Bagian 4

4K 295 1
                                    

Happy reading!
***

Tersisa seminggu lagi, pernikahan Haykal dan Afrin akan digelar.Afrin semakin gila dibuatnya.

Tidak ada yang mendengar permintaan Afrin yang tidak mau menikah.Dia merasa semua orang menari diatas penderitaannya.

Berbagai cara sudah Afrin utarakan,tapi tidak ada yang percaya.Pernah Afrin mengancam untuk kawin lari dengan pacarnya.Tentu saja tidak ada yang percaya karena Ayahnya sudah mengintai gerak gerik Afrin sebulan belakangan.Tapi tidak ada tanda-tanda dia punya pasangan.

Afrin merasa putus asa sekarang.Pernah dia berpikir apa dia kabur saja.Tapi tidak mungkin, ayahnya pasti menarik semua fasilitas yang dia punya.

Seseorang membuka pintu kamar Afrin,seorang wanita paruh baya tersenyum kearah Afrin.Siapa lagi kalau bukan Ratna,bunda Afrin.

Afrin memasang muka merajuk,tanda dia tidak menyambut kedatangan bundanya.

Ratna tersenyum melihat tingkah laku putrinya itu.

"Sayang..kok mukanya kayak pantat ayam sih" ledek bundanya.

Afrin cemberut mendengar Ratna meledeknya.

"Afrin lagi ga mood ngomong Bun"tukasnya.

Ratna mengelus rambut Afrin,lalu menerawang kedepan melihat Afrin yang akan bahagia nantinya.

"Bun,bunda ngapain ngelamun?"tanya Afrin.

"Gak kok,bunda cuma bahagia.Akhirnya putri bunda akan segera menempuh jalan terbaik" jawab Ratna dengan mata berkaca-kaca.

Afrin yang melihat mata bundanya berkaca-kaca merasa hati kecilnya bergerak.

"Apa segitu bahagianya bunda liat Afrin bakal nikah?"tanya Afrin.

Ratna mengangguk"seneng banget malah,bunda tau ini yang terbaik buat kamu makanya bunda bahagia"ujar Ratna.

Entah kenapa,Afrin merasa dia harus mengabulkan kebahagiaan bundanya.Apa dia harus merelakan dengan ikhlas.
Tapi dia masih takut jika dia tidak akan bahagia nantinya.

Bundanya pernah bilang, bahwa kebahagiaan sudah diatur oleh Allah.Afrin merasa bersalah karena tidak meyakini ketentuan Allah.

Baiklah,Afrin akan mengabulkan kebahagiaan yang bundanya inginkan.

Melihat Afrin yang melamun,Ratna menggoyangkan bahu Afrin.

"Eh iya Bun,apaan?" Tanya nya setelah sadar.

"Duh kamu ini,pasti lagi mikir buat cari alasan biar gak jadi nikah kan?" Tanya Ratna.

Afrin menggeleng cepat"bunda main soudzon sama anak sendiri,dosa Bun" jawabnya membuat Ratna terkekeh.

"Lah..lalu apa yang kamu lamunin?"tanya Ratna.

"Gak ada kok bun,bunda keluar dulu ya,Afrin mau mandi.Katanya mau cari baju pengantin sama cincin" ujarnya lalu berjalan melangkah kedalam kamar mandi.

Ratna dibuat bengong oleh kata-kata Afrin.Secara tidak langsung Afrin menyetujui pernikahannya.Seketika membuat Ratna melengkungkan kedua sudut bibirnya.
"Alhamdulillah,makasih ya Allah"syukurnya.

AFRIN ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang