Cutest Cupid

32.6K 1.8K 19
                                    

CHAPTER 7

Matahari belum menampakkan kehadirannya dan udara masih terasa sejuk saat Prilly sudah bersiap dengan baju training dan sepatu ketsnya, handuk kecil berwarna pink selaras dengan warna pakaianya digantungkan di lehernya, rambutnya yang panjang hanya dijepit ke belakang. Prilly turun ke lantai bawah menghampiri Ali yang ternyata sudah siap daritadi, entah angin apa yang membuat Ali akhirnya merubah pikirannya yang tadinya menolak ajakan Prilly.

"Lama banget bu" sindir Ali saat Prilly menuruni tangga, "berisik, ga ada yang diminta tunggu ko" jawab Prilly tak kalah ketus. "Oh gitu, oke, kita jalan masing-masing, bye" balas Ali bercanda lalu berjalan keluar rumah, "ngambekkk" canda Prilly lalu berlari ke arah Ali dan merangkul pundaknya sambil mennggelitiki Ali singkat untuk mencairkan suasana.

Ali dan Prilly berlari mengelilingi komplek perumahan tersebut menuju taman komplek yang tidak terlalu jauh dari sana. "Li, Li, Li, cewe cantik li" seru Prilly semangat menghentikan larinya. "Ssshh, apaan sih?"gerutu Ali terpaksa berhenti. "Itu liat, cewe cantik lagi lari sendirian, samperin li, siapa tau bisa jadi pacar kamu" ucap Prilly semangat menarik lengan Ali. Ali memasang wajah malasnya, "Ngapain sih Prill, gua ga mau ah cewe kaya gitu, cantik make up doang, masa mau joging make upnya menor bener" ucap Ali menolak ajakan Prilly.

"Ihh, jangan nilai dari covernya dulu Li, siapa tau orangnya baik, kita kan ga tau, lagian pasti ga beda jauhlah muka dengan make up sama tanpa makeupnya, coba duluuuu" rengek Prilly manja. "Eh, ga usah kaya gitu ya, gua males banget liat cewe manja" ucap Ali kesal lalu berjalan meninggalkan Prilly yang kaget dengan sikap keras Ali. "Ya udah biasa aja kali, cuma mau bantu aja ko" balas Prilly lalu berlari ke arah lain, Ali menoleh dan memandang Prilly yang sudah berlari menjauhinya.

Ali berjalan menuju tempat duduk di tengah taman, "Hai, boleh duduk disini?" Tanya Ali pada gadis yang duduk sendirian di sana, "Boleh" jawab gadis itu menggeser sedikit duduknya agar Ali bisa duduk di sana.

"Sendirian joggingnya?" Tanya Ali,

"Iya sendirian"

"Tinggal di komplek ini juga?"

"Iya, di blok B" jawab gadis itu.

Dan tak berapa lama, Ali mulai terlihat berbincang ringan dengan gadis yang ternyata bernama  Maura.

Prilly berlari mengitari taman dengan perasaan kesal, Ali selalu memnuatnya bingung dengan sikapnya yang tak bisa ditebak. Prilly berhenti sejenak karena kelelahan, tanpa sengaja pandangannya tertuju pada Ali yang tengah duduk brrbincang dengan gadis yang ia tunjuk tadi di tengah taman. "Ali?sejak kapan dia disitu" ucap Prilly lalu tersenyum kecil, ia tidak menyangka Ali akhirnya mengikuti pintanya tadi.

---------------------

Prilly menyiapkan makan siang dengan penuh semangat, hari ini pertama kalinya ia melihat Ali bicara dengan ramah pada seorang gadis, "semoga aja Ali bisa lebih cepat jatuh cinta, jadi aku bisa cepat pulang" ucapnya girang.

Ali turun dari kamarnya dengan malas,  siang yang mendung membuatnya tak ingin pisah dari kasurnya, tapi ia memilih untuk turun daripada harus mendengarkan gadis bawel di rumahnya meneriakinya dengan memukul-mukul penggorengan dengan sendok goreng yang bisa membuat Ali kena serangan jantung.

"Haiiiii, tumben belum dipanggil udah turun aja" sapa Prilly ceria, Ali tak membalas dan hanya diam memandangi Prilly yang menyiapkan makanan untuknya. Ali masih sedikit kesal dengannya karena kejadian tadi pagi, untuk pertama kalinya Ali terpaksa bersikap ramah pada seorang gadis, Maura terlalu mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya.

"Li, ini aku buatin kamu ayam goreng madu, kamu suka ayam goreng kan?" Ucap Prilly meletakkan piring berisi nasi untuk Ali. Ali menatap makanannya datar, tak bersemangat.  Prilly memperhatikan Ali, "Kamu kenapa?masih marah sama aku ya?"tanya Prilly dengan muka manjanya. Ali tak menggubrisnya dan mulai menyantap makanannya. Prilly tak mau memaksanya dan membiarkan Ali makan tanpa bicara. Prilly mengupas Apel untuk desert siang itu, pikirannya tetap terfokus pada Ali yang sedang kesal padanya.

"Awwww" seru Prilly tiba-tiba karena tangannya tergores pisau buah, darah segar mengalir dari jarinya, Ali yang terkejut mendengar suaranya menoleh ke arah Prilly dengan mengerutkan keningnya, "Kenapa?" Tanya Ali penasaran. "Ga apa-apa, cumq ke gores pisau" ucap Prilly yang terdengar panik karena darah yang mengalir cukup banyak.

Ali segera menghampirinya dan alangkah terkejutnya Ali saat melihat darah Prilly berceceran, "Ya ampun Prill, gimana sih lo?" Seru Ali panik lalu membantu Prilly membersihkan lukanya. "Lo kalau ga bisa..." Ali menghentikan kata-katanya karena melihat Prilly mulai menangis. "Sakit ya?sori sori" ucap Ali meminta maaf.

"Udah tuh, kalau lagi pegang pisau hati-hati, jangan ngelamun" ucap Ali usai membalut luka di jari Prilly. "Kan gara-gara kamu" jawabnya polos. "Kenapa gue?" Tanya Ali bingung. "Ngapain coba kamu diemin aku"ucap Prilly manja. "Ya elahhh, nih anak, ya lo juga ngapain makasa-maksa gue deketin cewe, gue bisa sendiri" jawab Ali tegas. "Kan aku cuma mau bantu, abis kamu pasti lama banget deh kalau disuruh deketin cewe, kamu kan kaku" jawab Prilly asal.

"Sok tau lo, lagian kenapa sih lo pengen banget gue dapet pacar?" Tanya Ali yang makin bingung dengan sikap Prilly. "Eee, itu, apa, aku pengen kamu jadi cowo yang lebih ceria aja, makanya kamu harus punya pacar, biar bisa senyum"ucap Prilly menarik bibir Ali agar tersenyum. "Memang kalau gue punya pacar, lo bisa jamin gue bakalan senyum terus, bukannya cinta itu bullshit ya, ujungnya bakalan bikin patah hati?" ucap Ali penuh penekanan.

"Kenapa kamu bilangnya gitu, kamu kan belum pernah ngerasain, walaupun aku juga belum pernah, tapi kata orang, cinta itu indah, bikin hidup penuh warna, bukan cuma hitam atau abu-abu" jelas Prilly menyindir warna kesukaan Ali. "Hihihi,Sotoy lo" ucap Ali menarik pipi Prilly dengan gemas. Prilly menahan senyum, senang sekali rasanya diperlakukan seperti itu oleh Ali, apalagi saat ini Ali tersenyum manis padanya. Prilly baru menyadari ketampanan wajah Ali, senyumnya membuat orang yang melihatnya merasa damai.

Ali berhenti tertawa dan memperhatikan Prilly yang saat ini menatapnya tanpa berkedip. Ali mendekatkan wajahnya pada Prilly, semakin lama semakin dekat, hingga sisa beberapa senti lagi, "Mau ngapain?"tanya Prilly tak bergeming. "Mau liat muka culun lo lebih deket, hahahahha" jawab Ali asal lalu tertawa.

"Culun?tapi cantik kan?"tanya Prilly iseng.

"Biasa aja" jawab Ali cepat yang membuat Prilly gondok.

"Kalau gitu cari yang lebih cantik dari aku" ucap Prilly pelan membuat Ali menoleh ke arahnya.

"Yang Cantik bukan jaminan kalau dia yang terbaik, yang baik juga bukan jaminan kalau dia yang terpilih, tapi yang bikin nyaman udah pasti bikin kita bertahan" jawab Ali serius menatap lekat ke mata Prilly. Jantung Prilly berdebar lagi, ia memalingkan wajahnya ke arah lain salah tingkah, menyingkapkan rambut sampingnya ke belakang kuping. Ali sangat menyukai gerak gerik Prilly yang seperti itu, aura femininnya sangat terpancar. Tanpa sadar ia mengusap rambut Prilly lembut sambil tersenyum menatapnya. Suara rintik hujan yang turun membuat suasana saat itu begitu hangat dan terasa romantis.

-----------------------------

Cutest CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang