[3]

8.8K 1.2K 231
                                    

Saat kesadarannya kembali, Seokjin tak langsung membuka mata. Untuk sesaat, ia terlena akan empuk ranjang di bawah tubuhnya, aroma maskulin yang tercium lembut, juga selimut tebal yang membalut tubuh telanjangnya. Seokjin ingin melanjutkan tidur lagi. Terlebih, telinganya sayup-sayup mendengar suara hujan. Waktu yang indah untuk melanjutkan tidur.

Tunggu. Tubuh telanjang?

Di detik itu juga kepingan ingatannya kembali. Kereta kuda. Cangkir teh. Obrolan singkat. Dan juga... pandangan yang tiba-tiba menggelap.

Seokjin membuka mata dengan jantung berdegub kencang saat menyadari kalau ia bukan berada di kamarnya. Pantas saja semuanya aneh. Tempat tidur miliknya tidak pernah selembut dan seempuk ini. Aroma yang ia hirup juga bukan aroma yang familiar. Semuanya terasa asing. Ruang kamar ini, dimana?!

Pandangannya menelisik ke sekitar, benar-benar tidak mengenali ruang kamar yang super mewah ini. Saat mendudukkan diri dan mengintip ke balik selimut, Seokjin mendesah lega mendapati hanya pakaian atasnya yang tertanggal, sementara celananya masih terpasang, baik-baik saja.

Pintu kamar terbuka—secepat kilat Seokjin menarik selimut yang tadi terjatuh di pinggang untuk kembali menyelimutinya hingga kepala. Matanya menatap Namjoon yang muncul dari pintu dengan tatapan marah.

 Matanya menatap Namjoon yang muncul dari pintu dengan tatapan marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah kuduga kau memasukkan sesuatu ke dalam teh itu!"

Namjoon tertawa. Di tangannya ada sebuah nampan lebar berisikan bubur beraroma nikmat, dan juga segelas susu. Ia meletakkan nampan itu di atas meja baru kemudian berjalan mendekat ke ranjang dengan tangan terlipat di depan dada.

Seokjin otomatis meringsut ke belakang.

"Aku tidak memasukkan racun, hanya obat tidur. Buktinya, kau bangun sehat-sehat saja 'kan?"

Masih tidak terima akan perlakuan Namjoon yang seenaknya, Seokjin kembali berujar dengan berang, "Sama saja seperti kau menculikku!"

Namjoon tidak dapat menahan tawanya—kali ini lebih lebar dari sebelumnya. Ia benar-benar sangat menikmati perubahan mimik wajah Seokjin yang menurutnya, well... cukup menghibur dan menyenangkan.

"Mana ada seseorang yang menculik kekasihnya, Seokjin."

Seokjin tergagap, "K-kekasih—apa?"

Dengan santai, Namjoon duduk di tepi ranjang—mengabaikan gerakan tubuh Seokjin yang semakin meringsut jauh dengan tangan menggenggam selimut kuat-kuat.

"Sementara kau tertidur disini, rumor yang aku inginkan sudah tersebar. Mengenai anak Duke Kim yang menolak semua gadis dan malah mengencani seorang bangsawan Baron pengelola toko pakaian keluarga. Hubungan mereka sudah terjalin selama tiga bulan secara sembunyi-sembunyi dan pada akhirnya ketahuan saat kau datang ke mansion Duke Kim dan menginap di kamar yang sama denganku."

Seokjin membelalakkan mata, bahkan mulutnya juga ikut menga-nga saat mendengar penuturan paling tak masuk akal yang pernah ia dengar. Namjoon mengangkat sebelah alisnya, menantang.

RED TATTOO | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang