Bagian 27

3.3K 224 1
                                    

Lelaki yang baik tidak akan bermain-main dengan cinta, sebab dia tahu kata cinta menuntut tanggung jawab.

Andra mengajak Haykal untuk bertemu di taman belakang rumah sakit. Awalnya Haykal tidak mau karena merasa aneh dengan sohibnya yang tumben mengajaknya ke taman. Karena Andra memohon untuk sekali itu saja, Haykal pun mengiyakan.

Andra menyesap kopi yang ada ditangannya sambil melihat ke atas, mungkin sedang menikmati indahnya alam.

Haykal berdehem memberi kode bahwa dia sudah datang. Andra menoleh ke arah Haykal lalu menampilkan senyum Pepsodent nya.

"Gue ragu Lo bakalan gak datang" Ucapnya. Haykal memilih duduk disebuah gazebo tak menanggapi Andra.

"Lo mau ngapain nyuruh gue kesini?" Tanya Haykal to the poin. 

Andra meletakkan kopinya dan duduk didepan Haykal. Dia memandang Haykal dengan pandangan yang sulit untuk Haykal artikan.

"Setelah gue ngomong nanti, lo boleh marah sama gue" ucap Andra membuat Haykal menaikkan alisnya bingung.

Andra tertawa sumbang melihat ekspresi Haykal, "Lo tau selama ini gue suka sama seseorang tapi gak gue bilang sama lo ?"
Haykal menggeleng.

"Sebelumnya gue mau minta maaf sama lo" ujar Andra.

"Karena" tanya Haykal sudah tidak mengerti apa yang temannya katakan.

"Karena gue menyukai Afrin" jawab Andra menatap Haykal tepat dibola matanya.

Hening mendominasi, hanya beberapa kicauan burung dan jangkrik yang terdengar.

Haykal berdiri ingin beranjak pergi dari hadapan Andra.

"Diam gak nyelesain masalah kal!" Seru Andra membuat Haykal berhenti.

"Silahkan lo kalau mau marah, gue gak keberatan lo kasih gue bogem mentah saat ini" lanjut Andra.

Haykal kembali berjalan ke arah Andra dan dan langsung melayangkan tinjunya ke wajah tampan Andra. Hanya satu kali.
Haykal tidak ingin terlalu dikuasai setan dalam amarahnya.

Darah mengalir dibibir Andra, tapi Andra hanya tersenyum tak membalas Haykal.

Setelah itu Haykal pun pergi tanpa memperdulikan keadaan Andra, Andra pun tidak ingin dipedulikan.

"Dasar bocah" ucap Andra pelan setelah Haykal pergi.

Haykal membuka pintu ruangannya dengan wajah memerah menahan amarah, tapi saat melihat seseorang yang dicintainya tertidur disofa
amarah Haykal meluap seketika.

Haykal menghampiri Afrin dan mengusap pipi Afrin pelan sehingga Afrin perlahan-lahan membuka matanya.

"Kok tidur disini?" Tanya Haykal lembut. Afrin tersenyum lalu mengambil rantang yang sudah dia siapkan untuk makan siang suaminya.

"Tadi aku kesini buat anterin makan siang, tapi Abi gak ada. Jadinya nungguin Abi sampe ketiduran" jawabnya.

"Kenapa gak hubungi Abi sayang?" Kata Haykal memeluk Afrin erat.

"Maunya suprise" jawab Afrin didalam pelukan Haykal.

Afrin mengernyit bingung saat Haykal tak kunjung melepaskan pelukannya. Afrin menepuk pelan punggung Haykal untuk melepaskannya.

"Abi kenapa peluknya lama banget kayak gak pernah ketemu aja" bingungnya.

Haykal tambah memeluk erat Afrin tanpa membalas pertanyaan istrinya itu.

"Abi..sesak nafas" keluhnya membuat Haykal melepaskan pelukannya dan terkekeh melihat wajah merah Afrin.

"Maaf, soalnya kamu buat aku kangen"  ujarnya. Afrin mencibir Haykal lalu membuka rantang makanannya.

"Abi belum makan kan, ini aku buatin makanan kesukaan Abi. Sup kari ayam".

Haykal menatap Afrin yang asik menyusun rantang sambil berceloteh.

Haykal tidak bisa membayangkan bagaimana Afrin akan meninggalkannya nanti, bagaimana dia akan melihat Afrin bersama orang lain, dan itu membuat Haykal tidak ingin melepaskannya. Dia sudah terlalu mencintai wanita itu.

"bi..Abi kok ngelamun, ayo makan" omel Afrin.

"Aku mencintaimu" ujar Haykal membuat Afrin terdiam. Bukan sekali dua kali Haykal mengatakannya, tapi tetap saja Afrin masih deg-degan mendengarnya.

"Iya aku tau" jawab Afrin akhirnya setelah mengatur detak jantungnya.

"Bukan itu jawabannya" ucap Haykal masam. Afrin terkekeh melihat wajah masam Haykal.

"Lalu?" Tanyanya pura-pura tidak tahu.
"Entahlah" jawab Haykal dengan wajah yang sangat tidak enak dipandang.

Afrin tertawa kecil lalu mencium pipi Haykal dengan gerakan cepat ,membuat senyum Haykal merekah seketika.

"Gak lebih?" Goda Haykal. Afrin menggeleng kepalanya cepat.

~~~

"Mas, tadi aku liat Afrin" kata Malika saat mengobati luka Andra.

Andra menatap Malika yang masih fokus mengobati luka Andra.

"Kamu gak ganggu dia kan" tanya Andra dengan mengintimidasi.

"Gak" jawab Malika.

Andra menghembuskan nafasnya lega, dia kira Malika akan melakukan hal yang tidak-tidak kepada Afrin karena dendam kusumatnya itu. Apalagi Afrin sedang hamil.

"Gimana, enak gak kena bogem mentah dari suami orang?" Ledek Malika.

"Banget" jawab Andra asal.

***
Assalamualaikum....
-semangat puasanya bagi yang puasa









AFRIN ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang