25 : Celengan Rindu

6 1 0
                                    

Karena asik menonton drakor, Veli pun sampai lupa jika dirinya bertanya pada Putra perihal pr.

Ponselnya juga di penuhi dengan notifikasi. Namun, Veli tidak mendengarnya karena Veli mematikan suara ponselnya.

Setelah beberapa saat, Veli baru menyadari jika Veli bertanya pada Putra.

"tunggu, Putra udah jawab apa belum ya?" Veli mengambil ponselnya yang berada di sampingnya.

"gilaa.. Banyak banget notifnya." Veli membuka pesan satu per satu, tidak ada yang aneh.

Pesan itu berasal dari grup kelas, Silvi, dan Putra. Tidak ada yang berasal dari Vilo.

Namun, Veli juga tidak menghiraukan. Jika boleh jujur Veli marah pada Vilo. Kenapa Vilo lebih memilih Bella dari pada dirinya, Veli tidak tau kenapa Vilo lebih memilih Bella. Padahal pacar Vilo adalah Veli.

Veli berpikir apakah ada yang merekam kejadian tadi saat pulang sekolah, karena penasaran Veli langsung mengechat Putra.

Veli :
~ Putra.. Kejadian tadi ada yang ngrekam nggak?

Putra :
~ enggak, elo santai aja. Gue tadi ngelihat nggak ada yang ngrekam. Kalau ada gue, pites tuh orang.

Veli :
~ ok, kalau gitu. Makasih.
~ oh.. Ya ada pr nggak?

Putra :
~ pr sih enggak, kerja kelompok iya.
Veli :
~ kerja kelompok? Emang, di suruh bikin apa?
~ kelompok gue siapa aja?

Putra :
~ di suruh bikin, Prakarya.
~ elo sekelompok sama gue.

Veli :
~ ohhh okk
~ selain gue sama elo, siapa lagi?

Putra :
~ Vilo, Silvi, dan nenek lampir.

Veli :
~ nenek lampir siapa?

Putra :
~ Bella sang pelakor.

Veli :
~ ya ampun, namanya bagus ya wkwk.

Putra :
~ jelas siapa dulu yang kasih nama Putra..

Veli :
~ iya in deh kalau gitu.
~ gue, mau ambil minum nih.. Haus gue, bayy

Putra :
~ okayy..

Veli menaruh ponselnya lalu pergi dan mengambil minum di dapur, Veli belum menemukan keberadaan Reza dan Renata. Mungkin mereka sedang lembur.

Veli mengambil air putih dan meminumnya, selesai minum. Veli melihat jam, yang menunjukan pukul 17.00 wib. Dengan malas Veli menyiapkan bajunya dan melakukan ritual mandinya.

5 menit berlalu dan Veli telah memakai piyama favoritnya. Dengan semangat Veli langsung pergi ke dapur dan memasak, karena Renata dan Reza belum juga pulang.

"selamat datang, di dapur mama cooking. Dan menu kita hari adalah, 'Ayam Bakar Mozarela khas Malangnya Kakak'. Seperti yang saya sebutkan tadi, mari kita siapkan bahan-bahannya. Yaitu... "

Veli dengan telaten, mengikuti apa yang wanita cantik dalam tv itu sebutkan. Namun, satu yang Veli tidak mengerti mengapa ada kata-kata seperti itu. Beruntung Veli memiliki semua bahan yang wanita itu sebutkan.

"hmmm... Kenapa ya, saat ini gue jadi kayak ibu rumah tangga tapi nggak punya suami" Veli terkekeh dengan ucapannya sendiri.

Hampir 1 jam, Veli bergelut dengan bahan-bahan yang tadinya belum masak, dan sekarang telah masak.

"hmmm... Chef Veli kamu pintar sekali ya... Baunya gila enak banget." Veli berkali-kali mencium bau ayam bakar.

Selesai membuat minuman, Veli langsung makan dan minum. Veli tersenyum karena dirinya tidak menyangka bisa membuat makanan dan minuman enak saat ini.

"puji Tuhan... Kenyang akhirnya. Papa sama mama kok belum pulang ya? Padahal udah jam setengah delapan. Ya udah lah, paling lembur."

Veli kembali ke dapur, dan Veli sekali lagi merasa bangga dengan dirinya sendiri. Karena, Veli berhasil membuat dapur tidak kacau seperti biasanya.

"mau ngapain ya? Pr nggak ada, tugas juga nggak ada. Tapi gue gabut.. Mau ngerjain apa ya?" Veli menatap sekitar namun, tidak menemukan apa pun. Yang bisa di kerjakan. "maraton drakor aja kali ya... Ok kalau gitu"

Malam sudah tiba dan Veli juga belum tidur, meski sebenarnya Veli sudah mengantuk. Namun, Veli juga tidak suka saat moodnya menonton drakor tertunda karena kantuknya.

Karena Veli lebih memilih melihat drakor, jadi lah Veli melihat drakor itu sampai jam 00.00 dan di bunuh pelan-pelan oleh rasa kantuknya.

Veli hanya berharap satu, semoga besok Veli bisa bangun pagi dan tidak menerima omelan dari Renata. Dan mendapatkan omelan dari Silvi.

"bay.. Dunia gue mau tidur dulu ya.. Katakan padanya kalau aku juga rindu." Veli berceloteh, entah kepada siapa. Namun, satu orang di pikirannya yaitu. Vilo.

Celengan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang