Tok tok tok
"Kak Sarah..."
"Kakak..."
"Pinjem hair dryer dong, yang aku rusak." Serina terus mengetuk-ngetuk pintu kamar Sarah.
Pagi hari ini Serina terpaksa harus ke kampus karena ada urusan dengan sang dosen.
Di dalam kamar Sarah masih bergelayut nyaman di dalam dekapan Ryan, tanpa malu kulit keduanya saling bergesekan satu sama lain di balik selimut. Seperti tidak kenal lelah keduanya kembali melakukannya hingga pagi tadi, maka dari itu kini keduanya masih begitu mengantuk dan lelah.
Tapi tidurnya harus terusik karena suara ketukan pintu terus masuk ke dalam pendengarannya. Sarah meringis kecil sambil menyingkirkan lengan Ryan yang melingkar di tubuhnya.
"Mau kemana?" Lirih Ryan masih dengan matanya yang terpejam enggan terbuka. Merasa terusik juga ketika lengannya disingkirkan.
"Sebentar." Jawab Sarah bergumam.
Sarah terduduk dengan matanya yang begitu berat lalu membuka sedikit matanya untuk mencari-cari pakaian. Tangannya meraih kemeja milik Ryan kemudian memakainya dan mengkancingkan dengan asal hingga belahan dadanya masih terlihat jelas.
Dengan malas Sarah menuruni ranjangnya, baju kemeja milik Ryan cukup kebesaran ditubuhnya hingga menutupi satu jengkal diatas lutut. Ketika Sarah melangkahkan kakinya ia meringis masih merasa ngilu di bagian bawah tubuhnya. Jemarinya membuka kunci kamar kemudian membukanya pelan, matanya semakin terpejam ketika cahaya menyentuh matanya.
"Ada apa Dik?" Tanya Sarah dengan gumamannya.
Di depannya Serina terdiam membeku melihat penampilan Sarah. Matanya bergerak gelisah apalagi ketika melihat banyak tanda di lehernya, pandangannya semakin turun melihat dada sang kakak yang sama banyak tanda kemerahan.
Matanya entah karena apa terasa panas hingga pandangannya tiba-tiba memburam. "Ada apa Dik? Kakak masih ngantuk nih." Ujar Sarah masih bergumam.
Serina menelan ludahnya susah payah kemudian berujar. "Mau pinjem hair dryer." Dengan suaranya yang tiba-tiba parau, terasa kering.
Sarah semakin melebarkan pintunya agar Serina masuk ke dalam. "Cari aja di laci sama kamu ya, Kakak masih ngantuk."
Kembarannya itu berbalik dan melangkah menuju kasur dan Serina membuntuti dari belakang. "Tuh cari aja disana." Kemudian Sarah naik ke atas kasur dan berbaring.
Hati Serina berdenyut ngilu, meskipun masih gelap temaram matanya masih bisa menangkap sosok Ryan yang tertidur dengan tubuh polos atasnya yang terekspos. Sedangkan Sarah kembali menarik selimutnya dan memeluk Ryan.
"Siapa?" Gumam Ryan bertanya.
"Serina." Jawab Sarah yang sama-sama bergumam.
"Kamu gak ada acara atau ke kampus?" Lanjut Sarah.
"Enggak ada."
Sarah bergumam tidak jelas. "Yaudah kita tidur lagi aja." Ujar Sarah akhirnya kemudian mencium dada Ryan membuat pria itu mengeratkan pelukannya.
Diam-diam Serina menggigit bibir bawahnya, dengan cepat ia segera mencari barang yang ia butuhkan.
BRAK
Sesaat setelah menemukannya, barang itu kembali jatuh.
"Ada apa Serina?" Tanya Sarah yang kembali bersuara.
"Ah maaf." Jawabnya pelan.
Tanpa ba-bi-bu Serina segera melangkahkan kakinya keluar, bodohnya ia malah menyempatkan menoleh ke arah kasur yang membuatnya semakin merasa kecewa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelah Mata ✔️
Romance(COMPLETED) Tatap mataku maka kamu akan tetap melihat dia dalam pancarannya.