CHAPTER 11
Prilly berjalan menyusuri lorong kampusnya, hari pertama kuliah setelah libur seminggu membuatnya merasa malas, kenapa manusia harus mengalami masa kuliah, bukan hanya itu saja yang membuatnya tidak bersemangat hari ini tapi sikap Ali yang acuh padanya sejak kejadian 2 hari lalu. Prilly sudah berusaha merajuknya tapi tidak berhasil, ia malah menghindari kontak dengan Prilly.
"Prill, woyyy, lemes amat bu, kenapa sih?masih kurang liburnya?"tanya Gritte yang tiba-tiba datang merangkulnya. "Heii, ga ko, ga lemes, cuma sedikit ngantuk aja" jawab Prilly asal. "Lo abis nangis ya?mata lo bengkak" ucap Gritte memperhatikan mata Prilly yang sedikit berkantung seperti habis menangis. "Ga ko, kurang tidur aja, semalem insomnia" kelit Prilly. "Prill, gue tau mana mata yang bengkak karna kurang tidur, sama mana mata yang bengkak karna abis nangis, kalau lo udah siap crita, lo bisa ngomong ke gue, oke" ucap Gritte yang tetap yakin Prilly menyembunyikan sesuatu, tapi ia tak mau memaksa Prilly bercerita padanya dan langsung mengajaknya masuk ke dalam kelas.
----------------------
Ali melemparkan panah dartnya dengan keras, ruang klub pecinta alam siang itu terlihat sepi, Ali memilih untuk menyendiri disana menyembunyikan kekesalannya pada Prilly. Bagaimana bisa gadis itu mengatakan bahwa ia akan pergi meninggalkannya disaat Ali sudah menyatakan perasaannya. Sudah 2 hari ini Ali menghindarinya, Ali tak bisa menyembunyikan kekecewaannya pada Prilly.
"Bro, lo disini, kampret lo, gua cariin kemana-mana sampe ke lobang idung orang ga nemu-nemu, eh malah ngejogrok disini" ucap Boim yang bukan nama aslinya, pria berumur 27 tahun dengan perawakan kurus dan berambut kribo ini adalah sahabat Ali, dengan usianya yang terpaut 5 tahun dari Ali tidak membuat persahabatan mereka memiliki jarak juga, justru Boim menganggap Ali selalu bisa lebih dewasa dibanding dirinya. Disaat teman-temannya yang lain mengejeknya karena tak lulus-lulus, sebaliknya Ali malah memacunya untuk bisa lulus tahun ini bersama Ali.
"Lo kira gue upil"jawab Ali sekenanya, "Nape lo bro, lemes amat?"tanya Boim. "Engga, lagi males aja, ngantuk" jawab Ali lagi. "Eh, sompret, biarpun gue kenal lo baru 2 tahun, tapi gue dah kenal sifat lo, ga biasanya lo kaya gini, tapi kalau gue tebak-tebak, kayanya masalah cewe nih, lo lagi jatuh cinta ya?ngaku lo?siapa?Vanya?Audi?Kia?siapa lagi tuh, aduh banyak banget ya cewe yang ngejar lo, siapa Li?" Tanya Boim penasaran.
"Bukan mereka"
"Bukan mereka?berarti ada cewe baru nih?gila keren banget dong tuh cewe bisa mengambil hatinya sang Muhammad Ali Syarief, Vanya yang segitu cantik aja ditolak, siapa sih bro, gue pernah liat?kayanya belum ada cewe secakep itu"
"Ada, tapi lo belum pernah liat" jawab Ali sumringah mengingat wajah lugu Prilly.
"Wahhh, gue harus liat nih kalo gitu, gila banget tuh cewe bisa bikin lo galau kaya gini, trus-trus lo dah nembak dia belum?" Tanya Boim lagi.
"Udah"
"Jangan bilang dia nolak lo, makanya lo galau kaya gini?"
Ali menatap Boim dengan senyum getirnya lalu menunduk tak menjawab Boim.
"Seriusan lo Bro?wah gila tuh cewe, masa dia nolak cowo terganteng di kampus ini?wah, parah banget"
"Tapi nyatanya dia nolak gue, berkali-kali"
"Hah?buset deh Li, perasaan kita libur cuma seminggu, ko bisa-bisanya sih gue ga tau apa-apa kaya gini?cepet amat lo udah jatuh cinta aja"
"Ga tau im, gue aja bingung, ga ada niatan buat suka sama dia, tapi gampang banget dia bikin gue jatuh cinta sekaligus patah hati kaya gini" ucap Ali jujur.
"Kaya apa sih bro orangnya?"
"Kaya bidadari" jawab Ali cepat penuh kagum.
"Wah, bener bener nih, gue harus kenal sama tuh cewe, kaya apa sih orangnya ampe temen gue jadi gila kaya gini, eh sori bro, maksud gue gila karena cinta, ihiyyy" ucap Boim yang membuat Ali akhirnya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutest Cupid
Fanfictionenjadi anak seorang dewa cinta ternyata tak seenak yang dibayangkan manusia, Phirily satu-satunya putri dari dewa cinta Eros (Amor) dan istrinya Phsike harus mendapatkan hukuman karena sudah membuat ayahnya salah menembakkan anak panah pada salah sa...