Bagian 24

3.2K 228 0
                                    

Kemarahan itu seperti bola api, tapi jika kamu menelannya, itu akan lebih manis daripada madu. – Ali bin Abi Thalib•

"Assalamu'alaikum" Haykal membuka pintu ruang kerjanya dan melihat Andra yang asik dengan gadgetnya.

"Wa'alaikumussalam" jawab Andra tanpa melirik Haykal, takut kalau game yang dia mainkan berakhir.

Haykal duduk di kursinya lalu melihat jadwal pekerjaannya, tidak peduli apa yang dikerjakan oleh Andra.

"Sial gue mati" seru Andra membuat Haykal menggeleng-geleng kepalanya.

" Gak ingat umur lo,masih doyan main gituan ?" Tegur Haykal.

"Sekali-kali kalau bosan" sahut Andra.
"Noh cari istri, gak bakal bosan..malah dapat pahala" ujar Haykal.

"Yee..itu mah lain kal, kirain gampang cari istri yang baik" Andra meletakkan hp nya disampingnya.

"Lo yang bertugas membuat Istri lebih baik, Lo itu udah kerja, berpenghasilan tetap. Tunggu apalagi?" Haykal menatap sohibnya yang sudah berteman dengannya lebih kurang 6 tahun.

Selama mereka berteman, Haykal belum pernah mendengar pemangku bahwa sohibnya itu jatuh cinta. Entah karena itu termasuk privasi atau entah karena apa, Haykal bukan tipe orang yang terlalu ikut campur urusan orang. Termasuk urusan sahabatnya sendiri.

"Atau jangan-jangan Lo gak normal?" Tebak Haykal.

"Gak usah souzdon, gue masih normal" balas Andra.

"Tapi sayangnya wanita yang gue sukai mustahil untuk bisa gue miliki" ucap Andra sedih.

Haykal mengangkat alisnya bingung melihat raut wajah sedih Andra.

"Gak ada yang mustahil didunia ini, selama cara yang lo lakukan halal untuk mendapatkannya"ucap Haykal.

Andra tertawa sumbang mendengarnya.
"Lo benar, andaikan gue mengenalnya lebih dahulu, pastikan dia ada disamping gue saat ini" ujar Andra,lalu beranjak meninggalkan Haykal.

Haykal menatap kepergian Andra yang menurutnya terlalu dramatis. Sampai-sampai hp nya ditinggalkan.

~~~

Haykal mencari-cari keberadaan Afrin yang tidak kunjung dia temukan setelah pulang.

Saat Haykal pergi kebelakang, dia melihat Afrin sedang menyiram bunga ditepi kolam berenang.

Dengan gerakan hati-hati Haykal menghampiri Afrin tanpa Afrin sadari.

Afrin memegang mawar yang begitu indah dilihat, saat Afrin memegang tangkai bunga nya, tidak sengaja jari telunjuk Afrin mengenai duri.

"Ishh" ringisnya membuat Haykal berlari cepat menghampiri Afrin.

Sebelum Haykal benar-benar menghampiri Afrin, tidak sengaja kakinya tersandung dan akhirnya Haykal tercebur kedalam kolam renang.

"Abii.." seru Afrin ternganga melihat Haykal tercebur.

"Abi ngapain berenang sore-sore begini pakai kemeja? " Histerisnya melihat Haykal.

Haykal menggaruk tengkuknya yang tidak gatal " a..aku rasa hari begitu panas" jawabnya gugup.

Mulut Afrin berkedut menahan tawa, merasa tidak dapat menahannya, tawa Afrin akhirnya pecah mendengar jawaban Haykal.

"Ya ampun umi, jangan tertawa berlebihan" tegur Haykal. Akhirnya Afrin mengehentikan tawanya.

"Soalnya Abi lucu, kalau mau berenang ngapain pakai kemeja segala" ucapnya.

Haykal menghembuskan nafas berat
"sebenarnya aku kecebur bukan berenang"
Ujarnya.

"Lhoo kok bisa?" Tanya Afrin.

Haykal mengintruksikan kepada Afrin untuk mendekatinya didasar kolam renang.

"Kenapa?"bingung Afrin.
"Sini biar abu bisikin" jawabnya.

Afrin mengangguk dengan polosnya menghampiri Haykal.

Haykal menarik tangan Afrin ketika Afrin sudah mendekat membuat Afrin berteriak histeris.

"Abii..aku sudah siap mandi" serunya marah. Haykal tertawa tidak peduli Afrin marah padanya.

"Makanya jangan suka ngetawain suami kalau lagi menderita" kata Haykal menarik hidung Afrin.

"Ya mana aku tau kalau Abi keceburrrr" balasnya mencubit hidung mancung Haykal.

"Kalau gini kan capek mandi terus-terusan" keluhnya.

"Biar abi aja  yang mandiin" goda Haykal.
Afrin mencipratkan air ke wajah Haykal.
"Gak usah mesum" kesal Afrin.
"Lah mesum sama istri sendiri"sahut Haykal.

Afrin memilih menjauh dari Haykal karena merasa pipinya panas.

"Mau kemana?" Seru Haykal melihat Afrin keluar dari kolam.

"Mau bilang sama mama kalau Abi nakal" sahut Afrin.

"Bilangin aja,mama pasti setuju" teriak Haykal.

"Abi tidur dikamar atas aja"balas Afrin.
Haykal melotot mendengarnya.
"Ampun Sayang..." Teriak Haykal keluar dari kolam renang dan berlari mengejar Afrin.

***
#dirumahaja★






AFRIN ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang