Cutest Cupid

32.6K 1.8K 24
                                    

CHAPTER 8

Prilly duduk manis menopangkan dagunya di kedua tangannya, sambil tersenyum girang memperhatikan Ali yang menggunakan celemek di depan kompor. Sesekali ia tertawa geli saat Ali mengibas-ngibaskan tangannya saat percikan minyak panas di wajan menyipratnya. "Heh, siapa suruh ketawa?" Ucap Ali yang membuat Prilly kembali menutup mulutnya.

Malam ini Ali berinisiatif untuk memasak  makan malam karena tangan Prilly yang terluka, Prilly dengan senang hati menerima tawarannya. Memandangi Ali dari belakang, ia baru sadar Ali memiliki otot tubuh yang terbentuk, apalagi kaos tipis yang ia kenakan malam ini makin memperlihatkan posturnya. Ali benar-benar pria yang diidamkan para wanita kaum manusia.

"Nih, udah siap, makan gih" ucap Ali meletakkan masakkannya di tengah meja makan. "Wowww, ini apa li?wangi banget, kayanya enak?" Tanya Prilly tergugah. "Udang saus telor asin, lo harus coba" ucap Ali semangat menyendokkan satu potong udang buatannya ke piring Prilly. Ali menunggu ekspresi Prilly yang mulai menyendokkan makanannya. "Hhmmm, ya ampunnn, ini enak banget Li, aku baru rasain makanan seenak ini, kamu pinter masak ya ternyata, sering-sering aja, enak juga ya jadi manusia, makanannya enak-enak" ucap Prilly polos.

"Manusia?" Tanya Ali heran karena ucapan Prilly yang berkali-kali mengucapkan kata manusia, seakan-akan dia bukanlah manusia. "Iya, maksudnya enak kita bisa hidup sebagai manusia, gitu lho" balas Prilly mengarang alasan. Untunglah Ali tidak lagi curiga, karena menurutnya Prilly memang sedikit aneh, sikapnya terkadang seperti anak-anak yang mempercayai dongeng.

"Li, besok tante Ully pulang, aku mau buat acara penyambutan buat dia, kamu ikut ya" ajak Prilly. Ali tak menjawabnya dan hanya fokus pada makanannya, "issshhhh" Prilly mendumel. Tiba-tiba handphone Ali berdering, Ali segera mengangkatnya dan menjauh dari Prilly.

"Siapa?" Tanya Prilly saat Ali kembali ke kursinya. "Maura" jawab Ali singkat. Prilly tak melanjutkan lagi pertanyaannya. "Prill, gue pergi bentar ya, ntar jam 11an gue balik, lo kalau ngantuk tidur duluan aja, gue bawa kunci" ucap Ali setelah menyelesaikan makannya. "Mau kemana Li?mau pergi sama Maura ya?" Tanya Prilly ragu takut Ali tersinggung. "Ya, itukan yang lo mau?" Jawab Ali singkat lalu beranjak ke kamarnya.

Prilly sedang mencuci piring saat Ali turun dari lantai atas dan hendak berpamitan padanya. "Prill, gue pergi ya, lo ga apa-apa kan sendirian dirumah?" pamit Ali, "Iya Li, ga apa-apa, sukses ya" jawab Prilly memberi semangat. Ali hanya membalasnya dengan senyum simpul.

Terdengar suara motor Ali yang mulai menjauh meninggalkan rumah. Seketika Prilly merasa kesepian, dan entah mengapa ia malah ingin menangis, ia duduk di sofa depan TV hingga akhirnya ia tertidur.

-------------------------

Prilly terbangun saat petir keras menyambar dan bersamaan dengan padamnya lampu. "Duh, mati listrik lagi, aku ga tau lilin ada dimana" ucap Prilly yang mulai berdiri dan berjalan sambil meraba-raba, tiba-tiba ia mengembangkan sayapnya dan cahaya dari sayapnya mulai menerangi ruangan itu. Ia melihat jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 09.00, hanya setengah jam berlalu sejak Ali pergi.

Prilly memilih menyalakan lilin yang ternyata diletakkan Ali tepat di laci meja. Ia hanya duduk termenung memandangi lilin itu, sebenarnya bisa saja ia membuat listrik menyala hanya dengan menggunakan kekuatannya, tapi tentu saja itu dilarang, karena akan terlihat aneh saat rumah disekitarnya padam listrik dan hanya rumah Ali yang terang benderang.

Diluar hujan deras, berkali-kali ia mendengar petir menyambar dengan keras dan ia harus menutup kupingnya agar tidak terkejut mendengar suaranya. Tiba-tiba iq merasa rindu dengan Ali yang biasanya menjahilinya, kali ini ia merasa kesepian yang luar biasa. Tapi ia tidak mau mengatakannya pada ayahnya, apa yang akan ia pikirkan jika tahu Prilly ternyata merindukan keberadaan Ali.

Cutest CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang