Sesuai janjinya Vilo pun mengundurkan diri dari drama. Dan tentunya itu membuat Veli senang dan bahagia namun, tidak dengan Bella.
Bella benci dengan Veli. Bella tak suka dengannya saat Vilo menjelaskan alasan mengapa Vilo berhenti mengikuti drama.
"akhirnya.. Kamu keluar juga dari drama. Aku seneng banget tau" Vilo tersenyum mendengar pernyataan Veli.
"kamu seneng sekarang?" Veli memutar bola matanya malas.
"kamu nggak denger apa kata aku tadi? Aku seneng banget tau Vilo, senengnya tuh kayak di langit ketujuh tau nggak"
Vilo menepuk pelan kening Veli, "lebay kamu.. Gitu aja, seneng"
"biarin wleek... " Veli menjulurkan lidahnya. Dan itu membuat gemas Vilo. Dan dengan gemas Vilo mengusap pucuk kepala Veli dan membuat Veli mengerucutkan bibirnya kedepan.
"yaudah yuk pulang." Veli menggangguk.
Vilo dan Veli berjalan dengan hening di koridor, sampai suara telepon dari Vilo memecah keheningan. Vilo mengangkat teleponnya dan Veli melihat sekitar yang sudah sepi.
"Vel, kamu mau ikut aku ke studio nggak?" Veli menatap Vilo menimbang-nimbang.
"enggak deh, emang ada apa sih di studio? Mau rekaman musik?" Vilo mengangguk. "oh.. Enggak deh, males habis itu perut ku juga lagi nggak bersahabat."
Vilo menatap Veli dengan rasa bersalah "Vil, hai.. Kenapa?"
Vilo menunduk "maaf ya.. Nggak bisa nganterin kamu pulang, padahal tadi aku udah janji."
Veli tersenyum "yaampun, jadi gara-gara itu. Udahlah, aku nggak papa kali. Lagian kamu sih dasar pikun"
"kamu ngatain aku pikun?" Veli mengangguk polos "oh.. Jadi gitu ya sekarang kamu. Aku marah nih"
Veli mengerutkan alisnya bingung "kenapa kok marah?"
"ya gara-gara kamu katain pikun." Veli terkekeh dan itu membuat Vilo semakin kesal.
"yaampun baperan banget sih.." Vilo memandang Veli dengan kesal.
"tuhkan.. Habis ngatain pikun sekarang dikatain baperan" Veli memutar bola matanya malas.
"kalau nggak pikun sama baperan apa? Kelupaan gitu? Harusnya aku yang marah sama kamu."
"kok jadi kamu yang marah?"
"ya, jelas lah. Kalau kamu nggak pikun mesti kita udah pulang nih dari tadi, nyesel aku nolak tawaran Silvi tadi."
"em.. " belum sempat Vilo melanjutkan Veli sudah memotongnya duluan.
"udah, sekarang kamu pergi aja dari sini sebelum aku berubah pikiran." Vilo ingin menjawab namun, di hentikan oleh Veli "udah.. Sekarang cepet pergi sana."
Veli langsung mendorong Vilo pergi dan Vilo pun terusir dengan kasar.
Dan inilah kesempatan Bella.
"heh.. Elo kan yang nyuruh Vilo buat berhenti di drama?" belum sempat Veli beranjak pergi, Veli sudah harus bertemu dengan Bella.
"menurut lo?" Veli sebenarnya ogah menanggapi Bella.
"maksud lo apa? Nyuruh dia berhenti dari drama?" Veli tersenyum sinis.
"sekarang gue mau tanya sama elo. Cewek mana yang suka cowoknya pegangan tangan sama cewek?" Bella mengerutkan keningnya.
"ya, nggak adalah. Eh.. Tunggu dulu maksudnya?" Veli menggelengkan kepalanya dan menatap Bella dengan sinis.
"elo bego atau gimana sih? Gue itu pacarnya Vilo. Dan gue sebagai pacarnya berhak ngatur dia, lagian elo nggak updet ya? Coba deh sekali-kali updet tentang perkembangan sekolah. Oh.. Ya elo kan yang biasanya updet pertama, harusnya elo tau kalau gue pacar sah-nya Vilo, dan elo tau nggak nama gue sama Vilo jadi trending satu minggu penuh. Putri Bella yang terhormat" Veli mengakhirnya dengan senyuman manis. Dan itu membuat Bella geram dengannya.
"gue nggak tau itu, karena yang gue tau Vilo hanya boleh sama gue." Veli menatap Bella sinis.
"oh.. Ya? Kalau hanya boleh sama elo, harusnya elo nggak usah khawatir kan nanti kalau Vilo putus sama gue baliknya ke elo. Yang santuy dong Putri." Bella mengepalkan tangannya dengan erat dan itu dilihat Veli.
Veli semakin puas dengan hasil kerasnya. "jadi gimana tuan putri? Sudah sadar?" Bella baru saja ingin menjawab namun, langsung di hentikan oleh Veli.
"udah daripada bacot, mending elo kembali tidur supaya halu elo semakin terasa seperti nyata. Eh.. Enggak deng maskudnya seperti dunia nyata wkwk. Ok, gue pergi dulu ya dada putri Haluu.. Upss maksudnya Putri Bella"
Bella yang emosi pun berteriak pada Veli yang sudah beranjak pergi. "inget ya suatu hari nanti gue bakal buat hubungan kalian ancur seancur-ancurnya.."
Veli hanya mengangkat bahunya "bacot... "
Veli menghentikan, taksi untuk Veli naiki. Veli kesal hari ini mulai dari Vilo sampai Bella. Namun, Veli sebenarnya juga sedang membutuhkan pelampiasan karena perutnya yang sedang sakit karena pms.
"Bella-Bella, kena pelampiasan gue kan elo. Lagian siapa suruh bangunin perempuan macam singa (pms). Haha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Celengan Rindu
Teen FictionJarak, wa, waktu, berpisah, Veli kesal dengan semua itu namun, itu semua berubah saat Vilo membuatkan sesuatu untuknya. Terinspirasi dari lagu Celengan Rindu. Up : nggak tentu Jam : nggak tentu Pokoknya happy reading aja ❤