Twenty Four

654 72 18
                                    

"Udah berapa bulan?" Tanya Mami, sekarang ini Sarah masih berada di rumah Ryan.

Sarah menggeleng tidak yakin. "Gak tau tapi udah hampir mau 2 bulan ini Sarah gak dapet." Jawabnya pelan merasa malu.

Mami Ryan menyentuh tangannya. "Jangan takut, Tante gak apa-apa. Tante malah takut kalian ngelakuin hal yang enggak-enggak." Ucapannya membuat Sarah tersenyum kecil lalu mengangguk.

Stella yang sedang menyandarkan punggungnya langsung menatap kakaknya sampai menyipitkan matanya. "Eyyy Aa sering ngelakuin itu ya sama Kak Sarah." Bisiknya membuat Ryan menoleh kaget.

"Berisik."

"Jadi kapan mau nikah nih?" Tanya Papi santai.

"Sarah maunya taun depan aja setelah si bayi lahir." Jawab Ryan.

"Oh? Gak akan secepatnya?"

Sarah menggelengkan kepalanya. "Biar gak terlalu buru-buru biar taun depan aja, Sarah gak apa-apa kok."

Papi mengangguk mengerti. "Yasudah itu terserah kalian aja. Wah Papi mau jadi kakek muda nih." Ujarnya sambil tertawa.

"Iiih Adek juga mau jadi Tante." Timpal Stella.

"Ada keluhan gak sayang?" Tanya Mami sambil mengelus perut Sarah.

Sarah mengangguk sambil cemberut. "Sarah suka mual dan gak nafsu makan sih Tan."

Mami Ryan tersenyum menanggapi. "Kamu tinggal disini aja kalau gitu, biar Mami bisa merhatiin kamu."

Sarah tersenyum sedih. "Maaf Tan kalau Sarah disini kasian Serina tinggal sendiri."

Mami menghela napasnya. "Iya juga... Sarah mulai sekarang jangan bilang Tante, Mami aja ya."

"Papi juga Papi."

Sarah terkekeh kemudian mengangguk. Mami menoleh ke arah Ryan. "Mami gak nyangka bayi mau punya bayi."

Mendengar itu Ryan berdecak. "Kak Sarah betah banget ya sama Aa? Padahal kan dia nyebelin sama rewel kaya bayi."

Sarah mengangguk. "Iya gak tau juga sih aku, padahal emang bener Ryan itu rewel."

Ryan semakin cemberut mendengar jawaban Sarah. "Ryan suka cemburu gak?" Tanya Papi.

"Suka, suka cemburu terus nanti suka pundung dia tuh. Suka gak mau ngomong lagi sama aku nantinya." Jawab Sarah antusias.

"Ih jiga budak leutik." (Ih kaya anak kecil) ledek Papi.

"Udah atuh ah." Sebal Ryan sambil memalingkan wajahnya.

"Tuh kan pundung."

30 menit kemudian Sarah berpamitan dan Mami mewanti-wanti agar Ryan mengantarkan Sarah dengan selamat.

"Sarah beneran gak akan nginep disini aja?"

"Enggak deh Mi mungkin nanti ya heheh gak apa-apa kan?"

"Hmm yaudah, dadah nanti ketemu Nenek lagi ya." Ujar Mami sambil mengelus perut Sarah.

"Besok jangan lupa Aa anter Sarah ke dokter kandungan." Peringat Mami.

"Iya Mi." Kemudian Ryan merangkul Sarah masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan tangan kirinya sesekali mengelus perut Sarah. Sedangkan Sarah terus memandangi wajah Ryan.

"Kalau nanti ngidam atau mau apapun kamu telpon aku aja ya." Sarah mengangguk mengerti.

"Besok aku jemput pagi-pagi buat cek kandungan kamu."

Sebelah Mata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang