Five

558 97 42
                                    

Di hari weekend ini Ryan sudah rapih dengan pakaian santainya. Ia berlari ke kamar Stella dan masuk begitu saja. "Dek anter Aa yuk ke toko buku."

"Gak, gak liat apa Adek udah rapih gini?"

"Mau kemana emangnya?"

"Pergi lah sama Mami Papi." Jawabnya santai sambil menyisir rambutnya.

Ryan mengkerutkan dahinya merasa bingung. Sedetik kemudian ia berlari menuruni anak tangga menuju kamar kedua orangtuanya sambil berteriak. "Mami...Papi."

Ia lantas membuka pintu kamar orangtuanya. "Ada apa sih A teriak-teriak?"

"Mau pada kemana?"

Mami yang merapihkan dasi suaminya itu menoleh. "Emang Aa lupa ya kita malem kan udah bilang mau pergi ke undangan, tapi Aa bilang semalem gak mau ikut."

Ryan langsung berdecak. "Masa Aa ditinggalin sendiri?"

"Ya semalem diajak gak mau kan?" Heran Papi.

"Terus Aa ke toko buku sama siapa? Gak ada yang anter."

"Ya sendiri aja lah."

"Pak supir kan kalo weekend gak ada Pi."

"Ya Tuhan, mobil kan ada. Ribet banget kamu."

"Tapi kan..." Ujarnya sambil cemberut.

"Yaudah kalo gak mau diem aja dirumah." Omel Papi.

Kini kedua orangtuanya berjalan keluar kamarnya. "Stella udah siap?" Teriak Papi.

"Udah." Jawabnya sambil berlari dari arah tangga.

"Dek jangan lari-lari." Ujar Mami.

"Dadah Aa...kita pulangnya sore banget ya karena mau sambil jalan-jalan."

"Kok gak bilang pulangnya mau jalan-jalan dulu?" Tanyanya tidak suka.

"Ya kamu kan gak mau."

"Papi kan semalem bilangnya ke undangan aja."

"Ya harusnya ikut aja dong."

Mami terkekeh sambil mengelus rambutnya. "Yaudah mau ikut aja?"

"Gak mau." Jawabnya sambil mengalihkan pandangan membuat Mami tertawa.

"Yaudah hati-hati, kalo mau pergi bawa mobil aja. Bye sayang."

Ryan menghela napasnya kesal. Sebenarnya ia malas kalau harus membawa mobil sendiri.

Setengah jam setelah orangtua dan adiknya pergi ia memutuskan untuk pergi ke toko buku sendiri dengan membawa mobil.

Sesampainya di sana ia langsung masuk dan berkeliling. Langkahnya terhenti ketika netranya menangkap sosok yang ia kenal sedang kesulitan mengambil buku di tempat yang tinggi. Ia tersenyum kecil kemudian menghampirinya. "Serina..."

"Astaga...R-Ryan?" Gadis itu terperanjat kaget ketika seseorang memanggilnya tepat dibelakang tubuhnya.

"K-kamu ngapain disini... aaah aku kaget banget." Keluhnya sambil memegangi dadanya.

"Eh maaf maaf... Aku mau beli buku juga."

"Kamu mau beli buku juga?" Lanjutnya bertanya.

Serina hanya menganggukan kepalanya.

"Kamu mau ambil yang ini tapi susah ya?" Tanyanya sambil terkekeh kecil.

"Iya."

"Biar aku ambilin." Ryan malah maju mendekat hingga tidak ada jarak diantara keduanya.

Sebelah Mata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang