Kora-kora itu meninggalkan kesan yang sangat menyenangkan bagi pecinta permainan ekstrem, tapi tidak untuk yang pengecut.
Permainan itu telah selesai dan membuat Vilo pergi meninggalkan Veli. Veli menatap Vilo dengan kesal.
Bagaimana tidak, harusnya yang lari pertama itu Veli. Tapi tidak untuk Vilo, yang pergi meninggalkan Veli duluan.
"hueekk..." Veli melihat Vilo muntah, dan itu membuat Veli juga ingin muntah.
"kamu jangan muntah dong" Veli melihat sekeliling dengan kesal.
Veli jadi bingung siapa yang seharusnya muntah sekarang.
"udah muntahnya?" Vilo menganggukan kepalanya lemas.
Kini giliran Veli yang muntah, "huekk... Huekk, ya ampun perut gue mual huek.."
"kamu muntah?"
"enggak aku nggak muntah, tapi lagi bersihin perut puas"
Selesai mengatakan itu, Veli langsung meninggalkan Vilo. Dan Vilo langsung mengikuti Veli dari belakang.
Veli menuju ke kamar mandi, "Vil aku ke kamar mandi dulu, perut aku sakit."
"ok, aku tunggu di sana ya.."
Vilo menunjuk bangku yang berada di sebelah kedai, Veli hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Vilo.
Dengan muka pucat Vilo pergi dan duduk di bangku itu. Sambil menunggu Veli, Vilo memainkan hp-nya dan melihat pesan-pesan yang sebenarnya tidak ada di hp-nya.
Sibuk memainkan hp Vilo jadi tidak tau kalau Veli sudah berjalan menuju dirinya.
"Vilo.. Aku mau ngomong serius."
Vilo masih mengacuhkan Veli, dengan kesal Veli merebut hp Vilo dan itu berhasil membuat Vilo menatap Veli tajam.
"ngomong apa sih?"
"aku... Aku.. Emm" Veli berhasil membuat Vilo penasaran.
"kamu kenapa? Kamu sakit? Apa jangan-jangan kamu tadi muntah-muntah karena... Kamu lagi HAMIL?"
Keadaan yang tadi ramai tiba-tiba menjadi sepi. Veli menyadari itu lalu langsung meminta maaf pada pengunjung yang lain.
Pletakk!!
"aaauu.. Sakit tau"
"kamu, sih. Gila ya aku nggak hamil. Kalau ngomong tuh di jaga."
Vilo menyadari kesalahannya dan langsung meminta maaf. "maaf aku kan nggak tau. Emang kamu kenapa sih?"
Veli malu mengatakan ini. Tapi jika Veli tidak mengatakan ini Veli akan risi.
"aku lagi"
"lagi apa makan? Minum? Atau apa?"
Veli greget dengan Vilo, kenapa Vilo tidak peka. Kalau sekarang Veli sedang mengalami masa haid.
Dengan terpaksa Veli maju dan membisikan, "aku lagi haid."
Vilo mau membalas namun, Veli langsung menutup mulut Vilo. "nggak usah teriak."
Veli melepaskan tangannya dari mulut Vilo.
"ya udah, kamu bawa alat yang selalu di pakai buat masa ini kan?"
"enggak"
Vilo menghela napasnya dan langsung pergi meninggalkan Veli. Veli yang peka langsung duduk, Veli bersyukur akhirnya Vilo peka.
Sambil menunggu Veli membuka hp-nya dan mengecek apakah ada pesan yang masuk, tidak ada pesan masuk itu artinya tidak ada yang penting.
Veli heran kenapa Vilo lama sekali namun, Veli juga tidak peduli. Untuk mengurangi kegabutan Veli bermain dengan aplikasi yang ada di hp-nya.
Dari kejauhan Vilo melihat Veli dengan senyum.
"nih, aku punya sesuatu buat kamu"
Veli langsung mengambil kresek itu dan melihat. Veli terkejut dengan apa yang di bawa oleh Vilo.
"itu kan alatnya?" Veli menatap Vilo pasrah.
Veli merasa pasrah karena menunggu Vilo.
"kok diem sih? Nggak mau makan ya kamu? Ya udah aku makan aja. Ohh, ya jangan lupa nanti di minum air angetnya."
"Viloo... Aku kira kamu peka ya.. Ternyata... Akhhh kesel sama kamu."
Veli ingin pergi meninggalkan Vilo namun, tertahan karena Vilo memegang tangannya.
"apa lagi?" Veli menatap Vilo malas.
"ini kan yang kamu mau? Dan tentang peka tenang, aku orangnya pekaan kok"
Veli mengambil dan melihat isinya lagi, dan yah ini yang di inginkan Veli dari tadi.
"aku ke kamar mandi dulu"
Vilo hanya menganggukan kepalanya dan menunggu Veli di bangku itu. Karena lapar, Vilo memakan makanan yang tadi Vilo beli.
Beserta minumnya Vilo juga meminum itu. Urusan Veli itu mudah bagi Vilo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celengan Rindu
Teen FictionJarak, wa, waktu, berpisah, Veli kesal dengan semua itu namun, itu semua berubah saat Vilo membuatkan sesuatu untuknya. Terinspirasi dari lagu Celengan Rindu. Up : nggak tentu Jam : nggak tentu Pokoknya happy reading aja ❤