Sudah hampir 3 minggu Ryan tidak sekolah, dan mulai besok Ryan akan kembali bersekolah meskipun tangannya masih harus di gips.
Selama 3 minggu juga tidak ada lagi Sarah si galak, hanya akan ada Sarah si galau yang setiap hari terlihat murung. "Sar jangan galau mulu dong gue gak ada temen tubir nih." Ujar Krystal sambil mengunyah makannya sedangkan Sarah hanya menumpu kepala dengan sebelah tangannya sambil mengocek makanan.
"Sar."
"Sarah budeg."
"APA SIH LO." Kesal Sarah.
"Tubir lagi yuk sama gue? Berasa main sama boneka kalo lo pendiem gini." Sarah mendelik mendengar ucapan Krystal. Di depannya Serina dan Wilona hanya terkekeh.
"Lo gak mau makan, sini buat gue aja." Biasanya Sarah akan kembali merebutnya dan memarahi Krystal tapi kali ini dengan sukarela ia mendorong makanannya.
"Ah Sarah gak asik ah."
Sarah mendesis kesal. "Berisik setan."
"Heheheh nah gitu dong marah-marah lagi. Jangan galau dong Sar, si Ryan besok kan udah masuk sekolah." Ujar Krystal memberi tahu.
Seketika Sarah menegakkan tubuhnya kemudian menoleh. "Hilih gue sebut namanya aja ya lo langsung respon."
"JADI LO BOHONG SAMA GUE?" Sungut Sarah.
"SIAPA YANG BOHONG, TANYA AJA SAMA KEMBARAN LO." Timpal Krystal dengan pekikan.
Kemudian Sarah menoleh ke depan dan Serina tersenyum. "Tenang aja Kak Sarah besok Ryan masuk kok, jangan galau lagi ya heheh."
Sarah mengangkat kedua ujung bibirnya keatas membentuk senyuman tapi sedetik kemudian ia cemberut. "Sialan." Umpatnya pelan sambil mengocek makanannya dengan kesal.
"Ih lo kenapa sih baru aja senyum udah cemberut? Aneh banget." Gerutu Krystal.
Akhir-akhir ini ia mendengar kalau Amanda sering mengunjungi Ryan di rumahnya, bagaimana tidak kesal bahkan iapun tidak pernah melakukannya. Setelah kejadian waktu itu ia tidak pernah bertemu.
Tapi bodohnya ketika ia ditawari Kai untuk ikut bersamanya ke rumah Ryan ia menolaknya. Bukan apa-apa ia sudah tahu bagaimana reaksi Ryan jika ada dirinya.
"Yaudah mau titip salam buat Ryan gak Sar?" Tanya Kai waktu itu.
Sarah bergumam tidak jelas. "Enggak deh Kai." Ujarnya pelan, padahal ia ingin tau bagaimana keadaan laki-laki itu.
"Masa gak mau? Atau mau gue salamin kalo lo kangen?" Goda Kai sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Sarah langsung menendang tulang kering Kai membuat laki-laki itu meringis kencang. "Gila lo barbar banget, pantesan si Ryan gak suka."
"Gausah sok tau." Pekik Sarah kesal.
&&&
Besoknya benar saja kalau Ryan sudah masuk sekolah, banyak dari teman sekelasnya yang menanyakan kabar. Serina bahkan tersenyum lebar ketika Ryan masuk ke dalam kelas. "Hai Ryan, gimana kabar kamu?"
"Oh hai Serina." Sambil tersenyum.
Kemudian tangan kanannya terulur menjewil pipi Serina. "Aku udah baik... Pipi kamu kenapa semakin tembem sih ini, apa karena udah gak ketemu lama?" Lanjut Ryan masih terus menjewil-jewil pipi Serina.
"Aaaa sakit Ryan." Rengek Serina sambil menahan tangan laki-laki itu.
"Ups maaf." Ujarnya sambil mengelus pipi Serina kemudian gadis itu segera memundurkan kepalanya. Bahaya, bisa-bisa jantungnya terus memberontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelah Mata ✔️
Romantizm(COMPLETED) Tatap mataku maka kamu akan tetap melihat dia dalam pancarannya.