang