CHAPTER 26
Penunjuk suhu di tengah jalan menunjukkan angka -10°C, musim dingin yang biasa di alami oleh warga di sana, Ali menaikkan suhu penghangat di mobil Civic milik Mr.Willmort yang sengaja dipinjamkannya untuk Ali selama berada di London.
Berbeda dengan di Indonesia, pukul 19.00 malam di London masih terang seperti pukul 16.00 di Jakarta. Ali bergegas pulang ke appartementnya bersama Prilly yang disewakan oleh Mr.Willmort di daerah Kensington.
Malam itu Prilly menyiapkan makan malam spesial untuk Ali dan memintanya untuk pulang lebih awal. Salju yang mulai menutupi tepi jalan membuat Ali harus berhati-hati dalam mengemudikan mobilnya di jalanan London yang licin.
Wajahnya tampak tersenyum ceria sepanjang hari ini, bagaimana tidak, wanita yang sangat ia cintai akhirnya menerima lamarannya, dan minggu depan mereka akan melangsungkan pernikahan sederhana.
Ali memarkirkan mobilnya di halaman depan appartementnya. Ia mengambil jaket tebalnya yang ia letakkan di bagian belakang mobilnya dan mulai mengenakannya, ditambah lagi kupluk penutup kepalanya dan juga shal berwarna senada yang dilingkarkannya di leher.
Udara dingin London malam itu memaksa setiap warganya menggunakan pakaian berlapis agar tidak mati kedinginan. Apalagi bagi Ali yang belum terbiasa dengan kondisi seperti ini.
Ali segera masuk ke appartement berbentuk rumah tersebut, suasana hangat mulai menyambutnya.
"Prill, aku pulang" serunya sambil melepaskan satu persatu pakaian hangatnya.
"Haiiii, selamat malam, kamu udah pulang?" Sahut Prilly menghampiri Ali dengan masih menggunakan celemeknya.
"Hai sayang?cantik banget pake celemek gini, berasa udah jadi istri aja ya" ucap Ali yang langsung merangkul pinggang Prilly dan mencium keningnya singkat.
"Aku belum selesai masak, tunggu bentar ya, apa kamu mau mandi dulu?" Tanya Prilly.
"Ga usah, aku mandi nanti aja, aku kedinginan, mau menghangatkan diri dulu dekat perapian, sambil aku mau telepon mama nanyain persiapan dari sana" ucap Ali.
"Oh oke, aku masak dulu ya" balas Prilly lalu hendak beranjak ke dapur. "Heh, cepet amat sih, aku kan belum selesai" ucap Ali.
"Maksudnya?bukannya mau nganget ke perapian?" Tanya Prilly polos.
"Nganget pake yang ini dulu..." jawab Ali yang langsung menarik dagu Prilly dan mencium bibirnya mesra.
"Udah??" Tanya Prilly.
"Nanti lanjut lagi ya" jawab Ali menggigit bibir bawahnya gemas. Prilly melengos melihat tingkah manja Ali.
Ali duduk di sofa depan perapian, lalu mengambil telepon wirelessnya dan menghubungi keluarganya di Jakarta.
Sedangkan Prilly sibuk mencicipi masakan terakhirnya sambil menyiapkan piring dan makanan lainnya di meja makan.
"Li, makan dulu yuk, biar hangat" seru Prilly.
"Ok Prill" sahut Ali dan segera menghampiri Prilly di meja makan.
"Li, tadi aku udah telepon pihak London Central Mosque nya, mereka bilang bisa untuk tanggal segitu dan jamnya. Nanti yang jadi penghulunya langsung imam kepalanya, Khalifa Ezzat, kita tinggal siapin saksi dari kita aja, dan......." ucap Prilly menggantungkan kata-katanya.
"Dan???" Tanya Ali menghentikan makannya.
"Aku harus punya wali sebagai pengganti ayah aku" ucap Prilly sedih.
"Kamu tenang aja sayang, Mr.Willmort punya sahabat yang kebetulan muslim, dia dan istrinya bersedia jadi wali kamu alias orang tua angkat kamu" ucap Ali tersenyum.
"Kamu serius Li?segampang itu mereka mau?" Ucap Prilly tak kuasa menahan rasa senangnya.
"Iya sayang, katanya, mereka ga punya anak, jadi mereka dengan senang hati kalau ada yang bisa jadi anak mereka, besok kita berkunjung ke rumah mereka ko" ucap Ali mengusap rambut Prilly.
"Aaahhh, aku ga sabarrrrr, pasti mereka kaya malaikat deh, aku langsung sayang sama mereka rasanya, ada ya orang sebaik mereka" ucap Prilly penuh bahagia.
"Ada Sayang, pada dasarnya manusia memang diciptakan baik" ucap Ali lalu melanjutkan makannya.
------
"Ini bagus ga menurut kamu?" Tanya Prilly menunjuk sebuah jas yang dikenakan model dalam katalog wedding dress yang Prilly pegang.
"Bagus, tapi aku ga terlalu suka modelnya, ada yang lain?" Jawab Ali yang duduk di belakang Prilly sambil merangkulnya mesra.
Seusai mandi, Ali menghampiri Prilly yang duduk di karpet berbulu depan perapian appartementnya. Prilly sedang memilih pakaian yang akan dikenakan Ali pada saat pernikahan mereka nanti.
"Ini bagus deh, aku suka, body fit gitu, kamu kan badannya bagus, yang ini aja ya sayang?" Tanya Prilly lagi.
"Boleh, kalau menurut kamu bagus buat aku, aku ikut aja" ucap Ali yang sudah tidak fokus pada pembicaraan Prilly. Dan malah mulai mencium bagian belakang telinga Prilly lembut.
Prilly bergidik seketika, "Aliii, kamu aku ajak ngobrol, malah salah fokus" ucap Prilly tertawa kecil.
"Maaf" ucap Ali tertunduk malu di pundak Prilly.
"Sabar ya, seminggu lagi" ucap Prilly mengusap kepala Ali dari samping.
Ali mengangkat kepalanya sedikit lalu mencium pundak Prilly yang tidak tertutup bajunya. Sekali lagi membuat Prilly bergidik dan sedikit bergairah, suasana lampu yang remang, dan salju yang turun di luar dengan perapian hangat dan duduk di atas karpet lembut membuat mereka cukup terbawa suasana.
Ali memutar wajah Prilly untuk menghadapnya dan perlahan menyentuhkan bibirnya ke bibir lembut Prilly. Prilly memutar tubuhnya lalu merangkul leher Ali sambil membalas ciuman mesra Ali yang membuatnya mabuk. Ali menggerakkan bibirnya merasakan semua sudut bibir Prilly yang berawarna pink itu.
Suara yang terdengar dari pertemuan bibir mereka membuat Ali semakin terbakar hasratnya sendiri dan menarik Prilly semakin dekat, sesekali ia mendesah menikmati ciumannya dengan Prilly yang begitu panas.
Perlahan ia merebahkan tubuh Prilly di karpet dan menindihnya pelan. Prilly bisa merasakan nafas Ali yang mulai tidak beraturan dan menggebu. Tangannya menyentuh dada Ali yang bidang dan keras, pria itu sudah membuatnya menggilainya. Terlalu sempurna bagi seorang anak manusia, hingga mampu membuat seorang bidadari jatuh cinta padanya.
Ali beranjak mencium leher jenjang Prilly yang mulus, sedari tadi ia hanya fokus pada leher Prilly dan mengabaikan semua ucapan Prilly terkait persiapan pernikahan mereka.
Prilly mendorong pelan tubuh Ali.
"Aku sayang sama kamu Li" ucapnya memegangi wajah Ali.
"Aku juga sayang kamu" balas Ali mengecup bibir Prilly mesra.
"Jangan pergi lagi, please" ucap Ali dengan wajah memohon.
"Engga sayang, mulai saat ini, aku akan selalu ada di samping kamu" jawab Prilly menenangkan Ali.
Ali merebahkan tubuhnya di samping Prilly dan menariknya tidur di pelukkannya, lalu menggunakan selimut yang daritadi dikenakan Prilly menutupi kakinya yang kedinginan. Ali mengecup ujung kepala Prilly sebelum akhirnya mereka memejamkan mata untuk tidur.
-----------------------------------------------

KAMU SEDANG MEMBACA
Cutest Cupid
Fiksi Penggemarenjadi anak seorang dewa cinta ternyata tak seenak yang dibayangkan manusia, Phirily satu-satunya putri dari dewa cinta Eros (Amor) dan istrinya Phsike harus mendapatkan hukuman karena sudah membuat ayahnya salah menembakkan anak panah pada salah sa...