Twenty Six

607 80 128
                                    


"Hallo?"

"Apa benar ini dengan pak Damian orang tua dari Ryan Daviandra?" Ujar seseorang di seberang sana yang menelpon Papi.

"Ya benar saya orang tua dari Ryan Daviandra. Ini siapa ya dan ada apa dengan anak saya?" Tanya Papi heran. Mami yang sedang duduk disampingnya pun hanya memperhatikan sambil mengkerutkan dahinya.

"Kami dari pihak rumah sakit ingin mengabarkan kalau anak anda dan dua orang wanita yang ada di dalam mobil bersamanya menjadi korban kecelakan."

"Apa?"

"..."

Papi yang panik langsung mematikan teleponnya. Mami yang melihat suaminya panik seketika ikut panik.

"Pi kenapa?"

"Ryan, Sarah dan Serina kecelakaan Mi?"

"Apa?" Tanya Mami luar biasa terkejut hingga menutup mulutnya tidak percaya.

Jadi mobil bagian belakang mereka tertabrak satu mobil truk dibelakangnya yang kehilangan kendali karena rem blong. Ryan sempat membelokkan mobilnya ke arah samping hendak menghindari, maka dari itu mereka terbentur cukup keras.

Tidak butuh lama keduanya kini segera menuju ke rumah sakit, sebelum itu mereka mengabari anak bungsunya agar menyusul. Selama di dalam mobil Mami terus menangis, pikiran buruknya terus melayang memikirkan yang tidak-tidak.

"Mi kita berdo'a aja sama Tuhan semoga mereka baik-baik aja. Kamu jangan nangis dan panik gini sayang." Ujar Papi sambil mengelus bahu istrinya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sibuk memegang setir.

Ia tahu dirinya pun panik setengah mati tapi ia tidak boleh menunjukkan rasa paniknya di depan istrinya, akan lebih kacau jika keduanya sama-sama panik. 45 menit kini keduanya sudah sampai di rumah sakit, Mami langsung berlari masuk dan menanyakan anaknya.

Sesampainya di ruangan yang dituju seorang dokter dan beberapa perawat keluar dari ruangan tersebut.

"Dok bagaimana keadaan anak saya?"

"Anak anda masih belum siuman bersama satunya lagi. Beruntung kecelakaan ini tidak begitu parah hingga memakan korban, kami sudah mencoba yang terbaik untuk mereka tapi kami juga minta maaf harus mengabarkan kalau sebelah penglihatan dari mereka rusak yang menyebabkan kebutaan di sebelah matanya. Dan untuk saat ini pasien belum bisa dijenguk." Dokter menjelaskan panjang lebar membuat Mami kembali menangis tergugu.

Wanita itu terlalu shock mendengar penjelasan dari sang dokter. Papi hanya bisa memeluk istrinya menahan tangis walaupun tidak bisa, ia turut serta menitikan air matanya.

Mami tiba-tiba terdiam dan kembali menoleh ke arah dokter. "D-dok, bagaimana keadaan menantu dan calon cucu saya? Mereka tidak apa-apa kan?"

Dokter itu terdiam sebentar kemudian kembali menjelaskan. "Menantu ibu saat ini juga belum siuman lalu sempat mengalami pendarahan hebat yang diakibatkan tekanan pada perutnya, untungnya mereka segera di bawa ke rumah sakit. Kalau telat sebentar saja bisa jadi janinnya harus diangkat atau keduanya bisa kehilangan nyawanya."

Penjelasan dokter itu membuat pertahanan Mami goyah hingga membuat lututnya lemas. Kalau saja seorang Damian tidak menahan tubuhnya bisa jadi Yuna terjatuh ke lantai begitu saja.

"Mi sadar Mi... Yuna!" Papi terus menguatkan istrinya untuk kembali sadar.

Mami kembali menangis dan Papi tetap memeluknya erat. Tidak lama dari situ Stella datang menemui mereka.

&&&

Tiga minggu kemudian Ryan dan Serina diperbolehkan pulang karena keadaannya sudah cukup pulih meskipun keduanya merasa asing dengan keadaan dirinya sendiri karena sebelah mata mereka tidak bisa melihat, sedangkan Sarah tidak diperbolehkan dulu untuk pulang karena kandungannya yang lemah dan takut terjadi sesuatu hal, maka dari itu Sarah harus bedrest di rumah sakit.

Sebelah Mata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang