Bagian 8

3.7K 267 3
                                    

Next reading!

Malika terus mengikuti kemana Haykal pergi, sehingga membuat Haykal geram.

"Malika,apa kamu tidak ada pekerjaan hingga kamu mengikuti saya terus?" Tanya Haykal

"Aku mau ngomong sama kamu, kenapa kamu cuek banget sama aku?"tanya Malika.

Haykal memandang tajam kearah Malika "kamu tanya kenapa?, karena kamu sudah mengganggu istri saya!" Jawab Haykal lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Malika tidak terima dengan jawaban Haykal dan diapun semakin gencar mengikuti Haykal.

Andra yang baru keluar dari ruang rawat melihat Malika mengikuti Haykal dibelakang.

"Malika"panggil Andra.

Malika menoleh sebentar lalu kembali mengikuti Haykal tanpa memperdulikan Andra yang  memanggilnya.

Andra menghembuskan nafas kasar,adiknya itu sangat keras kepala.

Haykal masuk keruangannya menghempaskan tubuhnya keatas kursi kerjanya.

Malika pun duduk didepan Haykal memasang wajah cemberut.

Haykal sangat risih dengan keberadaan Malika.

"Tidak bisakah kau membiarkan saya istirahat?" Tanya Haykal dengan suara frustasi.

"Gak,aku mau mastiin kalau kamu tidak benar-benar suka sama istri kamu kan?" Tanya Malika penuh harap.

Haykal memejamkan matanya tidak menjawab pertanyaan Malika.

"Haykal aku ngomong sama ka_"

"Malika"panggil Andra masuk begitu saja keruangan Haykal menghentikan perkataan Malika.

"Apa sih mas,ganggu aja"kesal Malika.

"Keluar kamu sekarang,tugas kamu bukan ngikutin laki-laki, yang bukan muhrim kamu" tegur Andra tegas.

Malika berdiri dengan kesal dan melangkah keluar.

Andra menghampiri Haykal yang terlihat lelah.

"Maafin adik gue,gue gak tau gimana cara ngerubah sikap kekanakan dia"ujar Andra duduk didepan Haykal.

"Gue mau adik lo gak ganggu Afrin lagi" ucap Haykal.

"Ya ya ya,gue tau..gue pasti awasi dia"balas Andra.

"Lo udah makan siang?"tanya Andra.

"Belum,gue mau sholat dulu"jawab Haykal lalu pergi keluar.

~~~

"Bun, ngapain sih bunda nanya kayak gitu?"kesal Afrin.

"Ya kan wajar sayang,bunda sama mama Lani udah gak sabar gendong cucu,iya kan Lan?"kata Ratna meminta persetujuan Lani.

Lani mengangguk mengiyakan.
"Iya nak,kamu gak usah malu gitu"ucap Lani.

AFRIN ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang