SIX

537 89 35
                                    

Sepulangnya Ryan, Sarah bangkit dan kembali duduk di sofa. Tiba-tiba atensinya menangkap sebuah novel yang tergeletak di dekat kakinya. "Serina kamu tumben banget beli novel ginian?" Heran Sarah sambil membolak-balikan sebuah novel.

Serina yang berjalan dari arah dapur menyipitkan matanya. "Yah ketinggalan... Itu punya Ryan." Kemudian ikut duduk di sebelah Sarah.

Untung saja Sarah tidak sedang minum, bisa-bisa ia tersedak mendengar penuturan kembarannya. "Hahaha dia? Beli novel ginian?" Ujar Sarah tidak percaya sambil meledakkan tawanya.

"Iya, kenapa emang?"

"Kakak gak percaya dia beli ginian, gak cocok banget."

"Udah siniin biar Adik kembaliin besok di sekolah."

Sarah menariknya menjauh. "Bentar dulu Kakak mau baca."

"Ih jangan itu punya orang."

"Ck gapapa."

"Ih itu masih dibungkus, dia aja belum baca."

Dengan santai Sarah membukanya membuat Serina melototkan matanya. "Kak Sarah ih..."

"Tenang aja sih dia gak bakalan marah, bilangin besok Kakak yang baca."

"Gak mau, Kakak aja yang kasihin sendiri novelnya. Serina gak mau, malu."

"Ck iya iya." Lalu ia bangkit dan mengambil makanan diatas meja.

"Tadi aja ditawarin gak mau tuh." Sindir Serina setelah Sarah duduk lagi di sebelahnya.

"Berisik ah."

Serina berdecih lalu meringkukkan tubuhnya di atas sofa sambil menonton.

Sedangkan Ryan melajukan mobilnya santai setelah ia kembali ke toko buku untuk mengambil mobilnya yang ia parkirkan di tempat itu.

Saat lampu merah menyala ia memberhentikan mobilnya kemudian memandangi ujung jari telunjuknya. Kejadian tadi kembali terlintas dipikirannya ketika ia saling menempelkan ujung jarinya kemudian mendorong pelan ujung jari Sarah.

Tiba-tiba ia tersenyum dan terkekeh merasa lucu kemudian menggeleng, untuk apa juga memperhatikan hal kecil seperti itu. Ia melajukan mobilnya ketika lampu hijau menyala.

"Yah novel ketinggalan." Gumamnya menyadari novel yang ia beli tidak ada.

"Gapapalah paling besok Serina bawain."

&&&

Esoknya setelah pelajaran pertama Sarah membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah novel.

"Tal anter ke kelas sebelah yuk."

"Ngapain?" Tanya Krystal sambil membetulkan riasannya.

"Ngasiin novel punya si Ryan." Ujarnya santai.

"Hah kok bisa ada sama lo?"

"Kemarin ketinggalan di rumah gue."

"Hah kok bisa?"

"Apasih kaya keong hah hah mulu, udah buruan sebelum pelajaran dimulai lagi." Kesal Sarah.

"Lo... Lo ada apa-apa ya sama itu anak." Curiganya.

"Ada apa-apa maksud lo?"

"Lo sama dia... Wah Sarah wah Sarah, gue gak bisa percaya lo sama dia-.." Ujar Krystal tidak percaya.

"Apasih lo kalo ngomong gak jelas banget. Cepetan!" Pekiknya kesal.

"Ck iya iya sensi amat."

Ketika di kelas sebelah Sarah menahan siswa yang termasuk di kelas itu. "Heh tolong panggilin si Ryan, suruh keluar." Titah Sarah.

Sebelah Mata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang