Twenty Eight

613 65 51
                                    

Ryan sekarang benar-benar tinggal di rumah Serina, meskipun pada awalnya selalu terasa berat dan Mami membujuk agar tinggal bersama mereka tapi wanita itu tetap menolak.

Tidak ada yang berubah dari keduanya, masih sama-sama kaku, masih sama-sama tidak menyadari perasaan satu sama lain dan keduanya hanya seperti dua orang yang berbagi tempat tidur.

Tapi ada kebiasaan Ryan yang Serina biarkan dan tidak ia larang. Suaminya itu selalu tidur siang di kamar kakaknya jika ada di rumah pada siang hari.

"Ryan, aku mau ke supermarket dulu ya kamu mau titip sesuatu?" Tanya Serina yang baru saja keluar kamarnya.

Ryan yang sedang menonton TV lantas menoleh. "Tunggu sebentar." Ujarnya lalu masuk ke kamar membuat Serina bingung.

Ryan keluar dari kamar dan sekarang sudah memakai jaketnya. "Kamu mau kemana?"

"Anter kamu." Jawab Ryan santai.

"Atau aku gak boleh ikut?" Lanjutnya membuat Serina buru-buru menggeleng.

"B-boleh kok."

Sepanjang perjalan diisi oleh keheningan, Serina sejak tadi memperhatikan jari manisnya yang tersemat cincin kemudian memainkannya sebentar. Cantik pikirnya membuat ia tanpa sadar tersenyum manis.

"Kenapa?" Tanya Ryan heran yang tidak sengaja tersenyum sendiri.

"Eh? Eng-gak kok." Kemudian Serina menatap keluar jendela. "Loh ini kan?"

"Belanja ke mall aja biar sekalian."

Sesampainya di parkiran mall Ryan mengeluarkan kartu dan menyerahkan pada Serina. "Mulai sekarang pake ini aja, simpan uang kamu.

"Eh gak usah aku juga punya." Tolak Serina.

"Enggak ini punya kamu sekarang. Buat belanja sehari-hari sama perbulan atau kamu mau beli apapun terserah."

"Gausah gausah." Keukeuh Serina membuat Ryan terdiam memperhatikannya.

Serina menghela napasnya pelan kemudian mengambil kartunya dan segera memasukkannya ke dalam dompet. Karena hari ini weekend mall jadi semakin ramai.

Saat keduanya berjalan berdampingan Serina meringis ketika seseorang tanpa sengaja menubruk lengannya, Ryan berdecak kesal dan langsung merangkul Serina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat keduanya berjalan berdampingan Serina meringis ketika seseorang tanpa sengaja menubruk lengannya, Ryan berdecak kesal dan langsung merangkul Serina. Saat masuk ke dalam lift pun keduanya terdorong-dorong membuat ia kesal luar biasa. Ryan buru-buru menarik Serina tepat di depan tubuhnya tanpa jarak kemudian melingkarkan sebelah tangannya di bahu wanita itu sedangkan sebelah tangannya lagi menyentuh dinding menahan seseorang yang terus saja merapat kearahnya.

Sebelah Mata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang