18 : Celengan Rindu

5 1 0
                                    

"akhirnya kenyang juga" Vilo menepuk perutnya dengan senang.

"makasih udah di beliin" Vilo menatap Veli.

"ok, ayo pulang. Udah sore" Vilo berdiri dan membersihkan celananya, yang kotor.

Veli merasa lapar, dan Veli ingat bahwa tadi Vilo membawakan makanan dan minuman untuknya.

"Vil, tadi makanan sama minumannya mana? Kok nggak ada? Aku laper nih"
Veli melihat sekitar dengan seksama. Namun, nihil Veli tak menemukan apa pun.

"ada kok nih, di perut aku" Veli menatap Vilo tak percaya.

Bukan karena makanan yang ada di perut Vilo. Namun, Veli tak percaya karena Vilo mengatakan itu dengan santai.

Rasanya hanya Veli yang mempunyai pacar seperti itu. Veli tidak tau apakah Vilo memang polos atau terlalu polos.

Sepolos-polosnya orang tidak mungkin, orang mengakuinya dengan santai. Apalagi di depan pacar sendiri.
"Vilo, kamu niat gak sih buat ngasih aku makan?" Vilo menganggukan kepalanya.

Pening sudah Veli saat ini.

"kalau niat, ya jangan kamu makan. Laper nih aku" Veli memegang perutnya.

"ya udah beli dong. Laper kok di tahan."

Tanpa rasa bersalah Vilo langsung meninggalkan Veli. Dan Veli greget sendiri.

Veli bingung mengapa dirinya memiliki pacar seperti itu. Jika Vilo peka, seharusnya Vilo tetap berada d i samping Veli bukan di depan Veli.

Kesal, Veli pun langsung menyalip Vilo.

Vilo pun hanya melihat Veli dengan santai. Karena, Vilo tidak mau di belakang Veli.

Vilo pun maju dan menggenggam tangan kanan Veli, dan menggeretnya ke kedai makanan yang sepi.

"sekarang pilih kamu mau makan apa?" Vilo menawari Veli.

Veli bersyukur akhirnya Vilo peka. "em.. Aku mau itu deh, pizza mini satu. Yang pedes ya terus sama minumnya milo anget satu."

"baik kak, di tunggu"

Veli menunggu sedangkan Vilo memainkan hp. Pesanan Veli sudah jadi dan Veli bingung dengan uang siapa Veli harus membayar ini.

"Vil, aku pakai uang siapa?" Vilo melihat Veli cuek.

"ya uang kamu lah, kan yang pesen kamu." Veli membelalakan matanya.

Dengan kesal Veli langsung menyerahkan uangnya, dan pergi meninggalkan Vilo begitu saja.

Veli menghentakan kakinya terus menerus hingga membuat Vilo jadi kesal sendiri.

"kamu ngapain sih? Gabut?"

Ingin rasanya Veli menendang Vilo. Apakah sikap Veli tidak cukup berhasil membuat Vilo peka, jika Vilo tidak bisa peka dengan sikap Veli.

Jangan salahkan jika Veli ngambek.

"hai.. Jawab dong. Kok diam aja sih?" Vilo terkejut karena, mata Veli berkaca-kaca.

"kamu nangis? Siapa yang bikin kamu nangis? Bilang biar aku hajar."

Veli melihat Vilo tak percaya. Apakah cara Veli yang satu ini tidak cukup membuat Vilo peka?

Sepertinya Vilo harus di santet, biar peka.

"gimana kalau yang bikin aku nangis orangnya ada di depan aku?" Vilo langsung menghadap ke belakang. Dan tak menemukan siapa-siapa.

Karena kesal, Veli langsung memutar kepala Vilo. "kamu, kamu yang bikin aku nangis."

Vilo menunjuk dirinya sendiri. "aku? Aku gitu yang bikin kamu nangis?"

"hiks... Kamu jahat, aku lagi pms kamu malah... Hiks..." Vilo terdiam beberapa saat.

Karena tak tega, Vilo langsung memeluk Veli dengan lembut. "maaf ya.. Aku nggak tau, ohh ya aku mau tanya.. Boleh?" Veli menganggukan kepalanya.

"pms itu apa kepanjangannya?" Veli menggelengkan kepalanya tidak tau.

"gimana sih kok nggak tau. Aku aja tau." Veli menatap Vilo penasaran.

"apa?"

"perempuan macam singa. Aku genius kan?"

Veli melongo, jujur Veli sudah muak dengan Vilo. Mungkin nanti Veli akan mendiamkan Vilo selama mungkin.

"ehh kenapa? Kok nggak meluk lagi? Badan ku bau ya? Enggak juga sih, padahal masih wangi. "

Veli menjadi greget dengan Vilo, kenapa Veli harus memiliki pacar seperti ini.

Dengan kesal Veli, langsung meninggalkan Vilo sendirian. Sudah cukup habis hari ini kesabaran dan energinya di habiskan karena Vilo.

"kok ninggal, tunggu Veli."

Mereka berdua berjalan beriringan, sepanjang jalan menuju parkiran di penuhi dengan ocehan Vilo.

Meskipun begitu, Veli belum pernah menjawab pertanyaan Vilo yang aneh -aneh.

"kamu tau nggak,  kenapa aku sering ngechat kamu? Ya karena, aku suka sama kamu lah. Edan po aku ngechat kamu buat pelampiasan. Lagi kalau pelampiasan, aku habis di marahin sama sapa ya? Lisa blackpink kali ya. Kamu mah nggak jawab, kesel aku sama kamu."

Ya seperti, itu lah kira-kira Vilo mengoceh. Tidak jelas, dengan sabar Veli hanya diam di sampingnya tanpa menjawab apa pun.

Mungkin Veli capek hari ini. Ya, karena siapa lagi? Vilo lah, edan po di ganggu wong edan.

Celengan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang