Semenjak ucapan Serina malam itu hubungan keduanya kembali merenggang dan canggung, Ryan menjadi lebih pendiam dari biasanya dan berbicara dengan Serina seperlunya.
Terkadang Serina terbaring menyamping sambil menunggu Ryan sampai larut malam karena tidak kunjung datang ke kamar dan ternyata suaminya itu tidur di kamar bekas kakaknya. Kalau sudah begitu sudah dipastikan ia akan ketiduran sendiri karena mengantuk lama menunggu. Pernah juga beberapa kali Serina menitikan air matanya atau sampai menangis kecil karena kesal dan sedih karena pria itu.
Pagi ini Serina terbangun kaget karena kesiangan padahal hari ini yayasan yang menaungi sekolahnya mengajar mengadakan pertemuan seminar. Serina menoleh dan suaminya itu masih tertidur memunggungi di ujung kasur, dipikir-pikir Ryan itu memang jarang sekali bangun dengan sendirinya. Pasti saja harus dibangunkan agar segera bangun.
Serina mengikat rambutnya asal lalu turun dari kasur dan segera berlari ke arah kamar mandi. Di dalam sana Serina merutuki dirinya, kenapa tadi tidak membangunkan Ryan lebih dulu dan menyuruhnya mandi di kamar kakaknya. Serina dengan cepat menyelesaikan mandinya.
Sesaat setelah ia keluar dari kamar mandi Serina segera membangunkan suaminya, ia mendengus pelan karena pria itu susah dibangunkan. "Ryan bangun cepet."
"Ryan!" Sambil sedikit mengguncang bahunya.
Serina menyentuh pipi pria itu membuatnya menggeliat karena permukaan kulit Serina yang dingin sehabis mandi. "Bangun, kita ada seminar hari ini."
Ryan terbangun kaget dan langsung menoleh ke arah jam, setelah itu tanpa bicara ia segera turun dari kasurnya hendak pergi ke kamar mandi. Sebelumnya Ryan sempat melirik ke arah tubuh Serina yang mulus dan masih terlilit handuk.
Dasar lelaki, untung yang dilihat istrinya sendiri.
Selagi Ryan mandi dan Serina sudah beres dengan dirinya sendiri buru-buru ia menyiapkan pakaian suaminya. Ya, pekerjaan tambahan Serina tentu saja menyiapkan berbagai hal yang menyangkut Ryan termasuk pakaian. Dengan lincah Serina memilih kemeja lalu mencocokannya dengan dasi. Setelah itu ia buru-buru menyiapkan sarapan, karena waktu yang tidak memungkinkan untuk memasak Serina hanya membuat sandwich untuk mereka makan pagi ini.
Serina kembali masuk ke kamar dan Ryan baru memasukkan lengannya pada kemeja, dengan cepat Serina menghampiri dan membantunya mengkancingkan baju kemejanya. Serina mengabaikan tatapan heran dari Ryan dan lebih memilih fokus pada apa yang dikerjakannya sekarang. Selesai dengan itu Serina mengambil dasi lalu mengangkat kerah kemeja Ryan membuatnya mendongak dengan bibir terkatup. Serina segera menunduk dan tangannya dengan cepat memasangkan simpul dasi.
Selesai dengan itu kini keduanya sarapan tanpa ada obrolan sedikitpun. Serina baru bisa bernapas lega ketika mereka sudah berada di dalam mobil, oke kali ini tidak ada pikiran untuk pergi sendiri karena kalau menunggu kendaraan online bisa-bisa ia tambah telat.
"Pelan-pelan aja jalannya." Ujar Serina memperingati.
Meskipun tidak merespon Serina tahu kalau Ryan mendengarnya karena setelah ucapannya suaminya itu memperlambat laju mobilnya. Karena seminar diadakan yayasan yang artinya beberapa sekolah yang dinaungi harus datang maka acara diadakan di salah satu hotel di Bandung. Sesampainya di sana bisa ia lihat banyak guru yang juga baru sampai dan banyak guru yang ia tidak kenal. Tentu saja ia hanya mengenal guru yang mengajar di sekolahnya meskipun sudah pernah bertemu beberapa kali dengan yang lain.
Serina turun lebih dulu dan segera masuk ke dalam sana sedangkan Ryan hanya terdiam memperhatikan. Setelah memarkirkan mobilnya Ryan langsung masuk ke dalam dan beruntung ternyata acara belum di mulai. Ryan juga bisa bernapas lega karena tidak mempermalukan diri kalau sampai mereka telat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelah Mata ✔️
Romance(COMPLETED) Tatap mataku maka kamu akan tetap melihat dia dalam pancarannya.