Bagian 26

3.3K 227 3
                                    

"Islam menaikkan derajat wanita dari dasar bumi hingga pada akhirnya surga diletakkan di bawah kakinya." (Dr. Maulana Ansari)

Haykal memandang cemas ke arah istrinya yang susah menuruni tangga. Anehnya Afrin tidak ingin Haykal membantunya walaupun Haykal saat ini sudah didepan Afrin, takut jika Afrin akan jatuh dan pikiran negatif lainnya memenuhi otaknya.

Karena kandungan Afrin sudah membesar, dia sedikit kesusahan untuk berjalan.

"Ayolah mi, aku gendong ke bawah aja yah..,nanti kamu lelah" bujuk Haykal.

Afrin menggelengkan kepalanya lagi, entah sudah berapa Haykal membujuknya dari tadi. Afrin bukan tidak mau dibantu Haykal, dia hanya takut jika Haykal keberatan.

"Kalau umi gak mau yaudah, silahkan!" Kata Haykal dengan nada menyerah.

Afrin membalas tersenyum lembut lalu kembali berjalan, tidak sampai dua tangga, tubuh Afrin langsung di angkat oleh Haykal.

"Abiiii..." Teriaknya kaget. Haykal tidak mempedulikan Afrin yang meronta-ronta. Dia tidak ingin mengambil resiko besar dalam membiarkan Afrin seperti itu, bisa-bisa dia akan dipecat menjadi anak Lani jika terjadi sesuatu dengan menantu kesayangannya.

Haykal mendudukkan Afrin di atas sofa, lalu menatap tajam ke arah istrinya itu.

Afrin tidak menatap Haykal yang memandang tajam padanya. Biarkan saja Haykal marah padanya, nanti juga baik sendiri, pikirnya.

Haykal menghembuskan napas berat lalu mengambil tangan Afrin.

"Sayang.. kamu tau kan, apa yang tadi kamu lakukan itu sangat bahaya buat kamu dan anak kita. Jangan lakukan lagi ya" ujar Haykal lembut mengusap punggung tangan Afrin.

Akhirnya Afrin menatap Haykal dengan pandangan yang berkaca-kaca sehingga membuat Haykal khawatir.

"Jangan nangis, aku nasehatin kamu demi kebaikan kamu" ucap Haykal menghapus air mata Afrin yang jatuh.

"Enggak kok, aku suka Abi perhatian kaya gini" ucap Afrin menghentikan tangisnya.

"Lah..lalu kenapa nangis?" Bingung Haykal.

"Aku liat cicak jatuh diatas itu, jadi kasian jadinya" jawab Afrin polos menunjuk ke arah lemari.

Haykal menggaruk kepalanya bingung harus berkomentar apa. Selama hamil Afrin sangat sensitif. Kadang Haykal sungguh bingung menghadapinya.

Akhirnya Haykal membawa Afrin kepelukannya lalu mengusap kepala Afrin
"Kamu lucu ya kalau lagi hamil" kata Haykal, Afrin mendongak menatap Haykal.

"Lucu?"tanyanya. Haykal mengangguk "gemas aku liat kamu" katanya mencubit hidung mungil Afrin yang memerah setelah menangis.

***
Assalamualaikum
Pendek ya,efek puasa hehe


AFRIN ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang