CHAPTER 14
Pagi yang cerah, tanpa hujan semalam, waktu yang tepat bagi Prilly menyapa tanamannya. Sinar matahari pagi yang masih hangat membuat bunga-bunga yang baru mekar itu semakin terlihat cantik. Suasana hati Prilly yang sedang senang terpancar di wajahnya yang terlihat bersenyum-senyum ria sendirian. Dengan headset di telinganya, Prilly menikmati waktu menyirami tanamannya. Tapi kebahagiaan itu tiba-tiba terganggu saat seseorang menepuk pundak Prilly dari belakang, sontak membuatnya terkejut dan tak sengaja menyiram tamunya itu.
"Aaarrgghh" teriaknya yang ternyata adalah seorang wanita.
"Maaf, maaf , maaf banget ya?" Ucap Prilly merasa bersalah.
"Iya ga apa-apa, sori aku juga ngagetin kamu, tadi aku panggil-panggil tapi kamu ga denger, ternyata lagi pake headset" ucapnya lembut.
"Iya, maaf, aku ga denger, maaf ya" Prilly merasa bersalah.
"Iya gapapa ko, oya, aku mau tanya, ini rumah Ali Syarief bukan?"tanyanya yang menyadarkan Prilly bahwa ia pernah melihat dan bahkan mengenalnya, Vanya.
"Eee, iya betul, ini rumahnya, aku Prilly, sepupunya Ali" ucap Prilly ramah menjabat tangan Vanya.
"Oh gitu, hai Prilly, aku Vanya, temen kampusnya Ali."jawabnya ramah membalas jabatan tangan Prilly.
"Iya, aku tau ko, kan kita sekampus, aku fakultas Psikologi, oya, masuk dulu yuk, biar aku keringin baju kamu, kamu pake baju aku dulu aja nanti" ucap Prilly mengajak Vanya masuk.
Prillly mempersilakan Vanya duduk, disaat yang bersamaan, tante Ully baru saja keluar dari kamarnya, "Hai tante" sapa Vanya ramah. "Tante, kenalin ini Vanya, temen kampusnya Ali" ucap Prilly menengahi.
"Oya, Halo Vanya, apa kabar, mau cari Ali ya, kayanya masih tidur deh, tante bangunin dulu ya, kamu duduk aja, lho kok baju kamu basah?" Ucap tante Ully.
"Hehe, gara-gara aku tante, ga sengaja tadi, makanya aku mau kasih baju aku dulu biar bajunya dikeringin, sekalian aku bangunin Alinya" ucap Prilly cengengesan.
"Ya ampun, maaf ya sayang, dia kira kamu tanaman kali makanya ikutan disiram" canda tante Ully yang membuat mereka tertawa.
"Ya udah, kamu tunggu disini aja ya, tante buatin sarapan, bangunin Ali ya Pril" ucap tante Ully lagi.
Prilly beranjak ke ruang atas, hal yang pertama ia lakukan ialah membangunkan Ali. "Liii, Aliii, bangun Li, ada tamu" ucap Prilly sambil mengetuk pintu kamar Ali. Namun karena tak mendengar jawaban dari Ali, Prilly mencoba membuka kenop pintunya yang ternyata tak dikunci. "Tumben ga dikunci" bisik Prilly.
Ia menyalakan lampu kamar Ali dan menghampiri Ali yang madih tertidur dengan posisi tengkurap.
"Alii, bangun Li, ada tamu" ucap Prilly lembut mengguncangkan tubuh Ali. "Hmmm?kenapa Prill?" Ucap Ali malas masih memejamkan matanya.
"Ada tamu kamu" ucap Prilly mengusap pipi Ali membuat Ali membuka matanya perlahan.
Ali tersenyum saat melihat Prilly ada di hadapannya, perlahan ia membalikkan tubuhnya dan menyandarkan punghungnya ke bantal dekat sandaran tempat tidurnya.
"Siapa?" Tanyanya sambil menggenggam tangan Prilly.
"Liat aja ke bawah" jawab Prilly malas.
"Siapa?ko cemberut gitu sih mukanya?sini" ucap Ali menarik tubuh Prilly agar mendekat padanya.
"Kenapa sayang, pagi-pagi ko udah cemberut aja?" Tanya Ali mengusap kepala Prilly yang kini ada dalam pelukkannya, merebahkan tubuhnya disamping Ali bersandarkan lengan Ali yang berotot.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cutest Cupid
Fanficenjadi anak seorang dewa cinta ternyata tak seenak yang dibayangkan manusia, Phirily satu-satunya putri dari dewa cinta Eros (Amor) dan istrinya Phsike harus mendapatkan hukuman karena sudah membuat ayahnya salah menembakkan anak panah pada salah sa...