5 : Celengan Rindu

13 1 0
                                    

"kamu nggak makan Vilo?" Veli kesal melihat Bella yang terus-terusan menggoda Vilo.

"enggak" Veli tersenyum sinis ke Bella.
Dan itu membuat Bella menjadi kesal.
"kamu nggak mau minum? Nih, aku punya air putih loh buat kamu" Bella menyodorkan air putih ke Vilo namun, di tolak oleh Vilo.

"enggak, gak usah. Makasih." Jawaban Vilo semakin membuat Veli tersenyum senang.

"ihh.. Sebenarnya, mau kamu itu apa sih?" Bella emosi sekarang.

Vilo melihat ke arah Veli lalu tersenyum, dan Bela juga ikut melihat
Kearah Veli dengan sinis. Dan Veli hanya mengerutkan alisnya Veli tidak mengerti maksud dari tatapan Vilo.

Hening sejenak, tidak ada yang berbicara. Mereka semua menunggu jawaban dari Vilo, bahkan ada yang menyiapkan kamera untuk merekam pernyataan Vilo.

Dengan hembusan napas, Vilo pun menjawab..

"yang gue mau cuman satu, yaitu... Veli"

Seisi kelas mendengar itu, dan tanpa aba-aba mereka langsung beriuh ria menggoda Veli.

Veli menundukan kepalanya karena malu, Vilo memandang Veli dengan senyum sedangkan Bella hanya diam dan mengepalkan kedua tangannya.

Brakk!!

Karena, tidak tahan Bella pun pergi dari kelas bersama dengan sahabat-sahabatnya.

"akhirnyaa, kita dapet rekaman dari seorang yang dulunya terkenal BADBOY sekarang jadi BUCINNYA SI VELI..." Putra berteriak dengan keras diseluruh kelas.

"hari ini kita makan-makan Guyss" Silvi juga ikut berteriak di dalam kelas. Dan itu semakin membuat Veli menjadi malu.

"uhuyy makan gratis kita kali ini"

Sekelas bergembira hari ini, karena mereka akan di traktir oleh Vilo dan Veli. Meskipun mereka berdua belum mengklarifikasikan apakah mereka akan di traktir atau tidak.

"DIAM SEMUA..." teriak pak Eko yang tiba-tiba menggelegar di dalam kelas.

Dan itu membuat Kelas 12 Bahasa menjadi kalang kabut sendiri.

"kalian ini kalau jam kosong itu, baca buku atau apa kek. Jam kosong kok teriak-teriak kayak orang kesurupan"

Putra mempunyai ide untuk membalas pak Eko "iya, lah pak kami kesurupan. Bapak tau nggak kenapa kami bisa kesurupan?"

Pak Eko menatap tajam Putra "lohh, kamu kok tanya sama Saya? Harusnya Saya yang tanya sama kamu!"

Putra mencibir pak Eko "pak, pertanyaan Saya itu mudah. Bapak tinggal jawab aja repot."

"loh, kok kamu makin nyolot sih?"

Sepertinya perang ketiga akan segera dimulai.

"ya Saya nyolot lah pak, gini ya pak. Kenapa guru boleh bertanya pada murid sedangkan murid tidak boleh bertanya kepada guru? Bukan kah ada pepatah kalau malu bertanya sesat di jalan?" Putra bermain dengan kata-katanya sehingga membuat pak Eko dan Seisi kelas bingung dengan perkataanya.

"halah, kamu itu buat Saya semakin bingung saja. Coba jelaskan saja intinya"

Putra tersenyum misterius "bapak nggak tau kan?" pak Eko menggelengkan kepalanya. "lah.. Sama pak Saya juga tidak tau apa yang baru saja Saya ucapkan tadi."

Hening sejenak mereka semua sedang, mencerna apa yang baru saja Putra katakan.

"namun, satu intinya. Kalau kita semua tidak mengerti apa yang baru saja Saya ucapkan. Ehh, di pikir-pikir kita hebat juga ya bisa satu pikiran, wuih.. Hebat. " Putra mengakhiri perkataannya dengan tepuk tangan.

Namun, pak Eko dan seisi kelas menatapnya dengan tatapan tajam.

"Putraaaa" mereka semua kompak meneriakan Putra.

"apa para fans? Gue tau gue ganteng, manggilnya yang biasa aja dong." Putra masih mengandalkan senyum manisnya.

"KALIAN SEMUA LARI 7 KALI, DI LAPANGAN SEKARANG"

Mereka semua terkejut dengan pernyataan pak Eko, mereka membujuk pak Eko dengan berbagai cara. Namun, cara mereka semua tidak berhasil alhasil mereka semua harus berlari di lapangan 7 kali sekarang.

Mereka menatap tajam Putra, dengan setajam silet. "PUTRAAA... "

sedangkan yang di teriaki sudah, kabur duluan dari dalam kelas. Dengan langkah berat mereka semua harus pergi ke lapangan secara terpaksa.

Hanya satu yang mereka musuhi sekarang yaitu PUTRA.

Berbeda dengan semua orang Veli, hanya diam dan menatap Vilo dari kejauhan Veli terhanyut dengan senyum Vilo.

Veli kesal karena tak bisa menghentikan waktu, barang sejenak agar Veli bisa menikmati senyum Vilo untuk seterusnya.

Celengan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang