Bagian 21

3.4K 245 1
                                    

Jadilah seperti bunga yg memberikan keharuman bahkan kepada tangan yg telah merusaknya. – Ali bin Abi Thalib



Bau harum menyeruak dari arah dapur, membuat cacing perut Haykal berdemo agar diberi makan.

Sebelum turun kebawah Haykal berpikir keras, bagaimana cara agar dia dapat sarapan. Hey,ini adalah rumahnya dan yang sedang memasak adalah istrinya. Kenapa Haykal jadi gengsian seperti ini.

Afrin ingin memanggil Haykal untuk sarapan, tapi takut Haykal mengabaikannya lagi. Lebih baik dia sarapan terlebih dahulu, nanti juga Haykal akan sarapan sendiri, pikirnya.

10 menit, Haykal masih bertahan dengan perut kosongnya. 20 menit, Haykal benar-benar ingin meluapkan gengsi nya. 30 menit, perut Haykal benar-benar tidak bisa berkompromi lagi. Biar saja apa pendapat Afrin nanti, yang penting dia hanya perlu mengenyangkan cacing perutnya saat ini yang berteriak minta diisi.

Saat Haykal kedapur, tidak ada siapa-siapa. Sepucuk surat terselip dibawah piring yang sepertinya sengaja dihidangkan untuknya.

Haykal membuka surat tersebut , melihat nama Afrin tertera di dibawahnya.

"Selamat pagi, maaf jika hanya ini yang bisa kumasak untukmu, aku izin keluar untuk pergi ke suatu tempat. Semoga kau menyukai masakan ku, Afrin".

Haykal menatap masakan yang dimasak Afrin. "Hanya ini?, wahh.. ternyata dia mempunyai selera yang begitu tinggi" ucap Haykal melihat hidangan yang begitu dia sukai, kari ayam.

Setelah merasa kenyang, Haykal melihat sekeliling rumah. Sangat kurang kerjaan.

"Mengapa aku membeli rumah semewah ini untuknya?" Tanya nya pada dirinya sendiri.

Saat Haykal membuka pintu keluar, beberapa orang berdiri tegap didepan gerbang.

"Apa aku menyewa satpam sebanyak ini? Astaga Haykal, sejak kapan kau seperti orang buronan pakai penjaga sebanyak itu?" Serunya bertanya pada dirinya sendiri.

Bunyi klakson mobil membuyarkan lamunan Haykal dari pikiran bertanya nya dari jumlah penjaga rumah.

Terlihat Afrin keluar dari sebuah mobil yang dibukakan oleh Andra.

"Apa kau habis jalan-jalan?" Tanya Haykal kepada Andra, padahal sebenarnya dia tengah menyinggung Afrin.

"Andaikan seperti itu" jawab Andra.
Afrin diam tidak mengerti apa yang dibicarakan Andra dan Haykal.

"Terima kasih Andra, sudah mengantarkan ku" ucap Afrin tersenyum ramah kepada Andra.

"Sama-sama, lain kali jangan pernah pergi sendirian. Itu bisa membuatku khawatir" kata Andra menggoda Afrin.

Yang digoda tidak begitu peka dengan apa yang diucapkan Andra. Afrin segera cepat masuk karena merasa pusing. Biarlah mereka berdua mengobrol.

"Kau tidak bisa menggoda istri orang Andra" kata Haykal setelah Afrin masuk kedalam.

"Hahaha lo benar juga, tapi kalau suatu hari lo gak pernah ingat dia lagi. Gue jamin gue yang gantiin Lo" canda Andra membuat Haykal diam.

AFRIN ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang