Twenty One

535 80 48
                                    

"Serina coba deh lepas iketan rambut kamu."

"Kenapa?"

"Kamu pasti lebih cantik."

Serina berdiri di depan cermin yang ada di kamarnya. Ucapan Ryan kemarin lusa masih terngiang jelas di pendengarannya. Serina semakin memperhatikan diri sendiri lewat pantulan cermin di hadapannya.

"Kamu pasti lebih cantik."

Dengan ragu tangannya membuka ikatan hingga rambut panjangnya kini terurai bebas. Jari lentiknya ikut menyibakkan dan merapihkan rambutnya. Diam-diam Serina tersenyum sambil mengelus rambutnya.

Lama terdiam perlahan senyumnya memudar, buru-buru Serina menggelengkan kepalanya kemudian menghela napas. Dengan cepat ia berbalik dan segera merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Saat ia mulai menutup matanya perkataan laki-laki itu semakin terngiang. Serina mendesah kesal sambil mencengkram selimutnya sesaat setelah membuka matanya. Menatap langit-langit kamarnya sambil melamun Serina kembali tersenyum, ingatannya bersama Ryan beberapa tahun ini cukup menyenangkan walaupun sebatas teman.

Tapi bibirnya kembali mencebik kemudian melengkung ke bawah dan matanya berkaca-kaca. Meskipun begitu Serina harus menguatkan hatinya, kebersamaan Ryan dan kembarannya harus ia lihat hampir setiap harinya. Dan walaupun sudah cukup kebal tetap saja akan ada waktu dimana ia benar-benar sakit hati apalagi ketika memergoki keduanya sedang berciuman. Diam-diam Serina akan kembali menangis, merasakan sesak di hatinya.

Seperti saat ini bulir air mata membasahi kedua ujung matanya. Serina menghirup udara sedalam mungkin tapi air matanya malah semakin berlomba keluar. Ia membalikkan tubuhnya ke samping sambil menggigit bibir bawahnya.

"Dasar jahat."

"Ryan jahat." Kemudian isakan kecilnya mulai terdengar.

Serina membiarkan dirinya tertidur setelah menangis kecil.

Esok harinya entah dapat keberanian dari mana Serina membiarkan rambutnya terurai tanpa diikat.

"Woa woa woa siapa ini?" Sarah yang baru keluar dari kamarnya langsung bersuara membuat Serina terperanjat kaget.

"Ini beneran Serina? Kembarannya Sarah? Woaaa tambah yakin nih kalo Sarah emang punya kembaran yang mirip banget." Sarah terus membeo sambil memutar-mutar tubuh Serina, masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Aaaah Kak Sarah." Erang Serina tidak suka, bisa-bisa seragamnya kusut.

"Hehehe maaf, maaf, maaf abis Kakak takut salah liat."

"Emm aku gak apa-apa gitu kalau rambutnya gak diiket kaya biasa?" Tanya Serina sambil kembali merapihkan tatanan rambutnya.

"Loh apa-apa karena apa? Bagus dong kamu jadi gak di iket terus." Sarah ikut merapihkan rambut kembarannya kemudian memeluk Serina erat.

"Ih kembaran Kakak tambah cantik sekarang." Lanjutnya sambil menciumi pipi Serina dengan gemas bertubi-tubi.

"Aaah jangan cium-cium!" Pekik Serina.

Sarah mendengus sambil melepaskan pelukannya. "Huh sekarang Serina gak mau tuh dipeluk-peluk, dicium atau sebaliknya sama Kakak." Ujar Sarah sambil cemberut.

Sebelah Mata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang