Eight

444 83 41
                                    

Dan disinilah Kai berada, dirumah teman barunya. Setelah satu jam yang lalu mereka selesai makan siang tiba-tiba seorang perempuan datang menghampiri.

"Oh Kai kenalin ini adik gue... Stell kenalin ini temen Aa."

Dengan semangat Stella mengangguk dan menjabat tangannya. Dan dengan senang hati Kai juga menjabat tangannya.

Tapi sedetik kemudian Kai membulatkan matanya kaget, hampir saja ia berteriak ketika tangannya dicengkeram kuat. "Hallo gue Stella."

"A-ah gue Kai."

"Oh iya tadi Papi telpon jadi Adek sakalian bawa baju taekwondo nya 2, Nih pada pake."

"S-sekarang?"

"Tahun depan! Ya sekarang, gimana sih." Stella tuh kadang benar-benar kesal dengan kakaknya.

"Cepet pake bentar lagi sebeoum dateng?"

"Hah?" Tanya Kai tidak mengeri.

"Oh itu pelatih taekwondo maksudnya, panggil aja sebeom nanti."

Keduanya hanya ber-oh ria. "Ya cepet dong pake bajunya, lama banget."

"Ck iya iya."

Tidak lama setelah keduanya berganti baju, pelatih yang biasa melatih Stella datang. "Heh kalian malah bengong, sana ikutin Stella ke belakang." Ujar Papi pada keduanya.

Sebenarnya bukan persis di halaman belakang, hanya saja ada ruang khusus untuk berlatih taekwondo di bagian belakang rumah yang biasanya Stella pakai.

Mami yang melihatnya tertawa kecil. "A cepet kesana."

Ryan malah beringsut takut dan memeluk ibunya. "Mi Aa takut."

"Ih kamu gak akan di apa-apain."

"Ya tapi-..."

"Cepet A." Potong Papi.

Tidak jauh berbeda Kai juga hanya terdiam, bisa-bisanya ia malah ditarik untuk mengikuti hal seperti ini. Bukan apa-apa ia merasa tidak cocok dengan hal seperti ini.

Mau tidak mau kini keduanya menghampiri Stella dan pelatih. "Wah Ryan mau ikutan juga akhirnya ya." Ujar si pelatih. Ryan sebenarnya sudah cukup kenal karena pelatihnya ini sering kerumahnya untuk melatih Stella.

Ryan terkekeh garing dan mengangguk. "Ini temennya mau ikut juga? Bagus."

"Hallo saya Kai, om."

"Kok om sih?"

"Eh m-maksud saya... Sabun."

"Kok sabun sih Kai?"

Kai menoleh kaget. "Eh tadi apa?"

"Sebeom Kak Kai."

"Ah ya sebeom."

Pelatihnya itu hanya tertawa dengan tingkah keduanya. "Yasudah sekarang pemanasan dulu."

Setelah pemanasan keduanya diajari hal hal dasar dulu seperti menendang.

"Biar Aa sama Adek aja, sok nih tendang." Ujar Stella sambil memegang target.

"A tendangnya yang kenceng atuh." Omel Stella.

"Ya kan ini juga usaha buat nendang."

"Mana ada nendang kaya gitu."

"Ya kan belajar."

"Ya tapi gak lemah gemulai gitu."

"Siapa yang lemah gemulai sih!" Pekik Ryan kesal. Ini adiknya tidak niat sekali membantunya.

Sebelah Mata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang