Bagian 1

10.7K 410 5
                                    

Happy reading!😊


Afrin meletakkan kakinya diatas meja didepan tv sambil mengunyah cemilan dan sesekali tertawa karena merasa lucu dengan apa yang ditontonnya.

Ratna, bunda Afrin menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak satu-satunya itu. Dia berpikir turunan siapa anaknya ini sehingga bertingkah seperti itu.

"Afrin, kamu kalo duduk yang benar sayang" tegur Ratna lembut. Karena Afrin adalah putri satu-satunya, sangat jarang Ratna memarahi anak tunggalnya itu. Kecuali suaminya,tidak jarang Afrin dimarahi ayahnya jika Afrin tidak menurut.

Afrin yang menyadari kehadiran bundanya langsung menurunkan kakinya dari atas meja.Walaupun susah diatur,kadang Afrin menuruti kata-kata bundanya karena kadang suka kesal jika bundanya terus menerus mengoceh menasehatinya. Lebih baik menurut saja, pikirnya.

"Bun, nanti malam Afrin keluar bentar ya mau pergi sama temen-temen SMA" izinnya.

Ratna menggeleng tanda tidak mengizinkan. "Malam-malam gak boleh keluyuran,kamu itu perempuan Afrin. Bunda gak menjamin kamu gak bakal berbuat macam-macam disana" ujar bundanya.

Afrin memasang muka cemberut, selalu begitu. Banyak larangan yang bundanya katakan tapi hampir seluruh larangan itu Afrin langgar.
Sepertinya kali ini Afrin akan melanggar lagi.

Seolah tau apa yang Afrin pikirkan, Ratna menatap tajam putrinya itu "Jangan coba-coba untuk melanggar ucapan bunda kali ini,kalo ayah kamu sampai tau. Kamu juga yang kena marah" kata bundanya membuat Afrin tambah cemberut.

Afrin memasang wajah memelas layaknya anak kecil yang minta dibelikan permen. "Bun..sekali iniiii aja,ya Bun?" Bujuk Afrin.

Ratna hanya diam, sambil membereskan sampah yang dibuang sembarangan oleh Afrin.

Afrin semakin gencar bergelayut dilengan bundanya.
"Ayolah Bun..,Afrin udah bisa jaga diri kok bun.Afrin janji gak bakal pulang lewat dari jam 9 malam." rayunya.

Ratna menghela nafas berat "Afrin sayang, dengerin bunda ya..kamu itu udah dewasa, harusnya kamu udah tau mana yang baik dan mana yang buruk buat kamu.Bunda larang kamu itu demi kebaikan kamu sendiri" ujar bundanya lalu berjalan menjauh kearah belakang.

Afrin memasang muka masam dan menghentak-hentakkan kakinya kelantai, seharusnya dia tidak perlu dikekang seperti ini karena dia sudah dewasa. Dia hanya ingin bersenang-senang bersama teman temannya, teman-temannya bebas mau kemana saja dan dengan siapa saja, sedangkan dia mau ke toko sebelah aja pake diintrogasi segala sama orang tuanya.
Menyebalkan!

Notifikasi chat grup teman lamanya yang bernama *chibi-chibi rawit* membuat HP nya bergetar.

Anggin: guys,hari ini jadi kan?

Rara: kalo gue jadi sih

Dhea: Eh Afrin..lu bakal pergi sama kita kan?

Anggin: iya frin, mumpung liburan,kita bisa have fun

Afrin:gak dikasih izin sama bunda.😑

Rara: udah gue tebak,pasti nyokap Afrin gak ngizinin,Lo pada kayak gak ngerti aja.😒

Anggin: yah..gak asik deng😭

Afrin: Tapi gue usahain malam ini gue datang 😉

Rara: kumat deh sifat keras kepala ni bocah😏

Afrin: siapa dulu kalo bukan Afrin😎

AFRIN ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang