Bagian 18

3.1K 205 0
                                    

Belajarlah tentang kesabaran dari Asiyah, kesetiaan dari Khadijah, kesucian dari Maryam, ketulusan dari Aisyah, ketabahan dari Fatimah.

"Pamannn.. Khadijah mau itu!" Tunjuk Khadijah ke arah penjual es krim.

"Oke, Khadijah tunggu disini dulu ya,paman beli dulu". Khadijah mengangguk

"Khadijah mau rasa coklat paman" Ucapnya. Feri menunjukkan jempol nya dan membeli es krim yang diinginkan Khadijah.

Setelah Feri membelikan Khadijah es krim,dia melihat siluet wanita yang dikenalnya sedang duduk melamun di taman rumah sakit, tidak jauh darinya. Bagaimana mungkin dia tidak menyadarinya.

"Khadijah,kita ke tante Afrin yuk!" Ajak Feri.

Mata Khadijah berbinar mendengar nama Afrin, Khadijah mencari dimana Afrin berada. Feri menunjuk Afrin yang berada tidak jauh dari mereka.

"Yuk paman.. Khadijah kangen tante Afrin",Feri mengangguk lalu berjalan ke arah Afrin.

"Paman, Khadijah mau ambil bola dulu ya,"ucap Khadijah.
"Jangan hilang lagi ya" nasehat Feri.
"Gak paman" balasnya.

Saat Feri semakin mendekat melangkah ke arah Afrin, samar-samar dia mendengar Afrin sedang berbicara.

"apa kau juga merasakan kesedihan ibumu? Aku harap tidak" kata Afrin mengusap perutnya membuat Feri mengerti bahwa Afrin sedang hamil sekarang. Tapi kenapa dia bersedih? , pikir Feri.

"Bagaimanapun bathin seorang anak terikat kuat dengan ibunya, dia pasti sedih jika ibunya sedih" kata Feri membuat Afrin menatapnya terkejut.

"Kau hamil? Selamat" ucap Feri memberikan selamat.

Seketika Afrin mengembangkan senyumnya" terimakasih Feri".

"Tante Afrin...." teriak seorang gadis langsung memeluk Afrin erat.

Afrin juga membalas pelukan Khadijah"Hey gadis manis.." .

"Khadijah rindu Tante" ucap Khadijah menyiratkan kerinduan yang begitu dalam.

"Tante juga rindu kamu sayang.." balas Afrin mengecup pipi kanan Khadijah sayang.

"Tante mau eskrim?" Khadijah menyodorkan es krim coklatnya yang masih terbungkus. Afrin menggeleng tersenyum.

"Kok aku dicuekin ya?" Sindir Feri. Afrin dan Khadijah menoleh ke arah Feri yang masih setia berdiri didepan mereka.

"Paman cemburu?" Tanya Khadijah polos. Feri tertawa mendengar Khadijah. "Gak kok, senang malah." Jawab Feri.

"Oh iya tante Afrin, Khadijah besok mau ulang tahun,tante datang ya" ujar Khadijah menunjukkan undangan ulang tahunnya yang ke 9 tahun.

Melihat mata Khadijah yang berbinar-binar,Afrin tidak tega menolaknya"insyaallah tante datang".

"Janji?" Khadijah mengangkat jari kelingkingnya untuk mengikat janji dengan Afrin. Afrin menautkan kelingkingnya dengan kelingking Khadijah "janji".

AFRIN ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang