Thirty Two

609 61 42
                                    

Satu bulan setelah pulang dari Bali keduanya sedikit lebih terbuka satu sama lain meskipun ada waktu dimana keduanya masih merasa canggung.

Seringkali keduanya sharing mengenai pekerjaan mengajar di sekolah yang sama dan saling membantu satu sama lain. Tapi anehnya ketika berada di sekolah seolah-olah keduanya tidak memiliki suatu hubungan, malah memilih menjaga jarak.

Oh iya nanti malam ulang tahun Ryan, sebulan lalu pria itu mengatakan pada Serina ingin menghabiskan waktu bersama di luar.

Pukul empat sore Ryan baru selesai dengan kelasnya dan berjalan menuju ruang guru. Saat hendak masuk Ryan kembali memundurkan tubuhnya karena beberapa orang guru muda keluar dari ruang guru, mungkin kalau Ryan hitung semuanya ada 6 orang.

Bisa ia lihat Serina dan dua guru laki-laki yang termasuk dari mereka.

"Eh pak Ryan baru beres?" Tanya salah satu guru dan Ryan hanya mengangguk asal.

Ryan menoleh sedikit dan Serina hanya terdiam bersama pria yang selalu membuat Ryan terusik.

"Mau ikut pak?"

"H-hah?"

"Mau ikut? Kita guru-guru mau makan bareng."

Ryan lantas mengkerutkan dahinya, Serina juga ikut?

"Tidak terima kasih." Jawabnya pelan kemudian memilih masuk ke dalam untuk membereskan barang-barangnya.

"Heran dia gak pernah kesepian gitu ya gak pernah berbaur." Celetuk salah satu dari mereka membuat Serina menoleh tapi tidak berkomentar.

"Euuh kalian kedepan duluan aja saya ada yg ketinggalan." Ujar Serina.

"Mau di temenin?" Tanya Mario dan Serina segera menggeleng.

Serina masuk ke dalam dan menghampiri suaminya yang sedang memasukkan barangnya ke dalam tas.

Serina masuk ke dalam dan menghampiri suaminya yang sedang memasukkan barangnya ke dalam tas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ryan." Cicitnya pelan.

"Yan." Ulangnya sedikit lebih jelas membuat Ryan menoleh sekilas.

"Kamu beneran gak mau ikut?" Tanya Serina pelan.

Ryan menggeleng tanpa melihat Serina. Sejujurnya Ryan sedikit kesal, apa Serina melupakan janjinya tempo lalu dan malah pergi dengan yang lain?

"Yaudah aku pergi sama mereka, boleh?"

"Hmm." Jawab Ryan dengan gumaman lalu ia segera bangkit dan melangkahkan kakinya melewati Serina.

"Ryan."

Ryan memejamkan matanya sebentar lalu berbalik. "Apa lagi?"

"Aku belum denger jawaban kamu." Ujar Serina.

"Kamu mau denger jawaban apa dari aku?" Tanya Ryan lagi membuat Serina diam lalu menggeleng tidak tahu.

"Kamu mau pergi sama siapapun itu hak kamu, urusan kamu." Lanjut Ryan menahan suaranya agar tidak meninggi.

Sebelah Mata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang