Veli mengetuk pintu kamar Vania. Dan langsung di sambut Vania dengan hangat.
"ehh, kakak ipar. Ayo masuk kak" Veli terkekeh mendengar Vania menyebutnya kakak ipar.
"maaf ya kak, kamar ku berantakan. Lagian kakak sih nggak ngabarin aku mau kesini, kalau kakak ngabarin pasti kamar ku siap buat nyambut kakak ipar." Vania mengoceh sambil membersihkan kamarnya.
Sedangkan Veli hanya melihat Vania dari jauh, Vania tidak mengijinkan Veli mendekat jika kegiatannya belum selesai.
Sejak pertama kali Vania mengetahui Veli menjadi pacar Vilo, Vania selalu menyebut Veli sebagai kakak ipar.
Vania sangat setuju saat Vilo memberitau bahwa Veli adalah pacarnya. Bahkan Vania lebih semangat dari papa dan mamanya serta menanyakan tentang apa pun, yang terjadi pada Vilo dan Veli hingga menjadi kekasih.
Padahal, menurut Vania kakaknya itu adalah orang yang jorok. Bahkan kamarnya saja banyak mengandung kotoran yang tak kasat mata.
"sudah selesai, ayo kak duduk." Veli menggeleng dan membuat Vania kebingungan. "loh nggak mau kenapa kak? Kamar aku masih kotor ya? Kak, bilang dong yang kotor sebelah mana biar aku bersihin lagi."
Veli terkekeh melihat Vania. "kak Veli ih.. Bukannya jawab malah senyum"
"bukan gitu Vania, kamu nggak lihat aku basah ya?" Veli merentangkan kedua tangannya dan memutar kan badannya.
Kini Vania yang salah tingkah. "ehh, iya kak maaf ya. Bentar aku ambilin baju dulu." Veli hanya mengganggukan kepalanya.
Vania mengobrak-abrik, semua pakaian yang ada di dalam lemarinya. Vania tidak tau baju apa yang cocok di pakai Veli. Namun, ada satu baju yang Vania rasa cocok untuk Veli.
"ini kak, bajunya." Veli membelalakan mata terkejut.
"tapi kan ini... "
"iya, aku tau kak. Pakai aja kenapa sih" Vania mendorong Veli masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Veli hanya pasrah menerimanya.
Veli tidak yakin baju ini akan cocok dengannya. Apa yang di kasih Vania, terlalu mencolok untuknya.
"kak udah belum?" Vania menggedor pintu kamar mandi, yang di pakai Veli.
"iya bentar" Veli menyahut agak keras.
"ok kalau gitu" Vania meninggalkan Veli, dan memainkan hp meskipun tidak ada pesan yang masuk.
"Van, ini yakin aku pakai baju maksudnya pakai rok kaya gini?" Veli malu, akan pakaian yang di berikan oleh Vania.
Baju mungkin tepatnya, baju seperti kaos dalam? Dan rok diatas lututnya. Veli malu. Sedangkan Vania malah tersenyum lebar.
"udah lah kak, nggak usah malu kali. Santuy kan ada aku haha" Veli berdecak malas.
"kalau gitu kamu ganti kayak gini dong" Vania berpikir.
"ogah, lah kak. Udah kuy turun"
Vania menggeret Veli, dan Veli hanya bisa pasrah. Mengingat Vilo, Veli jadi takut sendiri.
Bagaimana jika Vilo marah padanya? Jika Veli mengatakan, bahwa yang memilih Vania mungkin yang terkena imbasnya mungkin Veli.
Vilo tak pernah main-main ketika marah, jika Vania dan teman-temannya salah. Vilo pasti akan memarahi mereka sampai Vilo merasa tenang.
"eh, anak papa sama calman papa. Sini duduk" Suho menepuk sofa yang ada di sampingnya. Dengan semangat Vania duduk dan Veli hanya mengikuti Vania.
Vania mengambil cemilan dan bertanya pada papanya. "calman itu apa pa?"
Suho fokus menonton tv, dan menjawab "kamu ini anak milenial kok nggak tau, papa aja yang old milenial tau kok"
Veli terkekeh sedangkan Vania memutar bola mata malas. "yee, meskipun Vania nggak tau apa itu 'calmen'. Setidaknya Vania tau rahasia mama."
Pernyataan terakhir Vania, membuat Suho menatap Vania. "beritau.. Rahasia mama kamu sekarang"
Vania mengabaikan papanya dan tetap makan cemilannya. "Vania, beritau cepat. Kamu ini, anak yang durhaka ya."
"yeee, ngatain anaknya durhaka. Lah papa sendiri, nggak mau beritau 'calmen' itu apa."
Suho berdecak. "ok, Vania sayang. Calmen itu calon menantu. Udah puas sekarang? "
Vania mengangguk semangat. "sekarang beritau rahasia mama kamu."
"papa kepo yaa?" Suho menganggukan kepalanya. "rahasianya, aku pernah di dalam kandungan mama. Dan aku tidak pernah datang ke pernikahan papa dan mama."
Suho menatap Vania datar dan Veli hanya menahan tawanya.
"hello, kalau itu papa tau kalik"
Vania mengendikan bahunya. "siapa suruh, udah tau."
Veli bersyukur, memiliki Vania walaupun bukan adik kandung. Namun, Veli tetap menganggapnya sebagai adik kandung yang di lahirkan mamanya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Celengan Rindu
Teen FictionJarak, wa, waktu, berpisah, Veli kesal dengan semua itu namun, itu semua berubah saat Vilo membuatkan sesuatu untuknya. Terinspirasi dari lagu Celengan Rindu. Up : nggak tentu Jam : nggak tentu Pokoknya happy reading aja ❤