Two

892 126 88
                                    

Ke 4 serangkai yang sedang asik menikmati santapan di jam istrihat harus sedikit terganggu dengan bisikan-bisikan siswa lain. Sarah menoleh kesal ke arah adik tingkatnya. "Ada apa sih?"

"Kak Sarah, Kak Sarah bisa tolongin gak...i-itu kayaknya ada anak baru deh tapi lagi di bully sama dipukulin sama temen-temennya Rama." Lapor si adik kelas.

Sarah langsung berdecak kesal karena ini ulah si Rama dan antek-anteknya. Jangan salah dulu, meskipun Sarah itu galak luar biasa tetap saja ia suka menolong kalau ada orang yang membutuhkan bantuan meskipun setelahnya orang itu balik dimarahi Sarah karena menurutnya dia lemah sehingga merepotkan. Sarah benar-benar akan mengomel panjang lebar.

Sedangkan Serina melotot kaget sambil tersedak. "Kenapa Ser?"

"S-siapa yang dipukulin? anak baru?" tanya Serina kaget.

"I-iya Kak."

"K-kak Sarah tolongin cepet, dia anak baru di kelas aku sama Wilona tadi pagi."

"Ck, kenapa sih orang-orang pada lemah." Decaknya sebal.

Tapi detik selanjutnya Sarah berdiri diikuti Krystal. "Gue berantem aja ada guru, ini yang dibully kagak ada tuh guru yang keluar." Gerutunya sebal.

Di sekolah ini juga ada sekelompok laki-laki yang nakalnya luar biasa dan parahnya mereka suka memaksa meminta uang. Kalau tidak menurut tentu satu bogem mentah bisa melayang.

Sarah buru-buru berjalan ke arah koridor paling ujung dimana itu adalah jalan menuju gudang dan Sarah sudah tau pasti kalau itu tempatnya. Sarah melotot kaget melihat laki-laki tinggi dan putih itu di dorong-dorong sampai terjatuh ke lantai sambil di tendang-tendang. Sarah sampai bisa mendengar kalau si anak itu merintih kesakitan. Entah kenapa Sarah sakit hati dan emosinya langsung memuncak. "Woy, berhenti gak!!!" teriak Sarah.

"Gar, Gar ada si Sarah Gar." Ujar temannya panik.

Gara yang hampir saja memukul si anak laki-laki menahan tangannya. Sarah yang kesal lari dan memukul mereka. "Pergi gak lo semua!!!" Teriaknya marah.

Sarah menjambak rambut Gara kesal. "Heh, dengerin gue!!!" teriaknya tepat di telinga Gara.

"Lo gak seharusnya ngelakuin ini, pergi sana lo semua" sambil menendang-nendang mereka agar pergi.

"Lo gak ngaca? Lo juga sering berantem." Celetuk Gara.

Sarah kembali berjalan mendekati. "Heh dengerin gue! Gue gak akan pernah berantem kalo gak ada yang ngusik gue, dan gue gak ngelakuin hal murahan kaya lo dan temen-temen lo." Ujar Sarah tajam sambil menarik dasi Gara hingga tercekik.

Gara terbatuk dengan gerakan cepat tangan Sarah yang menarik dasinya yang longgar tidak rapih. "Pergi sana, lo mau bilang ke si Rama juga gue gak takut." Sambil mendorongnya kencang.

Sarah segera berbalik dan menghampiri si laki-laki yang terduduk lemah. "Hey lo gak apa-apa?"

Si laki-laki mendongak kemudian terpaku memandang Sarah. "Ck lo gak apa-apa?" tanya Sarah dengan menaikkan sedikit nadanya.

"Ah iya" jawabnya sambil menunduk.

"Lo anak baru ya?" tanyanya dengan tangan bersedekap diatas dada.

Si laki-laki hanya mengangguk kecil.

"Siapa nama lo?"

"..."

"Lo tuh gak bisa ngomong apa, ditanya gak jawab." Kesal Sarah.

Sarah berjongkok dan menarik dagu si laki-laki hingga mendongak dan wajahnya mendekat membuat si anak laki-laki itu menahan napasnya. "Siapa nama lo?"

Sebelah Mata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang